Still : 8

71 6 0
                                    

Sasuke memegang janjinya, dalam seminggu ini kami berkencan diluar. Berbagai tempat dan kegiatan yang kami pergi. Selain yang dia sebutkan beberapa hari yang lalu kami juga pergi ke museum, mengikuti kelas pottery, lalu hari ini kami menonton pertandingan volley.

Sebenarnya date hari ini karena kemauan Sasuke sendiri, aku tidak terlalu menyukai menonton pertandingan langsung seperti ini. Aku bisa saja menolak, namun kegigihan dan effort-nya merencanakan kencan kami berdua dalam seminggu ini, membuatku terenyuh. Biarlah aku menurunkan sedikit egoku dan mengiyakan ajakannya untuk menonton klub volley yang dia sukai.

Ternyata seru juga, melebihi ekspektasi dari yang kubayangkan. Sasuke sesekali menjelaskan ketika aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Dan lucu juga melihat reaksi sang pacar tiba-tiba heboh sendiri kalau klub yang ia dukung mencetak skor atau klub lawan yang membobol.

Pertandingan pun selesai, klub kesukaan Sasuke memenangkan pertandingan ini. Para pendukung bersorak sorai termasuk kami berdua, Sasuke memelukku bahkan mengangkatku hingga kakiku tidak lagi berpijak saking gembiranya dia. Aku yang kaget akan aksinya, langsung memukul beberapa kali pundaknya untuk menurunkanku.

Setelah penonton dan pendukung lainnya bubar, akhirnya kami berdua juga ikut turut bubar lalu pulang ke rumahku, perut kami juga sudah mulai keroncongan. Kami berencana untuk melakukan delivery saja, karena seingatku tidak ada lagi bahan makanan, ayahku belum belanja bulanan.

Setibanya di rumah, yang kulakukan pertama kali adalah melihat isi kulkasku. Dan benar, isinya kosong melompong hanya terisi minuman manis dan telur.

"Cuma telur doang, kita pesen makanan aja deh." Ujarku selagi menutup kembali kulkas yang kubuka.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Sasuke, ia meraih telepon pintarnya dari sakunya hendak memesan makanan.

"Terserah kamu aja."

Sasuke memutar matanya, seperti jengah dengan kata terserah yang kuucapkan. "Jangan terserah, sebut mau makan apa."

"Ihh, aku bingung. Yang promo aja deh kamu cari disitu terus yang dekat dari sini biar cepet datangnya." Jawabku sekenanya, bingung karena tidak ada makanan spesifik yang kuidamkan atau ingin kumakan.

Ketukan pintu terdengar, sepertinya tamu karena biasanya Papa akan langsung membukanya karena dia memiliki kunci sendiri. Tetapi siapa gerangan yang bertamu malam begini.

Kutinggalkan Sasuke yang masih sibuk memilih apa yang akan dia pesan di aplikasi, dan segera membuka pintu. Sasori lah yang ternyata mengetuk pintu rumahku.

"Oh, hey Sasori.

"Hai Sakura, ohiya aku kesini mampir mau ngundang kamu sama Paman Kizashi besok makan-makan dirumah. Biasalah keluarga aku ngadain acara kecil-kecilan."

"Besok jam berapa? Biar nanti aku kasih tahu Pap"

"Jam 12 siang, kamu juga datang ya Sak jangan cuma Paman Haruno."

Karena dibujuk seperti itu mana bisa aku menolaknya. "Iya bakal datang kok."

Dari belakangku, Sasuke menghampiri kami dan menginterupsi percakapan kami berdua. "Dia siapa?"

Pertanyaan itu ditujukan kepadaku tentunya, tapi untuk sesaat lidahku terasa kelu. Bagaimana tidak, aku berada diantara dua lelaki yang mana satunya adalah pacarku dan satunya lagi sahabat dan juga my very first crush.

"Dia teman aku, tinggal deket sini juga. Namanya Sasori."

Sasuke hanya diam, tapi raut wajahnya sedikit berubah. Mungkin Ia langsung mengingat Sasori, karena sudah pernah kuceritakan sebelumnya.

P.S I ( Still ) Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang