02 👑 Perjumpaan Di Atas Awan

581 111 8
                                    

Happy reading
...

"Kamu beneran nggak apa-apa, Sky, ke sana sendirian?"

Sudah 7 kali Sky mendengar pertanyaan tersebut dilontarkan wanita kesayangan Papa dan dirinya. Sejak masuk jalan raya sampai di bandara, tak ada kalimat lain selain itu.

"Aku nggak apa-apa, Ma. Sky bukan anak kecil lagi. Tenang... Aku nggak bakal ilang kok." Sky menggenggam tangan halus sang ibunda yang duduk di sebelah kirinya. Lain dengan Papa yang tak mau digenggam tangannya. Papa lebih memilih memeluk pundak Sky dari samping kanannya.

"Rumah bakal sepi kalau kamu nggak ada." Mama berkata dengan raut muka sedih. Berbeda dengan Papa yang sedari tadi menepuk-nepuk pundaknya tanpa mengucap sepatah kata.

"Mama kan masih punya Poci. Anjing Poodle kesayangan Mama itu mau dikemanain, hm?" sahut Sky sambil mengusap-usap punggung tangan sang Mama.

Detik selanjutnya, mereka bertiga terdiam sampai terdengar pemberitahuan bahwa pesawat yang akan dinaiki Sky akan segera berangkat.

Papa berdiri, lalu menatap serius anaknya yang telah bangkit seraya merapikan tas di bahunya. "Sky, pesan Papa cuma satu."

"Apa, Pa?"

"Jangan repotin Eyang!" kata Papa tegas. Yang langsung disahuti Sky dengan acungan jari jempol tangan kanannya, "Siap, Pa!"

"Kalau bisa jangan buat ulah ya, Nak," pesan Mama seraya mengusap pipi Sky yang tak lagi gembul seperti dulu.

Sky mengangguk, "Iya, Ma. Tenang aja."

Sejenak Sky terdiam, mengamati baik-baik kedua orangtuanya yang nampak awet muda. Ia yakin pasti akan merindukan 2 orang yang sangat berharga dalam hidupnya. Tanpa berkata lebih lanjut, Sky menubruk kan diri pada Papa dan Mama. Memeluk erat kedua orangtuanya. Berat rasanya saat akan meninggalkan mereka.

"Jaga kesehatan yaa, anak gantengnya Mama," ucap wanita cantik yang kini dipeluk Sky. Ia mengusap sayang belakang kepala anaknya.

Sky hanya mengangguk sebagai respon.

"Jangan sampai masuk rumah sakit, Sky. Papa nggak mau kalau sampai dapet kabar kamu masuk rumah sakit gara-gara tawuran antar pelajar." Papa menyunggingkan senyum kecil sembari menepuk-nepuk punggung Sky.

Lagi, Sky hanya mengangguk. Tak lama kemudian, ia mengurai pelukan. Dirinya tak bisa bohong kalau sedang dilanda kesedihan karena berpisah dari Papa-Mama. Matanya yang memerah dan berkaca-kaca menjadi bukti nyata bahwa ia tengah tak baik-baik saja.

"Udah. Sana berangkat! Nanti ditinggal pesawat nangis. Masa anak Papa nangis? Cowok bukan?" celetuk Papa yang langsung terkena sikut sang istri pada bagian perutnya.

Sky terkekeh geli akibat tingkah kedua orangtuanya. Ia mengusap kristal bening yang berada di sudut mata. Membenarkan topi, kemudian berpamitan pada mereka. Tanpa ragu, kaki jenjangnya melangkah menjauh dari tempatnya 'pulang'. Namun, ketika baru beberapa langkah berjalan, Sky membalikkan badan dan melambaikan tangan. Dalam hati ia mengatakan, 'Sampai jumpa di lain waktu, Pa, Ma.'

Entah mengapa, Sky merasa tak akan berjumpa pada mereka dalam kurun waktu yang lama.

...


Cantik. Sky suka pemandangan yang tersaji lewat jendela pesawat di sampingnya. Setiap kali menaiki transportasi udara, Sky pasti selalu mendapat tempat duduk di dekat jendela. Biasanya ia akan mendapat ketenangan karena yang duduk di sebelahnya adalah Mama, Papa, atau orang asing yang tak banyak tingkah.

Sleeping Prince | HaechanWhere stories live. Discover now