11 : Unexpected Thing

95 16 6
                                    

Vote dan Comment Jusseyo!
Happy Reading, Semoga kalian suka sama chapter kesebelas ini. Kalau ada typo boleh tolong di tandai yaa gais. Maacii 🙏🏻😘💖

.

.

.

"Hardest"

Dalam hidup tentu kita akan selalu mendapatkan berbagai kejutan. Selama hidupnya Lunetta mendapatkan berbagai kejutan yang menrutnya masuk dalam kategori yang sedang, maksudnya kejuatan tersebut tidak membuat Lunetta terpuruk ataupun sedih karena sejujurnya kejutan yang datang hanya membuat Lunetta terperangah untuk beberapa waktu saja.

Akan tetapi, untuk kejutan yang diberikan oleh Tuhan saat ini sangat di luar prediksi Lunetta. Kejutan yang tidak terduga ini membuat Lunetta terjatuh dalam lubang kesedihan yang teramat dalam. Rasa sesak di dadanya semakin terasa menyakitkan saat kedua matanya menyaksikan jasad kedua orang yang disayanginya selama ini.

Setelah beberapa hari lalu dia merasa bahagia karena Zian yang sudah mau menerima dan mengakui perasaannya. Hari ini Lunetta harus mendapatkan kabar bahwa Vikrama Dejanira dan Azalea Dejanira selaku orangtua Lunetta mengalami kecelakan yang menyebabkan keduanya harus meninggalkan Lunetta untuk selamanya.

Avyanna memeluk erat Lunetta yang saat ini sudah terduduk dengan lemas di depan peti kedua orang tuanya. Tangis Avyanna pecah begitu saja menyaksikan keadaan menantu yang amat dia sayangi.

 "Mama Avy, ini cuma mimpi aku aja kan Ma?"

Avyanna yang mendengar suara lirih nan rapuh milik Lunetta semakin mengeratkan pelukannya. Kenapa cobaan ini harus datang menghampiri gadis sebaik Lunetta. Avyanna juga tidak bisa melakukan apapun selain menenangkan Lunetta, sampai pada akhirnya genggaman Lunetta di lengannya mulai melonggar dan mata gadis itu terpejam erat tanpa permisi. 

"Zian! cepet bawa Lunetta ke kamar, dia pingsan," Teriak Avyanna.

Zian menatap Lunetta yang tengah dipeluk oleh sang Mama dengan raut wajah paniknya. Tak butuh waktu lama Zian kemudian mengangkat Lunetta menggendongnya ala bridal style dan berjalan dengan cepat menuju kamar milik istrinya.

Sesampainya di kamar milik Lunetta, Zian lalu merebahkan Lunetta di ranjang dan menarik selimut sampai sebatas dada. Zian mengusap pelan pipi gadis itu berusaha untuk membangunkan istrinya.

"Maafin aku sayang."

Jujur saja Zian sangat merasa bersalah, karena semenjak pernikahannya dengan Lunetta Zian sama sekali belum pernah mengajak Lunetta untuk mengunjungi orang tuanya. Selain jadwalnya yang sibuk, dia juga terlalu egois karena masih kesal akan pernikahannya yang tiba – tiba itu.

Melihat keadaan Lunetta yang saat ini masih terbaring lemas membuat Zian tidak punya pilihan lain selain membiarkannya. Anggap saja Lunetta butuh istirahat untuk sejenak sebelum dia kembali tersadar akan takdir yang harus diterima olehnya. Zian bersumpah bawah dirinya akan selalu menjaga istrinya itu, karena sampai kapanpun hanya dia yang di miliki oleh Lunetta. Terlebih lagi kedua orang tua Lunetta juga sudah menitipkan Lunetta seutuhnya kepada dirinya.

"Lunetta!"

Zian terkejut di tempatnya saat sebuah teriakan masuk ke dalam gendang telinganya. Sampai pada kedua mata Zian menatap seorang laki – laki dengan raut wajah paniknya. Untuk sejenak kehadiran orang asing ini membuat Zian bertanya, apakah lekali ini teman istrinya, tapi mengapai Zian tidak pernah melihatnya.

"Lo siapa?" Tanya Zian sudah sangat penasaran.

Alfa menoleh ke arah Zian yang saat ini sedang menatapnya dengan penuh selidik. Ini pertama kalinya dia bisa bertemu pandang dengan suami sahabatnya, karena pada saat pernikahan keduanya Alfa hanya menatap mereka dari jauh saja.

HIMWhere stories live. Discover now