BAB 7

68 11 0
                                    

Nur duduk termenung, dengan balutan baju bodo berwarna Hijau datu lengkap dengan aksesorisnya, dan sarung sutra dengan warna senada sebagai bawahannya. Nur melihat pantulan dirinya dicermin. Beberapa menit yang lalu dirinya sudah di rias secantik mungkin. Fat tak henti-henti menatap kearah Nur dengan senyuman tercetak sempurna, " deh cantiknya Adek sepupu ku" ucapnya yang membuat Nur memutar bola matanya malas, ia dan Fat hanya berjarak antara magrib dan isya ketika lahir ke dunia, namun Fat tetap menganggap dirinya lebih tua dibandingkan Nur.

" WEH SOPAN KAH, BARU BILANG KALAU HARI H MI?" Ucap seorang gadis yang membuka pintu dengan keras, ia datang bersama dua gadis lainnya dengan wajah kesal.

" santai meko nah!" Balas Fat menatap ketiganya bergantian.

Sementara Nur, gadis itu tersenyum tipis melihat kehadiran ketiga sahabatnya. " Weh massu ku saya tanya Ki kalau ada lamar ko, atau memang tidak mu anggap maki?" Ujar Farah. Farah Nabila Amira, gadis yang bertubuh mungil dengan wajah dibuat-buat marah.

Fat maju mendekati ketiganya " Elleh, baru ko mau ditanya bilang meko pusing sama kuliahmu" ucap Fat seraya mengusap wajah Farah dengan kasar.

Farah menatap kesal pada Fat " bau ikan tangan mu" ujar Farah menjauhkan wajahnya dari tangan Fat

" Ais... bertengkar terus" ucap Gadis dengan perawakan tinggi menatap kearah Fat dan Farah yang tak pernah akur. Humaira Helga Rosa, gadis yang sering disapa dengan panggilan Oca itu berjalan mendekati Nur.

" Weh saya disini terus ja, kenapa tidak ada tanya ka?" Protes gadis yang sejak tadi hanya diam, Aqilla Ismy Febriani yang lebih dikenal dengan sapaan Qila itu menatap kesal kearah Fat dan Nur dengan kedua tangannya disilangkan.

" biar surprise" ucap Fat merangkul pundak Qila namun hanya dibalas tatapan kesal.

" Maaf tidak bilang ke kalian, mendadak juga. Ini saja masih kurasa mimpi" Ujar Nur sendu menatap ketiganya

Qila menurunkan rangkulan Fat, lalu berjalan mendekati Nur " iya saya saja kaget"

" kenapa we bukan Fat dulu, biar berkurang gilanya" celetuk Farah melirik kearah Fat

Fat membalas lirikan mata Farah dengan wajah kesal " Sa cubit ginjal mu"

" Kami ucapkan selamat datang kepada seluruh keluarga besar mempelai laki-laki di kediaman mempelai wanita. Ucapan terimakasih tak terhingga dengan rasa penuh bahagia atas kehadiran bapak dan ibu sekalian" Terdengar suara penyambutan rombongan calon pengantin laki-laki yang baru saja tiba.

Semua yang ada dikamar Nur seketika menghentikan perdebatan yang sempat terjadi tadi," Semua terjadi atas izin Allah, Bismillah.." Ucap Fat Sembari memasangkan bando adat bugis atau saloko pinang goyang ini biasa disebut sebagai mahkota mempelai wanita.

" Enrekki mai, tamaki ri bolae, attaruki ta tudang, banna mi ma mase-mase teng jali teng tappéré, utarimaki macenning na malunraq." Ucapan penyambutan Keluarga besar calon mempelai laki-laki seperti tetangga dan kerabat dengan membawa seserahan untuk calon mempelai perempuan. Pihak keluarga mempelai perempuan menyambut dengan hangat kedatangan rombongan dari calon mempelai laki-laki dan mempersilakan memasuki tempat acara mapettuada akan berlangsung.

" hai gays, mau disini saja atau liat prosesi di luar?" Tanya Jalal yang tiba-tiba menyempulkan kepalanya di pintu kamar yang terbuka setengah.

Fat menatap Jalal sejenak lalu beralih pada tiga sahabatnya " bemana?" meminta tanggapan pada tiga gadis yang berdiri disamping Nur.

Sebelum ketiganya menjawab Nur lebih dulu menyela, " di sini mi saja" ucapnya menatap Jalal dengan senyum tipis.

Fat mengangguk " iya di sini ma sama yang lain"

NurWhere stories live. Discover now