🔥19🔥

4.5K 505 23
                                    

1 Minggu Xavier menemani Arthur untuk terapi di Korea Selatan dan selama itu pula ia tidak bertemu putranya.

"Kondisi tuan muda Arthur sudah sangat membaik, perkembangan selama seminggu ini sangat signifikan. Tuan Xavier bisa membawa tuan muda untuk pulang hari ini." Jelas dokter tersebut kepada Xavier.

"Terimakasih dokter." Ucapan terimakasih Arthur sampaikan untuk dokter tersebut karena membantunya terapi selama ia sudah siuman.

"Terimakasih kembali, saya pamit tuan." Dokter tersebut melenggang pergi meninggalkan mereka berdua dan para bodyguard.

"Kita pulang sekarang?" Tanya Arthur kepada Xavier.

"Ya, perawat sudah mengemasi barang barang mu. Pesawat juga sudah siap" Ujar Xavier.

'aku tidak sabar bertemu denganmu.'

"Ayo kembali ke kamarmu, kita bersiap untuk pulang."

Mereka menuju kamar Arthur dengan bodyguard yang mengiringi mereka.

"Aku akan mengangkat telfon sebentar." Pamit Xavier kepada Arthur.

"Kalian sudah mempersiapkan semuanya?"

"Sudah Rajesh."

"Kapan Rajesh memulai?"

"Step by step"

Xavier kembali ke ruangan Arthur untuk memastikan Arthur sudah siap.

"Ayo, Jonathan sudah di depan."

Finally Jonathan sembuh guys, setelah hukuman yang waktu itu. Jadi sekarang Jonathan masuk cerita lagi ;)

Mereka menuju mobil untuk segera ke bandara.

Xavier tidak sabar bertemu dengan putranya setelah sampai nanti.

Xavier mengingat bahwa ada sesuatu yang harus ia berikan kepada Arthur
"Ambillah ponsel ini, mungkin kamu akan membutuhkan nya."

Arthur mengambil ponsel pemberian Xavier dengan senang hati "Terimakasih Daddy." Ucapnya senang.

"Sama-sama."

Xavier menggendong Arthur untuk menuju pesawatnya. Xavier mendudukkan Arthur di kursi sebelah dirinya.

Artur tidak sengaja melihat lock screen ponsel Xavier, seorang anak laki-laki yang biasa saja. Arthur berpikir bahwa itu mungkin adalah Gallen.

1 jam mereka habiskan di dalam pesawat dan akhirnya tibalah mereka di tempat pendaratan pesawat tepatnya di belakang mansion Xavier.

Xavier membantu Arthur berjalan, karena Arthur belum sepenuhnya bisa jalan normal.

"Ini adalah kamarmu, dan sebelah sana adalah kamar Gallen." Ucap Xavier mengenalkan ruangan Arthur yang di sebelah kamarnya terdapat kamar Gallen.

"Terimakasih Daddy."

Xavier mengangguk dan mengelus rambut Arthur lalu memberikan pesan kepada nya sebelum pergi "istirahat lah, maid akan menyiapkan apapun yang kau perlukan."

Tanpa mereka sadari seorang anak laki-laki melihatnya dari kejauhan.

"Ternyata ini yang grandpa katakan" ucapnya sambil sedikit terkekeh.

Xavier berjalan menuju lift untuk kembali ke kamar nya, di perjalanan menuju kamarnya ia menemukan Gallen sedang berdiri di depannya.

"Hai sayang, Daddy sangat merindukan mu. Apakah sudah tidak marah dengan Daddy?" Tanya Xavier lembut kepada Gallen.

Xavier memeluk putranya sebagai bentuk tanda bahwa dia merindukan putra semata wayangnya ini.

"Daddy tidak menjemput Gallen hiks... Daddy hiks... Membawa anak baru huhuhu." Tangis Gallen pecah ketika sang Daddy memeluknya, ungkapan kecewa Gallen utarakan kepada Xavier.

GALLEN (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang