Kilat

316 6 0
                                    

Pernikahan Agnes dan laki-laki itu berjalan dengan lancar, dengan resepsi pernikahan yang sangat mewah hingga membuat teman-teman Agnes menjadi iri, padahal hanya tiga hari mereka mengurusnya.

Kini Agnes masih berada dirumah Papanya bersama laki-laki itu, karena kemarin resepsi makan ia diperbolehkan untuk menginap disini,tapi laki-laki itu menyuruhnya untuk packing barang-barangnya untuk apa.

Laki-laki itu bernama Harsa Arasi Sanjaya, laki-laki berusia tiga puluh tahun yang memiliki hidung mancung dan mata berwarna coklat itu, biasa dipanggil Lendra, siapa yang tidak menyukai paras tampan bapak anak satu itu, auranya yang selalu memikat hati perempuan.

"Apakah sudah siap mari kita berpamitan" ajaknya

"Apa maksudnya, berpamitan kemana" tanya Agnes

"Kamu akan tinggal dirumah saya tidak disini lagi, mari berpamitan dengan kedua orang tuamu"

"Tidak saya tidak mau, saya mau tinggal disini saja"

"Kamu sudah menikah harus ikut suami"

Dengan berati hari Agnes berpamitan kepada Samuel dan Brigitha,jujur saja Samuel berat merelakan Agnes,tapi ia harus ikhlas Agnes sudah menikah.

"Agnes bakalan kangen Papa, Papa selalu melarang Agnes gimana Agnes bisa tanpa Papa" Agnes memeluk Papanya, baginya cinta pertamanya ini adalah segalanya.

"Sayang putri kecil Papa, Papa doakan kamu bahagia selalu dengan Nak Harsa ya, Nak Harsa sayangi Agnes jaga dia, dia gadis yang cengeng suka menyendiri dan kadang melakukan hal bodoh, dia bisa berpura-pura kuat tapi kamu semoga memahaminya, Papa titip putri kecil Papa sama kamu, jika kamu bosan Papa yang akan menjemputnya dan membawanya kembali kerumah ini"

"Baik Pa, saya akan menjaga Agnes melebihi apapun".

"Mama tolong beritahu Papa, Agnes gak mau ikut Agnes mau disini aja"

"Sayang kamu sudah menjadi istri orang, ingat jangan menolak perintah suami, sekarang ada suami yang harus kamu layani, jangan keluar tanpa izin suami kamu, kamu harus berbakti kepada suami kamu sayang, Mama doain kamu bahagia ya, langgeng terus"

Di perjalanan menuju rumah Harsa, Agnes hanya diam saja ia masih sangat sedih, dua puluh enam tahun ia harus meninggalkan rumah itu, meninggalkan keluarganya dan memulai hidup baru.

"Are you okay Agnes" Harsa mencoba memahami apa isi hati Agnes, ia tau Agnes berat untuk ikut dengannya.

"Saya gpp Tuan, tenang saja" Agnes menyeka air matanya, Harsa membawa tubuh Agnes untuk bersandar di pundaknya, Agnes hanya menatapnya saja tapi ia memang sedih butuh sandaran, hingga sampailah mereka dirumah yang menurut Agnes ini tidak terlalu besar dari rumah Papa, tapi nyaman disini.

"Turun, biar Pak Adi nanti yang membawa koper kamu" ajak Harsa

Agnes mengikuti Harsa memasuki rumah itu, di dalamnya bagus namun tiba-tiba Agnes dikagetkan oleh anak kecil yang memeluk Harsa.

"Papi y eay akhirnya Papi pulang hore" gadis itu memeluk Harsa dengan erat, terlihat raut bahagia diwajahnya tapi tidak dengan agnes yang masih bingung kenapa anak itu memanggil Harsa dengan sebutan Papi.

"Hai princess apa kabar sayang, maaf ya Papi jarang pulang"

"Tidak apa-apa Papi, tapi Papi Tante ini siapa kenapa pulang bersama Papi" tanyanya

"Oh ya sayang kenalin dia adalah istri Papi yaitu berarti dia adalah Mami kamu" gadis kecil itu sangat bahagia, matanya berbinar menatap Agnes iya inilah yang sudah ia tunggu memiliki seorang Mami.

"Dia putriku, maaf tidak memberitahu kamu sebelum menikah"

"Oh ya tidak apa-apa" Agnes berusaha biasa saja, walaupun ia kecewa dengan Harsa karena menyembunyikan hal sebesar ini.

"Apa boleh aku memanggil Tante dengan sebutan Mami" tanya Gadis kecil itu, Agnes memang tidak menyukai anak kecil tapi anak kecil di depannya ini sangat lucu, Agnes menganggukkan kepalanya membuka lebar tangannya.

Shakila Nadira Evelyn Sanjaya, gadis kecil berusia delapan tahun itu, Shakila tidak pernah merasakan kasih sayang ibunya karena ibunya pergi setelah melahirkannya, ia memilih berpisah dengan Harsa dan memilih laki-laki yang lebih kaya.

Shakila memeluk erat Agnes, tentunya Agnes juga membalas pelukan gadis kecil itu, apakah keduanya akan muda akrab.

"Siapa namamu cantik" tanya Agnes

"Shakila  Nadira Evelyn Sanjaya Mami, kalau Mami siapa namanya" tanyanya

"Wah nama yang cantik seperti orangnya sayang, nama kita sama ada Nadira nya ya sayang, kalau Mami namanya Agnes Nadira Putri Jameson sayang, panggil saja Mami Agnes"

"Yeay Mami Agnes cantik banget"

Agnes Nadira Putri Jameson kini berubah menjadi Nyonya Agnes Harsa Arasi Sanjaya, ya kini ia akan memakai nama suaminya, hitung-hitung agar orang mengenalnya siapa, selain putri Samuel Matthew Jameson ia adalah istri dari Harsa Arasi Sanjaya.

Harsa menatap interaksi keduanya, padahal baru pertama bertemu kenapa Shakila muda akrab dengan Agnes, apakah karena Agnes yang sangat keibuan atau Shakila yang menerima Agnes.

"Mami Shakila laper"

"Oh yaa Shakila mau makan apa sayang"

Agnes memasak makan malam untuk mereka bertiga ya disini hanya bertiga, Agnes memasak nasi goreng dan chicken katsu dan gorengan lainnya lalu ada kerupuk tidak lupa.

"Yeay nasi goreng buatan Mami, ayo Shakila mau cobain sudah lapar nih"

Agnes mengambilkan makanan lalu ia taruh di piring Harsa dan bergantian ke piring Shakila lalu ke piring miliknya,Agnes menatap Harsa lalu bergantian ke arah Shakila, keduanya menikmatinya seperti ya Agnes harapkan.

"Hmm pasti gak enak ya, maaf ya Mami kurang handal jika soal masak memasak"

"Ini enak banget Mami, Shakila suka iya kan Pi"

"Iya ini enak banget kok"

"Yang bener jujur aja gpp"

Shakila sudah tidur, Agnes memasuki kamar utama yaitu kamar Harsa, dimana Harsa apakah ia sebagai mengindari Agnes baiklah jika seperti itu, tiba-tiba Harsa muncul di belakangnya membuat Agnes terkejut tentunya.

"Tuan sejak kapan anda disitu" tanya Agnes

"Sejak kamu melamun,stop memanggil saya dengan sebuah tuan, panggil saya sama dengan Shakila yaitu Papi"

"Hah, enggak mau"

"Kenapa sah aja jika kamu memanggil saya dengan sebutan Papi"

"Tidak mau, kenapa harus Papi"

"Jika tidak mau saya akan memberikan hukuman kepada kamu, oke kamu siap mari"

"Jangan Tu-Papi iya Papi, oh ya Papi saya tidur dimana nih mana mungkin kita seranjang kan"

"Tentu seranjang Mami kita kan sudah menikah, marilah tidur" tubuh Agnes bergidik geli,ketika Harsa memanggilnya dengan sebutan Mami, terdengar aneh tapi harus terbiasa akan hal ini.

Mau tidak mau harus tidur bersama,selama ini tidur sendiri sekarang ada temannya, walaupun mereka pernah tidur bersama namun kali ini rasanya canggung, tiba-tiba saja Harsa memeluknya ingin sekali Agnes pergi dari sini tapi tenaga Harsa terlalu kuat.

Istri Kecil DaddyWhere stories live. Discover now