11 👑 Kenyataan Atau Khayalan?

353 72 2
                                    

Happy reading
...

Dari sekian banyak hal yang dapat membangunkan Sky, kicau burung dan sorot sang mentari merupakan salah satu opsi yang dapat mengganggunya sewaktu tidur. Selelapnya Sky saat tidur, ia akan tetap terbangun barangkali hanya mendengar sedikit suara tersebut. Yah, meskipun biasa tak mempan. Tapi tumben saja, untuk kali ini mempan pada Sky.

Rasanya Sky terlelap agak lama dan lebih nyaman. Seakan-akan seperti tak ada mimpi dalam tidurnya. Ah, mungkin karena kelelahan latihan pensi.

Sky membuka kelopak mata. Menatap langit-langit kamar yang nampak berbeda dan asing. Apalagi saat melihat lampu yang menggantung. Sangat jauh dengan lampu yang berada di kamarnya. Tempatnya bangun saat ini... Terkesan lebih mewah dan elegan.

"Sky, kamu tidak apa-apa, nak?"

Yang semulanya kelopak mata Sky tertutup, berharap agar kembali pada kenyataan. Kini langsung terbuka kembali dan menoleh cepat ke samping kanannya. Bola matanya hampir keluar kala mendapati sosok wanita yang melahirkannya mengenakan pakaian kerajaan.

"Kamu kenapa, Sky? Ada yang sakit? Sebelah mana yang sakit? Bilang pada ibu."

Sky hendak menjawab, tapi urung begitu mendengar kata 'Ibu' dilontarkan seseorang di sebelah tempat tidurnya. Tunggu... Kenapa bukan Mama? Kenapa malah menyebut diri sendiri dengan kata Ibu?

"Ibu," Sky berusaha mengubah posisi tidurnya menjadi bersandar, "kenapa ibu ada di sini?" Malah susunan kalimat itu yang keluar. Sangat berlainan dengan susunan kalimat yang ia rangkai di kepalanya.

"Sky, ibu mana yang tidak akan datang saat mendengar kabar bahwa anak semata wayangnya terluka." Wanita cantik itu berkata sembari mengelus surai gelap Sky.

"Kamu sudah 2 hari tidak sadarkan diri, Sky."

Tepat setelah ibu Sky berucap demikian, pintu kamar yang tertutup rapat, kini terbuka lebar-lebar. Menampakkan potret laki-laki berparas tampan yang berjalan santai, dan juga sosok gadis kecil yang berlari dengan mimik wajah khawatir.

"KAKAK!" teriak Michaela, gadis kecil yang datang dan tanpa permisi langsung naik ke tempat tidur Sky dan memberikan pelukan erat. Tak mempedulikan ibu kandung dari sosok yang ia peluk.

"Putri Michaela!" hardik Leo, seseorang yang datang bersama Micha.

"Putra Mahkota Leo, tidak apa-apa."

Leo mengalihkan atensinya pada wanita cantik yang berstatus sebagai bibinya. Dengan tatapan memelas, ia duduk di pinggir tempat tidur Sky dengan posisi menyerong pada sang bibi.

"Tapi bibi, Michaela harus bersikap sopan santun dengan siapa saja. Kelakuannya barusan, kalau Ibu Ratu tahu, Michaela akan mendapat kelas tata krama yang sama seperti aku." Leo menghela napas panjang, "Bibi tahu sendiri bahwa Ibu Ratu sangat menomorsatukan pendidikan tata krama bagi seluruh anak. Baik dari kalangan bangsawan, maupun rakyat biasa."

"Iya, bibi tahu, Putra Mahkota. Kamu tenang, ya. Asalkan kamu tidak bilang apa-apa, bibi yakin kalau adik kamu yang cantik jelita ini akan terhindar dari kelas tata krama yang sama denganmu."

Hah... Leo menghela napas berat. Apa yang dituturkan bibi memang benar, tapi Leo bukan tipe orang yang bisa berbohong.

"Ya sudah, bibi tinggal dulu, ya." Ibu Sky bersiap angkat kaki. Namun, terhenti kala mendengar perkataan si anak semata wayang.

"Ibu mau kemana?"

Ibunda dari Sky menghampiri si anak, lalu memeluknya dengan Michaela yang menyelip di tengah. "Ibu ke dapur sebentar, Sky."

Ibunda Sky melepaskan pelukannya. Tangan lentiknya mengusap pipi tirus sang anak, "Kamu tunggu sebentar di sini. Ada Putra Mahkota dan Putri Michaela yang menemani."

Sleeping Prince | HaechanOnde as histórias ganham vida. Descobre agora