part 16

50.7K 1.7K 40
                                    

sudah tiba waktu untuk pulang, hazel mengantar chika dan keysha terlebih dahulu ke rumah mereka masing masing.

"langsung pulang?" tanya Hazel.

"aku ingin mampir kesalah satu temanku dulu"

"falen?" menyebutkan nama salah satu sahabat reina yang menolak untuk berlibur.

reina mengangguk "apa boleh?"

"tentu"

Hazel memutar arah menuju rumah Falen, yang hanya berjarak 4 km dari posisi mereka saat ini.

reina melirik hazel sesekali, sudah cukup lama dia bersama dengan laki-laki yang ada di sampingnya. Hazel juga sudah banyak berubah, laki laki itu sudah tidak pernah memandangnya dengan tatapan tajam dan menakutkan.

Dengan kemeja putih, baju pergelangan tangannya di pingkis, celana berwarna moca rambut tertata rapi. Sebenarnya dari segi fisik Hazel masuk dalam kriteria ideal suami Reina.

"apa aku sangat tampan?"

reina langsung mengalihkan pandangannya ke arah jalanan "menyetirlah dengan benar"

"aku ada kepentingan di klinik, aku akan meninggalkanmu dan menjemputmu nanti"

"gak paapa?" ini tidak pernah terjadi sebelumnya dimana hazel membiarkan reina seorang diri di luar rumah.

"iya.."

merekapun tiba sebelum turun dari mobil reina mengeluarkan ponsel dari tasnya seperti yang biasa hazel minta karena takut reina akan mrngambil kesempatan untuk menghubungi mantan tunangannha.

hazel menggeleng "gunakanlah, bagaimana caraku menghubungimu nanti"

reina melihat hazel pergi hingga tak terlihat lagi, dia segera mengetuk pintu rumah, dimana seseorang yang dia kenal benar benar membukakan pintu untuknya.

fallen mencoba kembali membuka pintu namun reina sudah menahannya dengan kaki lalu menerobos masuk.

"kenapa kamu kesini"

"kamu tidak merindukanku?"

falen tidak menjawab dia kembali duduk di meja, membuka laptop dan menulis cerita. Falen adalah seorang penulis novel hang cukup populer dia banyak menghabiskan waktu dirumah atau di perpustakaan.

"kamu tidak khawatir denganku? kamu tidak senang aku masih hidup?"

falen tidak menjawab dan tetap pada posisi yang sama. Reina mendekat dan memeluk sahabatnya dari belakang kursi.

"hentikan"

reina tetap memeluk Falen, mereka bersahabat sejak SD hingga dewasa, namun sebuah isu aneh mulai terdengar di area sekolah.

saat itu reina masih muda dan tidak memikirkan perasaan Falen dia tanpa perasaan mencaci dan menghina falen hingga membuat pertemanan mereka rusak.

Falen menjauh benar benar menjauh, dan berubah lebih pendiam,tertutup dan sangat dingin. Reina yang sudah dewasa berusaha memperbaikinya namun gagal, mereka sesekali bertemu ber 4 namun falen seakan sengaja selalu mencari alasan untuk pergi lebih dulu, pulang lebih awal setiap mereka berkumpul.

falen mendorong reina kedinding, lalu menciumnya secara tiba-tiba, hal yang tidak pernah  dia bayangkan, tapi Reina tau bahwa kabar aneh itu benar adanya. dia tau bahwa Falen seorang lesbian dan telat memiliki perasaan berbeda untuknya, namun bukannya melnyelesaikan secara baik baik dan perlahan, reina dulu malah langsung meninggalkan Falen.

Elena berusaha memejamkan mata, dan menerima perlakuan Falen.

"pergilah, kamu sekarang sudah tau kan. pergilah seperti dahulu" setelah melepaskan ciumannya.

"aku bersalah dimasalalu, tapi aku tidak ingin kehilangan sahabat sepertimu"

"kamu mempermainkanku? sahabat? apa kamu tau saat mendengar kematianmu aku datang ke pemakamanmu setiap hari? keysha bahkan menangis setiap hari, tidak bisakah kamu memberitahu kami jika kamu masih hidup? dan sekarang tiba tiba kamu datang berstatus sebagai istri dari seorang laki-laki yang tidak kami kenal"

rentetan kalimat itu membuat reina sadar betapa tidak masuk akalnya hidup yang dia jalani.

mereka mencoba menenangkan diri, hening dan sunyi selama kurang lebih 1 jam, ketika mereka sudah mulai tenang mereka kembali mencoba berbicara.

falen memulai pembicaraan "semua kabar aneh itu benar tentangku, aku seorang lesbian, aku menyukaimu tapi bukan berarti aku akan melakukan sesuatu hal yang buruk padamu, aku memendamnya, aku menahannya dan bahkan berencana menyembunyikan semuanya karena aku tau ini salah, namun tidak ada rahasia yang abadi."

"saat itu aku sangat labil aku takut tanpa alasan jelas, aku mash jauh dari kata dewasa aku tidak tau bagaimana cara mengambil jalan untuk kebaikan kita berdua, namun seiring berjalan waktu aku sadar bahwa perasaan datang dengan sendirinya, itu bukan salahmu dan bukan sesuatu yang bisa kamu pilih, aku ingin memperbaikinya namun sudah terlambat kamu telah berubah"

"maafkan aku.." ucap falen "apa kamu masih mau menerimaku sebagai sahabatku?"

mereka kembali berpelukan, mencoba memulai lembaran yang baru.

reina tertidur tanpa sengaja di kamar falen, sementara falen kembali focus pada pekerjaannya dengan sebuah earphone, dia selalu menulis sambil mendengarkan musik.

mereka berdua tidak sadar bahwa hp reina berdering sejak tadi di meja ruang tamu. panggilan itu rupanya dari hazel yang belum mendapat kabar apapun dari istrinya.

setidaknya hazel bersabar menunggu hingga 2 jam, namun dia semakin kesap dan khawatir, langsung mendatangi rumah falen.

mengetuk pintu namun tidak ada jawaban, kekesalan hazel semakin memuncak, Hazel mengambil sebuah palu yang ada di bagasi mobil lalu merusak pintu rumah itu dengan cepat.

"Bruakkkkk!!"

suara itu sangat keras, falen berhenti mengetik, berlari ke pintu depan, dan menemukan seorang laki-laki berdiri dengan nafas berat...



Sad Cruel PsycopathWhere stories live. Discover now