MWG-04

174 67 17
                                    

بِسمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

۞اللهمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

"Ajari lisanmu untuk tidak mengucapkan kata yang menyakitkan, ajari matamu untuk tidak memandang rendah orang, ajari tanganmu untuk senang berbagi kebaikan, dan ajari hatimu untuk tidak berprasangka buruk ataupun membenci siapapun."

Happy Reading!!

ʚଓɞ

POV REGAN.

"Kang ini sudah selesai, ngambil makanan yuk," ajaknya.

"iya ayo!"

Lantas mereka berdua bergegas berdiri dan akan melangkah namun seseorang menahan mereka.

"Eh, mau kemana kalian?" tanya pengurus pondok.

"Ngambil makanan kang," jawab salah satu santri.

Pengurus santri itu pun mengangguk sekilas dan berujar "Tolong panggilin Gus Regan ya, disuruh ke kantor putra."

"Iya kang, nanti saya bilang sama Gus nya," jawab santri itu.

"Yaudah, makasih ya," ucap sang pengurus dan berlalu pergi.

"Iya sama-sama," ucap kedua santri itu dan meninggalkan tempat itu menuju ke ndalem.

Tok! Tok! Tok!

"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,"

Setelah mengucapkan salam lantas mereka menunduk sedikit setelah dirasa sang tuan rumah akan membuka pintu.

"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh,"

Terlihat yang membuka pintu itu adalah Kiyai mereka, Adibama As-Syakhir yang tidak lain adalah Abuya dari Regan As-Syakhir itu sendiri.

"Masuk dulu," jar sang ustadz kepada kedua santri laki-laki itu.

Mendengar kiyai berujar itu lantas salah satu santri itu menjawab maksud kehadiran mereka.

"Iya Kiayi, saya ada amanah untuk menyampaikan ke Gus Regan untuk ke kantor putra sekarang," jelas santri itu sopan yang masih menunduk.

"Makasih ya, nanti saya bilangin,"

"Sama-sama kiyai, saya pamit sekarang Assalamu'alaikum Warahamatullahi Wabarakatuh," pamitnya memberi salam, lalu mendongak dan terseyum sekilas kemudian berjalan mundur.

"Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh, iya silahkan," sahut kiyai Adibama, membalas senyuman dan salam dari santri laki-laki itu dan segera masuk kembali kendalem.

Setelah menutup pintu ustadz Adibama mendudukkan dirinya ke kursi dan memanggil anak pertamanya "Regan,"

"Regan-" panggil Abuya, sekali lagi karena tidak mendengar sahutan dari Regan.

Dalem Abuya,” sahut Regan dengan cepat.

"Enten nopo, Buya?”

Laki-laki bertubuh tinggi dan tampan itu mengecup tangan abuya.

"Nak, kamu disuruh ke kantor putra," terang Abuya.

"Iya Buya, saya kesana sekarang." Regan segera bergegas berdiri kemudian ia lanjutkan untuk mencium tangan Abuya, menyalimi.

MERRIED WITH GUSWhere stories live. Discover now