06 : Alfa and His Anger

96 17 7
                                    

Vote dan Comment Jusseyo!
Happy Reading, Semoga kalian suka sama chapter keenam ini. Kalau ada typo boleh tolong di tandai yaa gais. Maacii 🙏🏻😘💖

.

.

.
"I Can't Accept"

Lunetta terduduk diam dengan ditemani kesunyian yang sangat menenangkan telinganya. Kedua bola matanya menatap lurus kearah awan – awan yang secara perlahan mulai berganti warna menjadi jingga. Gadis itu menunggu Alfa yang tengah turun untuk mengambilkannya ice Matcha dan juga cookies Matcha.

Sembari menunggu, Lunetta mulai memikirkan kata – kata yang sekiranya pantas untuk dia ucapkan kepada Alfa serta menentukan alasan yang pas agar Alfa tidak terlalu banyak pertanyaan saat nanti dirinya sudah memberikan undangan pernikahan.

Alfa adalah sosok sahabat yang sangat baik dan juga berarti bagi Lunetta. Saat ini gadis itu merasa sebagai antagonis karena baru memberikan informasi soal pernikahnnya kepada Alfa satu minggu sebelum pelaksanaan. Lunetta hanya berharap semoga Alfa masih mau berteman baik dengannya walau dirinya harus menerima kemarahan Alfa.

"Nih pesanan kamu, si paling matcha"

Lunetta tersenyum singkat ketika Alfa meletakkan ice matcha dan juga cookies matcha di meja kaca berbentuk bundar di hadapannya. Lunetta lalu meminum Ice tersebut sembari memperhatikan Alfa yang saat ini tengah mengisap vapornya.

"Kamu gimana kabarnya, belakangan ini jarang banget ke rumah" Tanya Lunetta basa basi.

"As always aku selalu baik dong. Iya maaf, soalnya emang belakangan ini di cafe lagi sibuk banget karena banyak reservasi"

"Si paling sibuk" Ejek Lunetta.

Alfa yang mendengar ejekan dari sahabatnya itu langsung tersenyum lebar. Dia lalu mengusak rambut panjang Lunetta hingga berantakan yang membuat gadis itu kesal bukan main.

"Iii berantakan rambut aku, jadi kaya singa gini" Kata Lunetta dengan mempoutkan bibirnya.

Alfa tertawa gemas, ia lalu mendekat ke arah Lunetta yang membuat keduanya saling berhadapan. Jemari milik Alfa melayang menyisir rambut lurus milik Lunetta, berusaha untuk membuatnya rapih kembali.

Lunetta menatap Alfa dengan penuh arti. Netranya terlihat sudah terkunci karena senyuman manis yang terukir di bibr Alfa. Selain itu, usapan dari jemari Alfa yang berada di kepalanya sangat lembut dan menenangkan menjadikan Lunetta nyaman dibuatnya.

"Udah beres, udah cantik lagi sekarang"

Lunetta terkesiap, ia kemudian buru – buru mengalihkan pandangannya yang sedari tadi terus menatap ke arah Alfa. Jangan sampai Alfa memergoki dirinya yang terus menatap wajah sempurna itu, jika iya mungkin sekarang Alfa sudah mengejeknya habis – habisan.

"Jangan berantakin rambut aku lagi" Peringat Lunetta kepada Alfa.

Alfa menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Ia lalu mengambil satu cookies matcha dan kemudian ia sodorkan tepat di hadapan Lunetta, yang sesaat membuat gadis itu kebingungan.

"Cobain, ini buatan aku"

🦢🦢🦢

 Lunetta dan Alfa duduk terdiam. Keduanya sama – sama berdiam diri seolah tidak tahu ingin membicarakan hal apa. Padahal biasanya, Alfa akan selalu ada topik yang ingin dibahas jika sedang bertemu dengan Lunetta seperti ini. Namun, hari ini sikap Alfa tampak lain, dia lebih banyak diam.

Lunetta tidak mau berpikiran negatif akan keterdiaman Alfa. Lunetta yakin jika sahabatnya itu tengah lelah karena kesibukannya yang lumayan padat belakangan ini. Gadis itu mulai melihat jam tangan yang melingkar di tangan kanannya, dan jarum jam sudah menunjukkan pukul 6 sore. Sepertinya Lunetta harus segera menyerahkan undangan pernikahanya kepada Alfa sekarang juga, dia tidak mau menunda terlalu lama lagi.

HIMWhere stories live. Discover now