Gue Cemburu!

113 19 29
                                    

Selesai acara api unggun, semuanya kembali dan melakukan kegiatan masing-masing.

"Venus!" panggil Raya yang berjalan mendekat pada Venus. "Lo jauhi Mars!" ucapnya.

"Lo siapa sih, gue nggak kenal?" tanya Venus. Dia malas ngomong dengan cewek satu ini.

"Lo udah hancurin hubungan gue sama Mars. Gara-gara lo, Mars jauhin gue" ujar Raya emosi.

"Kenapa lo salahin gue? Tanya sama orangnya langsung, gue nggak ada hubungan sama Mars" balas Venus yang langsung berlalu pergi.

"Hei! Gue belum selesai ngomong!" ucap Raya tapi Venus mengabaikannya.

"Kapan gue selesai dengan semua ini" gumam Venus yang ingin masuk ke dalam tenda, tapi seseorang memanggilnya.

"Anna" panggil Dirga.

"Apa?!"

"Jauhin Mars" ujar Dirga dingin.

"Hah?! Lo bilang jauhin Mars?! Lo orang kedua yang bilang ini ke gue. Kenapa sih kalian ngomong gini. Kalian nggak punya mata, gue nggak ada hubungan apa pun dengan Mars" kesal Venus.

"Ini demi kebaikan lo Anna. Kalo lo nggak mau terlibat masalah dengan primadona sekolah, sebaiknya lo jauhin Mars" ucap Dirga.

"Primadona sekolah? Siapa?"

"Raya Ananda. Dan lo jangan sampai berurusan dengannya. Sudah banyak korban karena mendekati Mars."

"Lo kerja sama dengan dia untuk mengatakan ini?" sinis Venus.

"Maksudnya."

"Dia juga mengatakan hal yang sama dengan gue. Sejak kejadian gue dengan Mars, cewek itu selalu ganggu gue. Apa gue bener, lo kerja sama dengan tuh cewek?"

"Lo kira gue mau buang-buang waktu kerja sama dengan cewek itu. Gue suruh jauhin Mars karena gue nggak mau lo dekat dengan Mars. Gue cemburu Anna!" ungkap Dirga dengan tatapan sendu.

Venus terdiam, tubuhnya terasa kaku. Untuk berbicara pun dia kesusahan. Ingin membalas omongan Dirga, tapi kata-kata itu sudah tersangkut di tenggorokan.

"Gue nggak tahan melihat lo di gendong Mars di permainan tadi. Gue merasa sesak Anna" ucap Dirga sembari menyentuh dada kirinya.

"Boleh aku egois Anna?" Dirga mengubah panggilan menjadi aku kamu. "Aku ingin memilikimu seorang, hanya aku yang bisa menyentuhmu, mendekatimu, bersamamu. Aku ingin tubuhmu, jiwamu, dan juga hatimu."

Semua ucapan Dirga pasti akan membuat para cewek yang mendengarnya klepek-klepek dan melayang terbang tinggi.

Tapi kenapa, berbanding terbalik dengan Venus. Bukannya deg-degan, tapi perasaan takut menyelimuti dirinya.

Jujur, ucapan Dirga membuat dia merinding. "Lo... Lo jangan ngomong yang aneh Dirga."

"Aku ngomong ini semua, karena aku takut kehilanganmu Anna" balas Dirga.

Venus nggak kuat lagi mendengar omongan Dirga, emosinya seakan mulai meledak. Dengan cepat, dia masuk ke dalam tenda tanpa mempedulikan Dirga.

Di dalam tenda, dia duduk dengan air mata yang jatuh dari matanya. Dia menangis tanpa suara. Emosinya menjadi tidak stabil. "Please, jangan nangis lagi. Gue nggak mau nangis" mengelap air matanya.

"Venus..." Celsa, Adel, Mila dan Grace masuk ke dalam tenda.

"Lo kenapa Ven? Lo baru nangis?" tanya Celsa khawatir sebab melihat Venus sembab.

"Gue nggak mau apa-apa kok."

"Jangan gitu Ven. Lo ngomong sama kita, mana tahu bisa bantu" ucap Adel.

"Serius, gue nggak apa-apa. Gue hanya ingat masa lalu" sahut Venus.

"Ven, kalo lo ingat masa lalu, lebih baik jangan lo ingat kalau membuat lo nangis" ucap Grace.

"Jangan terbayang-bayang dengan masa lalu. Kalo lo nangis begini, bikin gue khawatir" ujar Mila.

"Hmm, iya kok. Makasih." Perasaan Venus mulai tenang, setelah dihibur oleh teman-temannya.

"Ya udah, sekarang kita tidur. Sudah larut malam soalnya" ucap Adel.

Mereka pun membaringkan tubuh mereka dan terbawa ke alam mimpi, kecuali Venus yang masih terjaga.

"Apa aku bisa melupakannya. Ataukah aku harus memaafkannya?" Venus menjadi bimbang sendiri. Karena terlalu lelah berpikir, dia pun tertidur dan terbawa ke alam mimpi.

DESNINE [END]Where stories live. Discover now