Chapter 4

16.5K 1.9K 61
                                    

Awas typo menodai mata!
Selamat membaca.

-
-
-
-
-
-
-

Saat bangun lagi-lagi dia harus berhadapan dengan salah satu keluarga Altheo, sekarang apa yang harus dia lakukan. Ingatan dari pemilik tubuh ini sudah sepenuhnya kembali lewat mimpi yang dia dapatkan, dia tahu harus apa saat berhadapan dengan keluarga Benedict. Tapi jika harus mengikuti semua tingkah laku Altheo sepertinya tidak akan berhasil.

"Bagaimana keadaan mu?"

Mendengar suara yang bernada menjengkelkan itu dia memilih untuk menjadi dirinya sendiri, ketiban berpura-pura menjadi Altheo.

"Situ buta apa pura-pura, orang udah sehat gini masih di tanya." Altheo berbicara dengan nada sinis, dia sama sekali tidak peduli jika orang di depannya ini marah.

"Aku masih tidak percaya jika kau benar-benar Altheo."

Ekspresi wajahnya langsung berubah datar. Ingin sekali dia berteriak jika dia memang bukan Altheo, dia juga tidak mau menjadi Altheo, tapi dia tidak berani. Bisa di kuliti hidup-hidup jika dia mengaku bukan Altheo.

"Kau berubah."

Altheo langsung menoleh kearah lain.

"Aku tahu." Tentu saja, karena dia bukan Altheo .

Dia juga tidak tahu alasan apa yang membuat Tuhan menempatkan jiwanya di dalam raga asing ini. Yang sekarang dia lakukan hanya menerimanya dengan terpaksa, mungkin ini adalah kasih sayang Tuhan untuknya. Atau mungkin hukuman karena semasa hidupnya dia banyak berbuat dosa.

Jika saja pria bernama Leander ini tahu, dia juga tidak ingin berada di tubuh ini tapi jika ini takdirnya dia bisa apa. Menolak juga tidak bisa, karena semuanya sudah terjadi.

Leander tersenyum tipis kemudian mengusap pelan kening keponakan kecilnya yang tampak mengerut.

"Papa suka perubahan mu."

Hati Altheo menghangat mendengar ucapan Leander, tapi dia heran kenapa Leander menyebut dirinya sebagai Papa bukankah pria itu masih lajang.

"Sekarang bagaimana kalau Altheo potong rambut."

Dia mengangguk, semuanya memang harus di ubah perlahan-lahan. Leander langsung membawa Altheo ke balkon dan menyuruh keponakannya itu untuk duduk, sementara dia memakaikan jubah yang terbuat dari plastik ke tubuh Altheo.

Beberapa orang yang melihat kegiatan keduanya tampak terkejut, begitupun dengan Stefano yang langsung mematung melihat senyuman anak bungsunya yang tidak pernah dia lihat sebelumnya, dia bahkan mengabaikan suara di seberang sana yang terus memanggil namanya.

Baginya pemandangan langka ini lebih indah dari segala keindahan yang pernah dia lihat.

Entah kenapa namun Stefano merasa iri melihat adiknya begitu akrab dengan anak bungsunya.

"Altheo jadi ganteng kan setelah ini."

"Tentu saja, anak Papa ini akan menjadi yang tertampan di antara Benedict."

Nyaman, satu kata yang dapat dia utarakan. Ternyata menjadi sosok Altheo tidaklah sesulit itu, walaupun terlahir di antara keluarga yang memiliki sifat dingin, ada salah satunya yang begitu hangat. Leander buktinya.

Erkan tidak tahu saja seberapa kejam sosok di belakangnya itu.

Leander Benedict. Adik Stefano yang berprofesi menjadi seorang dokter hanya untuk menutupi hobi anehnya, memainkan organ dalam manusia. Bisa di bilang Leander itu sedikit memiliki penyakit kejiwaan, psikopat.

Second Life The Geeky Boy Where stories live. Discover now