BAB 2

64 9 0
                                    

Seorang gadis menikmati hembusan angin malam yang mengenai kulit wajahnya, fokusnya tak pernah teralihkan dari layar laptop yang setia menemaninya sejak tadi, menyusun rakaian kata demi kata disana.

Sudah hampir mencapai akhir semester benar-benar membuatnya lelah dengan laporan praktikum yang harus selesai segera, terlebih lagi kesabarannya yang selalu teruji dengan para asisten. Nur, gadis yang sejak tadi membuat jemarinya menari-nari diatas keyboard merenggangkan kedua tangannya, menatap kearah gadis bernama lengkap Andi Fatimah Az-Zahra itu, Fat bagi Nur bukan hanya seorang sahabat tapi Fat lebih daripada itu. Fat dan Nur memiliki hubungan persepupuan sekaligus saudara sepersusuan, hubungan keduanya benar-benar erat.

Nur menatap heran kearah Fat yang menikmati Es krim sejak tadi, Nur bisa melihat tidak ada kemajuan dari laporan milik Fat sejak dua jam yang lalu mereka duduk di balkon Kosan. Yap, walaupun keduanya memiliki keluarga di kota ini, namun mereka lebih memilih untuk menyewa kamar kost dibandingkan harus tinggal di rumah keluarga. Kalau kata para mahasiswa yang hidup numpang di rumah sanak saudara " satu bulan pertama kita makan daging, sisanya yah makan hati" dan hal itulah yang keduanya hindari.

"Fat" panggil Nur, namun tak digubris oleh Fat, gadis itu masih setia melamun seraya menikmati eskrim nya sejak tadi.

" Fatimah " panggil Nur menaikkan satu oktaf suaranya membuat Fat benar-benar keluar dari lamunannya yang ditandai dengan eskrimnya yang terjatuh ke lantai.

" Mako...si gora meni dita, " Fat menatap Nur dengan kesal

" Aro medduni eskrim ku hah...." kali ini Fat benar-benar kesal. Nur hanya menatap heran, kenapa tiba-tiba Fat marah kepada-nya pikirannya

Fat beranjak dari sana dengan langkah gontai, hentakkan kaki gadis itu menjadi penanda ia benar-benar berada di punjak kekesalannya " mau kemana? bersihkan bekas eskrim mu eee..." Ucap Nur memperingati Fat, Nur sangat tau gadis itu sangat malas melakukan sesuatu kalau tidak berada pada mood yang bagus, inilah alasan besar keduanya tidak tinggal di rumah keluarga, bisa-bisa gadis itu kena omel setiap hari.

" Iye Nur, sebentar" balas Fat tanpa membalikkan tubuhnya kearah Nur, untungnya gadis itu masih memiliki rasa takut pada Nur.

Nur hanya menatap punggung Fat dengan heran, ia kembali fokus ke arah Layar laptop menghela napas panjang " geser-geser ko sedikit" ucap Fat yang kembali dengan tissue basah di tangannya dan juga es krim yang berada di mulutnya.

Ia membersihkan bekas eskrim nya yang terjatuh. " Bersih mi" ucapnya dengan bangga pada Nur, tidak lupa membuang sampah bekas tissue basahnya ke tempat sampah yang ada disana.

Nur hanya memberikan jempol apresiasi terhadap Fat " kerja mi laporan mu" ucapnya dengan wajah datar, bahkan fokusnya tak teralihkan dari layar laptop.

" Sebentar, selesai tonji tuh nanti" balas Fat seraya menikmati eskrimnya ditemani angin malam yang berhembus mengenai pori-pori kulitnya,

" Bagaimana mau selesai kalau tidak mu sentuh-sentuh pi laporan mu dari tadi?"

Fat menaikkan satu alisnya, sepertinya Nur menganggap remeh Fat " ck.. selesai ji nanti , tenang meko..."

" Mending fokus meko sama laporan mu, jangan pikir laporan ku" lanjut Fat menatap bintang-bintang yang bersinar di langit malam ini.

" Terserah, jangan memohon-mohon nanti sama saya nah"

" Iyo" Fat tidak menghiraukan peringatan dari Nur, ia tetap menatap langit malam yang benar-benar indah.

Fat mengerut keningnya, semakin ia memperhatikan langit malam yang indah, ia dapat melihat langit dipenuhi dengan gemerlap bintang yang membentuk siluet seekor ikan yang megah. Bintang-bintang yang berpendar seperti permata bersinar terang di cakrawala, membentuk pola yang menakjubkan mirip dengan sosok ikan yang sedang berenang di samudra langit. " Lihat coba bintang, membentuk seperti ikan i " ujarnya pada Nur, ia bahkan membentuk jari-jarinya seperti kamera dengan mata yang tertutup sebelah.

NurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang