part 17

47.7K 1.7K 17
                                    

Hazel menerobos masuk setelah berhasil merusak pintu, melewati Falen yang tentu sangat marah.

reina masih mengusap mata, kesabarannya belum sepenuhnya kembali karena baru saja terbangun dari tidur.

"aku menelfonmu sejak tadi" ucap hazel sambil menggoncang bahu reina

"aku tertidur, hpku diluar. Suara apa itu barusan"

"aku..." hazel tidak meneruskan penjelasannya.

fallen datang sambil melemparkan potongan kayu, "kamu merusak pintu rumahku"

"lalu apa kau tuli?"

"aku menggunakan headpone aku tidak mendengarmu"

"lalu salahku?"

"lalu salah siapa? tidak pernah ada orang merusak pintu orang lain hanya karena tidak dibukakan pintu"

"seharusnya kamu tidak menggunakan headphone"

"kamu merasa benar? ayo kita kekantor polisi dan tanyakan kepada mereka siapa yang tidak waras disini"

reina segera melerai keduanya dan berdiri di tengah tengah "tenanglah, ini tidak menyelesaikan masalah, mari ambil nafas dalam dalam lalu keluarkan perlahan dan selesaikan semuanya baik baik"

fallen akhirnya menghentikan perdebatannya dengan Hazel, sesuai dengan kesepakatan hazel harus mengganti kerugian yang dialami oleh Falen dengan membelikan pintu dan memanggil tukang untuk mengganti pintu rumah fallen.

terpaksa fallen harus tinggal setidaknya dua hari dirumah hazel, mustahil baginya tinggal di rumah dengan pintu yang rusak total. Walaupun sempat menolak dan memilih untuk menginap di hotel. Hazel yang mengetahui bahwa istrinya mungkin akan marah besar mengenai tingkah konyolnya hari ini memilih cara paling aman dengan menebus kesalahannya.

fallen menganga ketika tiba di rumah Hazel yang mewah dan luas bak istana. Tidak perlu khawatir bahwa rahasia Hazel terbongkar jika fallen menginap, reina tau bahwa suaminya sangat bersih dan rapi sehingga tidak akan ada sesuatu yangencurigakan terlihat.

reina mengantarkan Fallen untuk tidur di kamarnya lalu dia akan tidur bersama hazel.

"kamu bisa menggunakan perlengkapan mandi disini, lalu baju di sebelah sini, pakai bajuku tidak apa apa kan?" sambil membuka lemari

"tidak masalah, bukankah kalian pasti tidur bersama? bagaimana baju bajumu bisa ada di kamar ini?" fallen merasa curiga

"lemari di kamarku dengan Hazel sudah penuh dengan baju, baju dikamar ini hanya beberapa bajuku yang jarang kupake"

fallen mengangguk, dan merebahkan dirinya di atas kasur berukuran jumbo itu. Hazel muncul dari luar

"aku akan mengambil pakaian yang akan kamu pakai" kepada reina.

"apa maksudmu" reina langsung mendekati hazel dan menyentil pinggang suaminya "dikamar kita kan sudah banyak baju untuk apa ambil disini"

"apa maksudmu di kamar hanya ada bajuku bajumu kan semua di.." reina segera membekap mulut suaminya dan mendorongnya keluar kamar.

pintu kamar segera ditutup, dia melepas tangannya dari mulut hazel ketika mereka tiba di kamar.

"kenapa melakukan ini?"

"apa kamu bodoh? kamu ingin memberitahunya bahwa kita tidur terpisah selama ini? apa ini normal untuk orang yang sudah menikah?"

"itu kemauanmu bukan? kamu yang tidak mau sekamar denganku"

"aku tau.. tapi kita tetap harus berpura-pura tidur sekamar. Aku berkata bajuku sudah ada dikamar ini, dikamar sana hanya pakaian tidak terpakai"

"baiklah aku yang salah" mengalah demi menghentikan perdebatan.

fallen semakin merasa curiga semenjak tiba dirumah yang cukup sunyi itu, rumah itu terlalu sunyi dibandingkan ukurannya yang megah, tinggal berdua saja sudah cukup menyeramkan apalagi seorang diri. fallen memang belum bertanya apa tidak ada lagi penghuni lain di rumah itu, namun rumah itu terasa cukup dingin, sofa sangat dingin dan perabotan lain yang sangat rapi seakan tidak pernah tersentuh.

sesekali fallen melihat melalui jendela, tidak ada  seorang satpam bahkan di pintu masuk seakan pemilik rumah tidak takut akan ada seseorang yang akan merampok rumahnya. Tidak ada satupun foto keluarga yang terpajang selain foto pernikahan reina dan Hazel.

"tok tok" reina masuk ke kamar Fallen setelah mengetuk pintu

menyodorkan beberapa snack "cemilan untuk menghilangkan bosan, kalau kamu bosan kamu bisa menyalakan tv"

"aku mengerti, terimakasih"

"aku akan kembali ke kamar, jika ada yang kamu butuhkan kamu bisa ke kamarku atau menelfonku"

fallen mengangguk sambil tersenyum. reina kembali ke kamar, Hazel baru saja selesai mandi. "karena disini tidak ada satupun pakaianmu, kamu mau menggunakan pakaianku? atau.. Telanjang saja"

"jangan berharap" mengambil salah satu kaos besar milik Hazel.

"telanjang saja" rengek hazel sambil menarik kaos yang ada di tangan Reina.

"buang jauh jauh otak mesummu itu" sambil menyentil kening Hazel.

hazel cemberut, dan kembali duduk di kursinya dengan sebuah laptop. karena dia akhir akhir ini selalu bersantai, setidaknya dia harus menyelesaikan beberapa pekerjaan secara daring.

sementara klinik saat ini memiliki jam kerja yang lebih santai, dulu sia hampir selalu bekerja setiap hari dengan jam kerja yang padat sehingga terkadang membuat karyawan kliniknya sedikit tertekan.

Reina merubah segalanya, dalam satu minggu klinik buka di hari senin-jumat dan libur di hari sabtu dan minggu tanpa memotong gaji karyawannya. jam kerja juga diatur senin buka sejak jam 7-8malam dan selasa-jumat hanya buka hingga sore.

Reina juga membuat tim baru yang bertugas untuk menerima keluhan dan pertanyaan secara daring. dimana semua pelanggan klinik bisa bertanya mengenai keluhan mereka secara online selama 24 jam, ide itu cukup bermanfaat, dimana klinik Hazel semakin disenangi banyak pasien.

"kamu akan bekerja sampai pagi lagi?" tanya reina yang sudah selesai mandi dan merebahkan tubuhnya diatas kasur.

"haruskah aku istirahat?"

"kemarilah" ucap reina.

hazel langsung menutup laptopnya dan ikut duduk di atas kasur di samping reina.

reina menyalakan tv dan membuka cemilan, meminta hazel mematikan lampu agar cahaya tv lebih jelas.

"kenapa kamu sangat susah tidur?" sambil makan potato

"entahlah, tapi aku selalu tidur nyenyak saat kamu di sampingku"

"haruskah aku terus tidur di kamar ini?"

hazel melirik ke arah Reina "benarkah?"

"hanya rencana asal kamu bersikap baik tidak melakukan hal aneh dan hanya tidur saja mungkin aku tidak masalah aku disini"

"tentu, aku tidak akan melakukan apapun asal kamu tidur disini"

reina menahan tawa mendengar hazel begitu bersemangat. "tapi Hazel, belajarlah untuk bersabar dan berfikir positif, sudah ada banyak peningkatan untukmu, jangan sampai hari ini kembali terulang, belajarlah untuk menunggu, jika aku tidak mengangkat telfonmu cobalah berfikir positif, mungkin aku tertidur, mungkin hpku silent atau mungkin tidak ada sinyal, kamu hanya perlu bersabar dan menunggu"

"aku mengerti" hanya itu jawaban Hazel.

mungkin mudah untuk orang biasa untuk bersikap seperti itu, namun itu sulit bagi Hazel dia berbeda dan dia tau itu.

reina mulai mengantuk, "aku sudah mengantuk, kita harus tidur"

hazel mengangguk dan mematikan tv, mencoba tidur dengan tenang.

reina menarik perlahan tangan hazel dan menjadikan lengan Hazel sebagai bantalz kemudian tidur. Seperti itu saja Hazel sudah merasa sangat senang.

####

Sad Cruel PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang