Bab 10

78.4K 1.6K 73
                                    

Boy memarkirkan motornya dipekarangan rumah Baby lalu melepas helm yang ia pakai. Setelah sedikit merapikan penampilannya sambil bersiul pelan Boy melangkah menuju pintu utama rumah. Saat tangannya baru terulur untuk menekan bel, Boy dikagetkan dengan suara teriakan Baby yang terdengar menggelegar dari dalam rumah. Mendengarnya tentu Boy panik, ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada sang kekasih.

Maka dari itu, tanpa membuang waktu Boy mendorong daun pintu dihadapannya hingga terbuka lebar. Dengan langkah menderap lebar ia  memasuki rumah untuk mencari keberadaan sang kekasih. Boy bisa langsung menemukan keberadaan Baby di dekat tangga bersama si kecil Kevan.

"Kenapa, By?" Tanya Boy, kepanikan tergambar jelas dari wajahnya. Ia berjalan semakin mendekat, lalu ikut bergabung duduk disamping Baby yang kini duduk di ujung anak tangga.

"Kevan bisa jalan" balas Baby berseru kegirangan, sambil memeluk erat tubuh adik laki-lakinya. Sama seperti Boy, dari raut wajahnya sepertinya Kevan juga kaget mendengar teriakan menggelegar dari sang Kakak.

"Astaga, gue kira kenapa" Boy bisa menghembuskan nafas lega, ia tadi mengira sudah terjadi sesuatu yang buruk pada Baby.

Boy berdiri, berjalan menjauh sekitar 3 meter dari Baby dan Kevan. Kemudian ia berjongkok sembari merentangkan tangannya meminta si kecil Kevan untuk mendekat.

"Sini!"

Baby menurunkan Kevan dari gendongannya lalu mengarahkan tubuh gembul adik kecilnya itu ke arah Boy. Baby kembali berseru kegirangan saat dengan langkah tertatih kaki gempal Kevan berhasil menghampiri Boy.

Baby mendekati Kevan yang kini ada dalam gendongan Boy, lalu menghadiahi banyak kecupan gemas di pipi tembamnya hingga membuat adik laki-lakinya itu tertawa kegelian. Setelah puas Baby mengajak pindah ke ruang keluarga, Boy yang masih menggendong Kevan mengikuti dari belakang.

"Om sama Tante kemana?" Tanya Boy, karena suasana rumah tampak sepi. Tak ada juga Lea yang biasanya selalu menyambutnya dengan heboh setiap ia datang berkunjung.

"Pergi cari peralatan sekolah Lea. Kevan sama gue gak ikut" balas Baby, ia menghempaskan tubuhnya di atas sofa. Sedangkan Boy memilih duduk dilantai yang sudah dilapisi karpet. Disekitarnya berhambur banyak mainan Kevan. Boy meraih salah satu mainan edukasi lalu mulai mengajak Kevan bermain.

"Mau minum apa?" Tanya Baby, teringat belum memberi tamunya minuman.

"Kopi aja" Balas Boy, tanpa menoleh.

Baby kembali bangkit, pergi kearah dapur membuatkan minuman untuk Boy. Sedangkan Boy masih bersama Kevan yang kini mulai tak bisa diam merengek ingin kembali berjalan. Boy kemudian meraih push walker milik Kevan, membiarkan bocah itu berkeliling ruangan sambil mendorong alat bantu jalannya.

Hingga tak lama Baby kembali dengan membawa nampan yang diatasnya berisi kopi, air mineral dan beberapa cemilan untuk Boy, selain itu Baby juga membuatkan sebotol susu untuk Kevan.

"Kok enggak bilang mau ke rumah?" Tanya Baby, sambil menyimpan apa yang ia bawa di atas meja yang jauh dari jangkauan Kevan.

"Lo gak baca chat dari gue?" Boy malah balik bertanya, tadi sebelum berangkat ia memang sempat mengirim pesan kepada Baby.

"Handphone gue dikamar"

"Tadinya gue mau ajak lo jalan" ucap Boy, yang tahu hari ini adalah jatah libur Baby ia juga sengaja mengambil libur.

"Mager, lagian Kevan enggak ada yang jaga" balas Baby, kembali duduk di tempatnya. Sebenarnya ada Rayi, tapi Baby tentu tak tega menitipkan Kevan kepada Rayi yang baru sampai tadi malam. Kakaknya itu sedang beristirahat.

"Dek, susu!" Ucap Baby, sambil menggoyangkan botol susu yang ia pegang untuk menarik perhatian Kevan. Benar saja mata bocah itu langsung berbinar melihatnya. Kevan melupakan push walkernya dan memilih merangkak dengan cepat menghampiri Baby. Karena Kevan tak mau Baby pangku, bocah itu kini sedang asik menyedot botol susunya sambil tiduran diatas karpet.

Baby Boy [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang