SBE: satu

25.6K 1.5K 123
                                    

Elzeeo baru pulang ke rumah tepat pukul 6 sore karena dia bekerja part time di sebuah restoran dan disana ia menjadi pelayan.

Perlu diketahui jika di umur 17 thn Elzeeo sudah menjadi tulang punggung keluarga, papa nya menceraikan mama nya saat masalah itu di mulai, dan itu semua karena ulah dirinya sendiri.

Elzeeo membuka pintu rumah dengan perlahan dan hati-hati.

"Baru pulang?!"

Tubuh Elzeeo menegang saat mendengar suara mama nya yang berubah dingin, oh tidak dia lupa jika hari ini Zena belum meminum obat nya.

"Keluyuran! Bukan nya langsung pulang!" sentak Zena.

Elzeeo menatap Zena dengan melas.

"Jangan tatap saya seperti itu!! Saya muak!" pekik Zena.

Elzeeo kalang kabut saat melihat Zena mengambil pisau buah yang terdapat di atas meja ruang tamu.

"Jangan mencoba kabur ZEE!!!" murka Zena sambil mengejar Elzeeo yang berlari ke kamar nya untuk mengambil obat Zena.

"Tidak akan saya ampuni kamu!! Dasar pembunuh!!" teriakan Zena membuat Elzeeo panik.

Brak

Zena membuka pintu kamar Elzeeo dengan kasar lalu menodongkan pisau buah itu ke depan Elzeeo yang kini tidak lagi panik melainkan menatap Zena dengan tenang.

"Kamu yang membunuh anak ku!! Tidak akan aku lepaskan kamu!" Zena berteriak kesetanan.

Tapi Zee juga anak mama!~ batin Elzeeo berteriak.

Zena mengayunkan pisau itu dengan cepat ke arah Elzeeo yang nampak tidak bergerak sedikit pun dari tempat nya.

Hingga,....

Brugh

Prang

Zena ambruk terlebih dahulu sebelum pisau itu menyentuh dada Elzeeo, dan pisau yang semula digenggam oleh Zena terjatuh.

Dengan segera Elzeeo menggendong Zena menuju kamar sebelah dan membaringkan tubuh rapuh itu di kasur.

Elzeeo segera mengganti pakaian nya dan setelah nya langsung menemani Zena.

Setelah beberapa jam kemudian akhirnya Zena sadarkan diri, tangannya terasa berat karena sesuatu telah menindih nya.

Zena menoleh ke samping tepat di mana Elzeeo yang tertidur pulas sambil duduk di kursi dengan kepala yang dia sandarkan ke ranjang.

Dengan perlahan tangan nya mengusap surai hitam milik Elzeeo.

"Alexs" panggil Zena lirih berharap sang anak bangun.

Tapi saat melihat alat bantu dengar sang anak tak ada di telinga, akhirnya dia mengerti.

Dengan lembut dan penuh perasaan dia mengguncangkan badan Elzeeo.

Elzeeo mengerjapkan mata nya, lalu menoleh pada Zena dengan muka bantal nya, dan itu membuat Zena gemas dengan wajah sang anak.

"Lucu nya anak mama" ucap Zena dengan bahasa isyarat.

Elzeeo tersenyum lalu memeluk Zena karena malu. Zena terkekeh.

"Kenapa ga di pakai?" tanya Zena sambil menunjuk telinga Elzeeo.

Elzeeo menggeleng dengan tangan yang bergerak-gerak memperagakan.

"Nanti beli lagi ya"

Elzeeo mengangguk setelah berhasil membaca gerak bibir Zena.

"Yaudah tidur, udah malam" suruh Zena.

Elzeeo menurut lalu mengecup kening Zena dan keluar dari kamar Zena.

Si Bisu Elzeeo [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora