🔥21🔥

4.2K 405 36
                                    

🌷

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Immanuel saat mereka berdua sudah di belakang sekolah.

Ya, orang yang memanggil Arthur tadi ialah Immanuel.

"Jangan membuat lelucon dengan omong kosong itu." Jawab Arthur.

"Jawab aku, apa yang kau inginkan?" Tanya Immanuel lagi dengan nada rendahnya.

Arthur mendekati Immanuel dan berbisik di samping telinganya "jangan ikut campur, Immanuel."

Arthur berjalan meninggalkan Immanuel.

Immanuel marah mendengar ucapan Arthur, Immanuel memukul kaca yang berada di tempat itu hingga

Pyar...
"AKH, tidak berguna. Sampai dia berani menyakiti Gallen, akan ku bunuh dengan tanganku sendiri." Ucapnya sambil menahan emosi.

.

.

.

Bel sekolah berbunyi 3 jam lebih awal dari biasanya.

"Pengumuman, hari ini guru guru lagi rapat buat persiapan PAS. Jadi sekarang pulang lebih awal." Ujar si ketua kelas.

"Seneng Lo pada!" Sewot si ketua kelas melihat temannya bak cacing diberi garam saat mendengar pengumuman itu.

Gallen tidak menghiraukan keributan yang terjadi di kelasnya, ia mengemasi barang-barang nya karena ingin menyelidiki sesuatu.

Setelah selesai mengemasi barang, Gallen melihat Arthur yang sudah bersiap di depan kelas menunggunya.

"Gue pulang dulu ya, mau menjalankan misi nanti malem." Ucap Gallen berpamitan kepada temannya.

"Misi apa?" Tanya Rehan.

"Misi menyelidiki sesuatu." Jelas Gallen singkat kepada mereka.

"Daddy lu kaga bayar pajak apa... penggelapan uang?" Tebak zoey yang seketika mendapat pelototan mata dari Gallen.

"Enak aja, Daddy gue kaya nya murni ye. Mulut itu dijaga, gue tabok pake uang tau rasa Lo." Ucap Gallen sambil menggeplak mulut Zoey.

"Eh udah ya, noh Arthur udah nungguin di depan." Pamit Gallen kepada temannya itu.

"Heem." Jawab mereka serempak.

Gallen menghampiri Arthur "ayo pulang!" Ajak Gallen.

"Ngomong apa sama mereka?" Tanya Arthur penasaran.

"Ngomongin tetangga sebelah, katanya anaknya pulang malem terus eh tiba-tiba kemaren baru beli mobil." Jawab Gallen ngelantur.

Arthur menyentil kening Gallen sedikit keras hingga membuat Gallen mendesis.

"Punya dendam ya!?" Sewot Gallen.

Arthur tidak banyak bicara lagi karena sudah jengah dengan sikap Gallen. Arthur membawa Gallen untuk segera pulang.

Perjalanan mereka diliputi keheningan karena tidak ada satu pun dari mereka yang membuka pembicaraan. Gallen tidak betah dengan keheningan ini pun bertanya kepada Arthur "Arthur tau nggak kemaren ada bunyi tembak kenceng banget."

"Nggak denger." Jawabnya acuh.

"Kok bisa nggak denger!? Itu kenceng banget, Gallen aja sampe kaget." Ucapnya menggebu-gebu kepada Arthur.

"Udah tidur." Jawaban Arthur tetap acuh kepada Gallen hingga Gallen jengah sendiri mendengarnya.

"Budek berarti." Ucap Gallen sangat pelan, tetapi tidak membuat Arthur tidak mendengar ucapan Gallen tersebut "Bukan budek, hanya tidak dengar karena tidur." Ujar Arthur.

GALLEN (ON GOING)Where stories live. Discover now