Chapter 1

26.4K 2.2K 118
                                    

Awas typo menodai mata!
Selamat membaca.

-
-
-
-
-
-
-

Erkan tak pernah mengerti dengan takdir yang di berikan oleh Tuhan, terakhir kali yang dia ingat hanyalah kobaran api yang melahap habis kamar apartemennya. Kedua matanya terbuka, Erkan melihat sekelilingnya dengan linglung, yang membuatnya semakin bingung. Dia berada di sebuah ruangan mewah yang begitu asing.

Bermodal tekad dan keberanian, dia turun dari tempat tidur dan mengelilingi ruangan super mewah ini.

Sampai matanya memincing melihat sebuah figura besar yang memperlihatkan foto sebuah keluarga, tapi yang aneh ada dirinya di tengah-tengah mereka yang asing. Erkan melirik ke samping tepat kearah cermin besar, disana dia bisa melihat pantulan tubuhnya.

"Loh kok gue jadi kecil gini mana cupu lagi, terus ini pipi kok agak tembem sih?"

Langkah kakinya dia bawa mendekati cermin, dia meneliti setiap inci tubuhnya. Ini memang mirip tubuhnya, tapi gaya berpakaiannya bukan Erkan sekali.

"Apa gue selamat ya dari kobaran api? Tapi kenapa bangunnya malah di tempat ini, kenapa gak di rumah sakit?"

Berbagai pertanyaan berputar di otaknya, dia bingung dengan keadaannya saat ini. Sampai suara ketukan terdengar dari arah pintu, Erkan langsung berbalik dan menemukan seorang pria berpakaian serba hitam yang membungkuk kearahnya.

"Tuan muda kecil, waktunya untuk anda menghadap kepada tuan Stefano."

Stefano siapa? Perasaan Erkan tidak mengenal orang bernama Stefano, dan juga untuk apa menghadap orang itu. Apa pria bernama Stefano itu yang telah menyelamatkannya.

"Tuan?"

Erkan tersadar kemudian mengangguk singkat, setelah itu pria asing tersebut kembali membungkuk kemudian menutup pintu. Erkan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, mungkin menghadap kepada pria yang bernama Stefano akan menjelaskan segalanya.

"Altheo tidak salah! Ini fitnah...."

"Tolong percaya, sekali saja.... Al mohon."

Erkan menggelengkan kepalanya yang terasa cenat cenut, ingatan siapa itu.

Altheo? Siapa, kepala Erkan sakit mengingatnya.

"Altheo gak butuh kemewahan, Altheo cuma butuh Daddy dan yang lainnya."

"Al sakit, tapi Daddy gak suka dengan anak penyakitan."

"Dada Al sakit...."

Erkan terduduk dengan lemas, tubuhnya bersandar ke sebuah lemari besar. Dia menjerit sambil menarik rambutnya, sungguh kepalanya begitu sakit. Siapa Altheo dan kenapa wajah orang itu mirip dengan wajahnya saat ini, penampilan cupu dan gaya berpakaiannya. Apa-apaan semua ini.

Tok tok tok

"Tuan muda kecil, apa anda baik-baik saja!?" pintu ruangan ini di ketuk brutal, kemudian terbuka lebar.

Pria asing tadi langsung berlari menghampiri Erkan, kemudian berjongkok di hadapan anak itu.

"Liam beritahu tuan Stefano, ada yang tidak beres dengan tuan muda Altheo!"

Erkan semakin berteriak keras saat potongan-potongan ingatan asing menghantam kepalanya dengan brutal, sangat cepat membuat dia merasa mual.

"Tuan muda Altheo, tenang."

Kemudian beberapa pria asing masuk ke ruangan ini dengan berbagai macam ekspresi yang mereka perlihatkan. Sekilas yang Erkan lihat hanyalah tatapan datar dan terkesan tidak peduli.

Second Life The Geeky Boy Where stories live. Discover now