5

48K 154 0
                                    

Setelah pergulatan semalam Savia kembali lemah tak berdaya dan akhirnya diselimuti oleh Albert dan selanjutnya tertidur dengan pulasnya. Setelah menyelimuti Savia Albert keluar kamar karena ia merasa lapar sekali, sudah dari siang ia tidak makan dan sekarang menunjukkan jam 2 malam. Akhirnya ia memasak indomie dengan telur untuk mengisi perutnya.Setelah selesai ia kembali ke kamarnya dan tidur.

Keesokan harinya...
"Albet bet Albert... Mau makan engga lo?"  Sambil menggoyang-goyangkan badan Albert yang masih tidur.

"Engghhhhhh" Dia cuman berbalik kesebelah kanan. Kembali ia digoyang goyang oleh Savia dengan terpaksa ia memelekkan matanya dan ketika ia memelekan matanya disambut dengan belahan dada Savia yang terpampang jelas didepan matanya. Langsung membuat Albert menelan ludah. Savia memang membangunkan dengan badan condong kedepan sehingga terlihat hampir seluruh bagian dadanya. Pagi itu Savia mengenakan seperti daster tanpa lengan dengan potongan dada rendah sedangkan panjang ke bawahnya hanya menutup beberapa senti dari pantatnya.
Junior Albert langsung tegang sempurna.  Melihat pemandangan barusan.

"Woi bengong aja lo... Mau makan ngga? Mikir jorok mulu lo"  Kata Savia sekenanya sambil berjalan meninggalkan Albert. Albert melihat goyangan pantat dan paha mulusnya membuat ia makin konak aja. Akhirnya ia turun ranjang ke toilet cuci muka dan buang air kecil, selanjutnya berjalan menuju dapur.

Ia berjalan santai tanpa mempedulikan celananya menonjol karena juniornya berdiri. Sebenarnya ia agak heran kenapa masih tegang aja itu batang, padahal ia sudah buang air kecil biasanya langsung tiarap ini malah hormat aja.

"Idiiih udah konak aja pagi-pagi" Kata Savia sedikit bergidik.

"Tau nih mungkin butuh sarapan juga dia hahaha" Jawab Albert dengan santai.

"Enak aja ogah gw kesenengan elu"

"Yaelah lo semalem juga minta jatah juga sama gw, malah tanpa babibu langsung aja main nunggangin"

"Idih siapa juga yang minta jatah sama elu... Sok pede aja..." Kata Savia sewot

"Lah kalo gw yang minta sekarang gimana?"

"Ogah gw!" Jawab Savia

"Inget engga kemarin waktu gw mainin? Lo bilang sendiri gw bole entot lo kapan aja dimana aja"

Wajah Savia langsung memerah. Dia ingat kemarin saat dia udah sange berat memohon-mohon ama si Albert. Sampe mengucapkan kata-kata najis itu.

Tiba-tiba bulu tubuhnya berdiri ada sebuah kecupan di tengkuk leher bagian belakang. Seolah setrum merambat keseluruh tubuhnya... Ehhhh emmmmhh itu suara yang keluar dari bibir Savia. Padahal tangannya sedang memegang piring yang berisi telur dadar. Tangannya tiba-tiba melemas untung belum jauh dari tempat ia memasak. Tapi akhirnya piring itu terlepas dari tangannya dan jatuh tepat di kain. Tubuh Savia menggeliat-geliat karena kecuapan di tengkuknya makin intens. Tiba-tiba tangan alber menarik cdnya dan langsung menancapkan dengan paksa batangnya yang dari tadi sudah menegang. Ehhhhhhhhhhhh suara Savia lagi dengan sedikit getaran ditubuhnya. Secara refleks kepalanya menghadap keatas sambil membuka lebar mulutnya.

"Hahaha udah banjir aja lo Sav... Bilangnya ogah ogah, nyatanya hem... Doyan  banget kan lu... Makanya jangan mikir jorok mulu"

Emang ia sih Savia sebenarnya sedikit terbakar libidonya saat melihat Albet datang dengan kondisi konak, ia membayangkan jika ia langsung memaksanya untuk mengulang 2 kali pertempuran semalam. Bayangan itu yang membuat Savia basah... Tapi dia gengsi dong masa mau di iya in aja omongan Albert. Jual mahal banget lah dia. Pokonya tolak mulu kalo Albert mau mah.

Tapi dasar emang Savia doyan di kecup dikit aja langsung pasrah dan minta di obok obok.

Kembali ke Savia....

Savia mulai mendesah desah karena Albert mulai menggoyangnya kali ini ia lebih manusiawi. Albert bergerak maju mundur secara perlahan. Cukup lama Albert melakukannya. Emmmmhhhhhhh kenapa orang ini tidak brutal kayak semalem yak? iiihhh kok aku jadi pengen dibrutalin sih... Belum selesai dengan pikirannya Savia dibuat kaget karena Albert sudah menarik turun pakaian atasnya tak ketinggalan BHnya juga di lepasnya dan membuangnya sembarangan sekarang terlihat buah dada Savia bergoyang indah seirama goyangan Albert. Albert dengan mudah menikmati pemandangan tersebut dari marmer di dinding dapur yang mengekspos keindahan Savia.

Sebenarnya Albert ingin segera menggapai puncaknya tetapi ia menundanya karena ingin berlama-lama menikmati Savia. Albert mulai meremas-remas buah dada Savia yang membuat Savia mendesah, tak lupa ia memainkan puting Savia, semakin di putar putar makin mendesah. Tak berhenti disitu Albert iseng mencium leher Savia sambil sedikit menjilat. Albert melakukan dua rangsangan itu dengan tetap menggoyangkan batangnya. Alhasil desahan Savia tidak bisa dikontrol lagi badannya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan.

Merasa napsu Savia makin meledak Albert tanpa sadar melepaskan remasan dan ciumannya dan fokus pada gerakan maju mundur dengan kecepatan tinggi, Savia terus mendesah desah rambutnya berantakan tapi tetap terlihat manis. Savia makin terbakar dia lupa daratan. Ia lupa kalau dia sok jual mahal...

Ahhhhh ouuuuhhhhmmm Alberttttt terusssss lebih kerassss gw suka bangetttt terusss ah enak  berrtttt ahhhhh

Albert makin menggila dengan sodokannya ia ikut lupa daratan ia terus menggebu akhirnyaaaaa ahhhhhh savvvvvvvvv

Albert mencabut batangnya menumpahkan ke punggung Savia. Sedangkan Savia ikut mengejang dan mencapai puncaknya langsung tersungkur karena tidak dapat menahan gejolak ditubuhnya.

Seolah tidak memberi kesempatan Savia istirahat. Albert menggeser semua benda yang ada di meja kitchen dengan satu kibasan tangan dan dengan perkasa mengangkat Savia dan mendudukkannya. Tanpa menunggu persetujuan Savia, Albert langsung menghujam batang kokohnya dan blessss ambles dengan lancarnya karena sudah amat basah. Savia hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu, ia hanya bisa mendesah dan mendesah menikmati setiap hujaman kenikmatan yang diberikan oleh Albert.

Albert makin semangat melihat bentuk sempurna tubuh Savia. Wajahnya yang sayu sambil mendesah desah, apalagi melihat bodynya yang aduhai membuat Albert makin kalap.

"Kamu cantik banget savvv.... Emmhhh... Kamu juga enak banget gw sukaaa bagettt gw mau tiap hari dapet ginian" Ucap Albert ditengah tengah genjotannya. Savia hanya menanggapi dengan senyuman sayu menikmatinya...

To be continue...

HITAM PUTIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang