06

6.3K 376 2
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.


.


.

.

Esok nya, Al pergi ke sekolah bersama Edwin, tadi saat selesai sarapan Edwin langsung mengajak Al masuk kedalam mobilnya untuk pergi ke sekolah dan meninggalkan Ayyara, jadi mereka hanya pergi berdua.

Al sedari tadi tersenyum bahagia, akhirnya setelah sekian lama ia pergi ke sekolah bersama Edwin. Sungguh membuat Al tak bisa untuk tidak menahan rasa bahagianya.

"Apa yang membuat adik abang ini sangat bahagia?" Tanya Edwin saat melihat Al yang tersenyum, sungguh adiknya itu sangat manis.

"Al seneng karena bisa berangkat bareng abang" ucap Al riang, mendengarnya membuat Edwin merasa bersalah karena selama ini selalu menolak untuk pergi bersama Al.

"Maaf kan abang karena dulu tidak pernah mengajak mu berangkat bersama, mulai saat ini itu tidak akan terjadi lagi" ucap nya sambil memegang tangan Al. "Gapapa abang dengan abang yang begini saja Al udah seneng" balas Al dengan tangannya yang ikut memegang tangan Edwin.


⚘️⚘️⚘️

Setibanya di sekolah Edwin keluar terlebih dahulu dan setelahnya membukakan pintu untuk Al.

Sebenarnya Al gugup apalagi sekarang banyak pasang mata yang melihat kearah meraka. Menyadari Al yang gugup Edwin langsung menggandeng Al dan segera pergi menuju kelas. Saat berada di koridor sekolah banyak siswa-siswi yang membicarakan mereka.

"Apakah ini mimpi? Kenapa Edwin datang bersama anak itu"

"Pasti pembunuh itu berbuat sesuatu kepada Prince kita"

"Tapi dilihat-lihat Al sangat lah manis"

"Apa yang kau katakan lebih baik Ayyara daripada dia"

"Kau benar lebih manis dan imut Ayyara dari pada anak itu"

Mendengar perkataan siswa-siswi itu membuat Edwin marah ia berhenti dan menatap mereka semua dengan tatapan menusuk, "jaga bicara kalian kalau masih ingin hidup" ucap Edwin dingin dan segera melanjutkan perjalanannya menuju kelas Al.

"Alyendra jika ada seseorang yang mengganggu mu segera beritahu abang, kau mengerti?" Ucap Edwin dengan serius, ia sangat marah mendengar perkataan siswa-siswi tadi. Padahal ia dulu juga seperti itu.

A Real DreamWhere stories live. Discover now