BAB 20 : Miss you

28.2K 1.3K 49
                                    

"Tidak perlu takut dimanfaatkan jika kamu tidak bermanfaat."

HAPPY SLEDING!! 💙

****

"Ini perusahaan baru Pak?" tanya Nazeera.

Arsen menggeleng. "Kabarnya perusahaan itu dibeli sama pemiliknya saat ini."

Nazeera ber-oh ria seraya menutup map di tangannya. Tiga hari sudah tragedi terjebak di hutan berlalu. Saat ini keduanya menyusuri jalanan menuju sebuah perusahaan yang akan melangsungkan kerja sama dengan GAD Eins.

Perusahaan yang baru saja dibeli oleh seorang pengusaha itu sudah menjadi topik panas seluruh kalangan dari jauh-jauh hari. X One—nama perusahaannya. Kabarnya pemilik perusahaan itu adalah pengusaha berpengaruh di negara Eropa. Arsen dikatakan beruntung bisa menjalin kontrak dengan sosok tersebut yang sebenarnya terbatas dalam melakukan kerja sama di Asia.

Oh ya, mengenai pelecehan yang terjadi pada Nazeera juga telah selesai satu hari yang lalu. Arsen sungguhan mengusut tuntas kasus tersebut tanpa pandang jabatan atau kedudukan. Aldric Govinda Tech sebagai pelaku saat ini sudah mendapat balasan atas perbuatannya dengan tuntutan pelecehan—sesuai dengan pasal 289 KUHP.

Dan Lenia, perempuan itu tak kenal istirahat untuk mengumpulkan bukti atas kasus ini. Maka setelah pelakunya divonis dan mendekam di balik jeruji besi, Arsen memberikan tangan kanan-nya tersebut cuti selama seminggu penuh karena menjalankan tugasnya dengan baik seperti yang sudah-sudah.

"Pak." Nazeera berseru tiba-tiba, membuat Arsen seketika menoleh. Raut wajah gadis itu pias. "Dokumen PKS-nya ...."

"Ketinggalan?" tebak Arsen. Ia menghela napas berat ketika Nazeera mengangguk pelan. Arsen melumat bibirnya singkat. Nampak menahan emosi. "Kamu tau dokumen itu penting, kenapa bisa ketinggal—"

"Berchandya, berchandyaaa," potong Nazeera, membuat alis Arsen tertaut kebingungan. "Becanda Pak. Ini dokumennya," ujarnya mengangkat dokumen di tangan dengan senyum tak berdosa.

Tak ada reaksi apa pun di wajah Arsen selain datar. Lelaki itu speechless. Bisa-bisanya sekretarisnya ini memberi lelucon yang membuat jantungnya berdetak abnormal seketika. Arsen tidak masalah dokumen itu ketinggalan. Masalahnya mereka ini sudah hampir tiba di tempat tujuan. Belum lagi pertemuannya yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Ingatkan kalau Arsenio sangat menjunjung tinggi ketepatan. Tanpa pengecualian, ia bahkan membenci dirinya sendiri jika melanggar hal itu.

Arsen agak jengkel karena gurauan Nazeera tadi. Lelaki itu menghela napas panjang—menetralisir rasa kesalnya saat mereka sudah berada di depan pintu meeting room dengan seorang staf yang bertugas mengantar. Tanpa membuang waktu, keduanya masuk dengan Arsen melangkah terlebih dahulu.

Seorang lelaki yang berdiri di dalam sana membalikkan badan ketika suara langkah kaki terdeteksi. Dia menghampiri sedangkan Arsen terpekur sejenak melihat sosok yang akan melangsungkan kerja sama dengannya tersebut. Arsen pikir orang itu akan lebih tua darinya, ternyata tidak. Mereka terlihat sepantaran.

"Welcome, Mr. Zavlendra." Leonard Lemos Alexander—lelaki pemilik X One itu menyapa ramah seraya keduanya berjabat tangan.

"Thanks for having me, Mr. Alexander," ucap Arsen.

Sebagai sekretaris, Nazeera memunculkan diri di belakang tubuh besar Arsen. Gadis itu mendongak saat tadi sempat menurunkan pandangan. Nazeera menahan napas. Senyum di bibir pudar ketika melihat jelas sosok lelaki itu. Raut keterkejutan jelas terlihat di wajahnya. Nazeera terpekur sampai tak sadar menahan napas. Sementara lelaki itu tetap tenang seperti awal—dengan senyum terukir tipis di bilah bibir.

GREAT GIRLWhere stories live. Discover now