12

4.7K 250 8
                                    

"Aku ingin bahagia, tapi sepertinya aku harus membayar mahal untuk itu. Sangat mahal sehingga orang seperti ku tidak mampu mendapatkan nya."

-Na Jaemin-
___________________________________________________

JAEMIN baru tiba di pusat kota, setelah banyak menimbang nimbang malam itu. Paginya ia benar benar langsung pergi dengan menaiki kereta, tidak butuh waktu lama ia sudah tiba di pusat kota.

Ia berjalan di tepi taman yang ramai pengunjung, tengah mencari halte untuk segera tiba di rumah keluarga Nakamoto, ia benar benar sudah sangat merindukan Bundanya—winwin—pastinya ia juga merindukan Renjun dan Yuta.

Namun tidak jauh dari tempatnya berjalan dengan Jisung di gendongan nya, suara riuh orang orang membuat nya penasaran. Ia membawa langkahnya untuk mendekat,  seperti telah terjadi sebuah insiden kecelakaan. Benar saja, setelah itu menerobos keramaian, ia meringis menatap seorang pria yang di keluarkan dari mobil.

Saat wajah orang itu terlihat, mata nya membola ia segera berlari dan berteriak "AYAH!!!"

Disini lah Jaemin sekarang, duduk di kursi tunggu dengan memeluk erat tubuh sang putra. "AYAH!!" Jaemin sedikit mendongak melihat 2 orang yang mendekat ke pintu ruangan Yuta di rawat.

"Renjun tenangkan dirimu, paman Yuta sedang dirawat oleh dokter. Kita doakan saja yang terbaik untuk beliau."

"Tidak Guan, aku benar benar takut terjadi sesuatu terhadap ayah. Sudah cukup Bunda yang sakit, jangan sampai ayah malah pergi ninggalin aku dan Bunda sendiri."

"Jangan berkata beg—"

"Bunda sakit?" Guanlin dan Renjun reflek menoleh ke arah samping. Disana terdapat pria manis yang berdiri dengan memeluk seorang bayi di dalam gendongannya, tampak bayi tersebut masih sangat kecil.

"Kau?"

"J- Jaemin?"

"Koko... Aku tidak melihat bunda, dimana dia? Aku juga mendengar Koko mengatakan jika bunda sakit... Katakan jika aku salah dengar?"

Renjun merapatkan bibirnya, ia tersentak ketika Guanlin menyentuh bahunya. Ia melirik Guanlin yang tersenyum kemudian mengangguk. Mau tidak mau ia harus membawa Jaemin kepada Winwin yang kebetulan juga dirawat di rumah sakit ini.

"Bunda..." Jaemin menyentuh tangan pucat Winwin, matanya menatap sendu sang Bunda yang setia menutup mata. Keadaan Winwin sungguh tidak baik baik saja.

Guanlin yang tengah menggendong Jisung itu menyentuh bahu Renjun dan mengkode untuk keluar. Renjun melirik sebentar ke arah Jaemin yang tampak terisak disamping Winwin, ia menunduk dan memilih untuk keluar bersama Guanlin.

Winwin yang merasa terusik dengan tangisan seseorang pun membuka matanya dan menyesuaikan cahaya yang masuk. Berusaha mengenali seseorang yang berdiri dihadapannya, setelah berhasil menangkap, dada Winwin terlihat naik turun.

"K- kau?"

"Nana rindu Bunda~ hiks Nana rindu... Nana mau peluk Bunda sekali aja boleh?" Winwin mati Matian menahan tangis nya namun lahar bening itu keluar tanpa disuruh. Pecah sudah tangisan Winwin, dengan tenaga yang ia punya ia beranjak dari tidur nya kemudian merentangkan tangannya.

"Kemarilah.." Jaemin beringsut dan tidak mau berlama lama lagi, dengan cepat ia memeluk tubuh winwin seerat mungkin. Ini pertama kali nya ia merasakan pelukan sang bunda, benar benar pertama kali.

"Bundaaa..."

"Putraku!" Keduanya berpelukan dengan sangat erat, Jaemin benar benar bahagia sekarang. Benar benar bahagia, ketiga kalinya ia merasakan bahagia yang luar biasa.

Uri Jaemin (Nomin) ✔️Where stories live. Discover now