BAB 8

36 10 0
                                    

Seorang gadis duduk termenung di halaman belakang rumah, menatap orang-orang yang berlalu-lalang sejak tadi. Waktu berganti dengan sangat cepat, segala persiapan pernikahan sudah hampir rampung, semua sanak saudara telah berkumpul sejak satu hari sebelum malam pergantian tahun.

" Sendiri aja dek?" Tanya seseorang yang ikut duduk disamping Nur

Nur tersenyum kecil, akhir-akhir ini gadis itu sering melemparkan senyuman kecil pada semua orang " katanya mau ke butik?"

" Sebentar Pi kak" jawab Nur sembari memperbaiki posisi duduknya.

"Owh, sama siapa ke sananya?" Tanyanya lagi pada adik sepupunya yang sebentar lagi berganti status.

"Sama Fat, Kak Tenri" jawab Nur

Andi Tenri Aulia Arumi, perempuan cantik yang memiliki paras anggun. Wajahnya putih bersih berbetuk oval dengan pipi yang tembem, " Bagaimana rasanya mendekati hari pernikahan?" Tanya Tenri melirik kearah Nur sembari menikmati Es kopi yang dibawanya.

Nur menggelengkan kepalanya " tidak tau, ada rasa yang tak bisa dideskripsikan dengan kata" mendengar jawaban adik sepupunya itu Tenri hanya tertawa kecil, ia tau bahwa gadis di sampingnya ini tak bisa menjelaskan perasaannya sendiri.

" Nur, calon suami datang menjemput!!" Teriak Jalal berjalan kearah keduanya sambil membawa tumpukan kue yang sempat ia curi di dapur tadi.

" OOO..dijemput calon" goda Tenri Menaik turunkan alisnya

Nur langsung beranjak dari sana sebelum dua kakak sepupunya itu menggodanya " Nur duluan Kak" pamitnya tergesa-gesa

" Cieee..." Goda Jalal saat Nur berjalan kearahnya. Nur menatap malas kearah Jalal, lalu memasukkan dua potong kue kedalam mulut Jalal sekaligus.

Sementara di halaman depan rumah, Fat sudah berdiri di samping sang eyang dengan wajah mengantuk, " nah, ini nak Nur" ucap Puang Eyang melihat Nur berjalan mendekati ketiganya.

Laki-laki berambut putih itu menepuk pundak Fat agar cucunya itu membuka matanya" yasudah kalian segera berangkat, biar Bunda mu dan uminya nak Fathur tidak menunggu terlalu lama"

Yah, bunda Nur dan calon besannya sudah menunggu di butik sejak tadi, dua perempuan itu sangat bersemangat untuk mempersiapkan pernikahan Fathur dan juga Nur.

" Kami berangkat dulu Puang " Pamit Fathur sembari menyalami Puang Eyang diikuti dengan Nur dan Fat.

" Puang Eyang percaya dengan Kamu" bisiknya ditelinga Fat, sementara Fat membalas dengan menganggukkan kepala. Seperti biasa gadis itu diperintahkan untuk mengawasi sang calon pengantin. Bukan mengawasi jarak lagi, namun agar hubungan Fathur dan Nur semakin dekat.

" Di sampingnya ko Pak Fathur" ucap Fat saat Nur ingin duduk di belakang, ia membukakan pintu untuk Nur dan sedikit mendorong tubuh sepupunya untuk segara masuk. Sementara Nur sudah membulatkan kedua matanya menatap Fat

" Keluar nanti mata mu" ujar Fat saat berhasil membuat Nur duduk di samping kemudi, sementara gadis itu mendudukkan dirinya dibangku belakang yang kosong, menyandarkan tubuhnya karena ingin melanjutkan tidur yang sempat tertunda tadi.

Hening, satu kata yang menggambarkan suasana mobil saat ini. Fathur fokus menyetir sedangkan Nur fokus melihat jalan, keduanya tak ada yang ingin memulai pembicaraan. sementara Fat, gadis itu sudah terlelap di bangku belakang dengan dua tangan di silangkan didepan dadanya, entah benar-benar tertidur atau hanya sekedar menutup mata.

" Pak Fathur apa kabar?"

" Kamu apa kabar?" Tanya keduanya dalam waktu yang bersamaan

" Saya baik, kamu?" Jawab Fathur melirik kearah Nur yang menganggukkan kepalanya

NurWhere stories live. Discover now