Lo Yang Pertama

138 38 10
                                    

Bel pulang sudah berbunyi, waktunya seluruh siswa pulang sekolah. Venus membereskan buku-bukunya dan bersiap untuk pulang.

"Anna. Gue antar lo pulang ya" tawar Dirga pada Venus. Venus sendiripun sedikit kaget kedatangan sosok Dirga di depan pintu kelasnya.

"Nggak usah. Gue bisa pulang sendiri" tolak Venus.

Baru saja Venus melangkahkan kaki pergi, Dirga sudah menariknya masuk ke dalam dekapan Dirga. "Lo apa-apaan sih?! Lo gila ya?!" Venus mencoba melepas diri dari Dirga, tapi tidak bisa juga.

"Gue antar lo pulang ya. Lo jangan nolak gue. Gue juga ingin bertemu keluarga lo" ucap Dirga yang masih menahan Venus di dalam pelukannya.

"Gue nggak mau! Lepasin gue!" berontak Venus.

"Hei! Ngapain kalian peluk-peluk di depan kelas! Ini bukan tempat pacaran!" tegur seorang guru yang baru saja keluar dari kelas XI IPA 4.

Dirga pun melepas Venus. "Maaf Bu, tadi nggak sengaja" sahutnya.

Guru itupun hanya geleng-geleng kepala. "Dasar anak zaman sekarang. Pacaran di tempat umum."

"Kita nggak pacaran Bu" bantah Venus.

"Nggak kok Bu. Kita memang pacaran. Maaf atas kejadian yang barusan" ucap Dirga yang mendapat pelototan tajam dari Venus.

"Kalian cepat pulang. Nanti dicariin orang tua kalian." Guru itu pun berlalu pergi.

"Gara-gara Lo ya, Gue kena semprot dari guru. Sana lo pergi, jangan ganggu gue." Venus dengan wajah kesal pergi meninggalkan Dirga.

"Na, gue antar lo pulang ya."

"Gue dijemput Papa gue" sahut Venus.

"Gue nggak salah dengar tadi kan, Dirga ngaku dia adalah pacar Venus..." ucap Rio dari dalam kelas.

Mars dan teman-temannya, dan beberapa orang lagi masih ada di dalam kelas. Jadi, tanpa sengaja Mars dan yang lainnya mendengar percakapan Dirga dan Venus.

Mars masih sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas nya. "Mars..." panggil Kevin.

"Hmm, apa..." sahut Mars datar.

"Datar bener jawabnya. Tuh, ternyata si Venus punya pacar" ucap Kevin.

"Trus, urusan gue apa" balas Mars.

"Lo nggak cemburu gitu" ujar Kevin.

"Nggak" jawab Mars sambil berjalan keluar dari kelas. Dia pulang, tidak mau berlama-lama lagi dalam kelas.

"Teman-teman gue memang pada nggak waras emang ya" gumam Mars.

Mars menuju ke tempat parkiran, tempat di mana motornya terparkir. Dia menggunakan helm full face nya dan menaiki motornya. Di hendak menjalankan motornya, tetapi diurungkannya karena melihat Venus di depan gerbang.

Venus berdiri di depan gerbang dengan wajah kesal sambil menatap layar ponselnya yang terpampang pesan dari papanya.

Papa :
Anna sayang, kamu naik taksi atau ojek online ya. Papa tiba-tiba mendadak ada rapat penting di kantor. Maaf ya sayang.

Serasa Venus ingin membanting handphone nya sekarang juga karena kesal, bisa-bisanya papanya batal menjemputnya.

Dengan cepat, Venus menelepon abangnya Angkasa. "Bang! Jemput Venus sekarang!"

"Woy! Jangan teriak-teriak juga kali, kuping gue sakit dengar suara cempreng lo" omel Angkasa diseberang sana.

"Jemput gue sekarang!"

"Gue sekarang lagi di kampus adek gue Anna, Abrianna Venus..." jawab Angkasa sambil menyebut nama lengkap Venus karena menahan emosi.

"Sok sibuk lo. Gue gak mau tahu, jemput gue sekarang!" titah Venus.

"Emang gue sibuk. Lo pulang naik taksi lah atau ojek kan bisa juga" ucap Angkasa.

"Gue lagi males naik yang begituan, apalagi gue sendirian. Lo tega sama adek lo yang cantik manis jelita begini" melas Venus.

"Emang gue tega. Udah ah, jangan lebay lo kayak kelinci. Lo aja kayak singa betina dirumah" sindir Angkasa

"Bang! Lo mau gue..."

Tut... Tut... Tut...

Tanpa menunggu Venus menyelesaikan ucapannya, Angkasa lebih dulu mengakhiri panggilannya.

Venus menghela nafas panjang. "Sabar, sabar... Anak sabar di sayang pacar."

"Tapi, gue kan nggak punya pacar." Venus menyadari ucapannya barusan.

"Bodoh amatlah, mungkin nanti gue punya pacar."

"Lo belum pulang?" Venus menoleh ke arah sumber suara yang ternyata adalah Mars dan motor sportnya.

"Nunggu taksi" ketusnya.

"Bukannya lo dijemput papa lo ya" ujar Mars.

"Darimana lo tahu?" tanya Venus.

"Kan lo tadi ngomong ke Dirga kalau lo di jemput Papa lo" jawab Mars.

"Papa gue sibuk. Gue pulang naik taksi" ungkap Venus dengan pandangan lurus ke depan.

"Ya udah, gue antar lo pulang" tawar Mars.

"Hah?!"

"Gue antar lo pulang, mau nggak?" tanya Mars.

"Lo beneran ngantar gue pulang?"

"Ck, masih nanya lagi. Kalau nggak mau, gue pulang." Mars mulai menjalankan motornya.

"Eh! Tunggu dulu!" cegah Venus. "Iya, gue mau."

"Nah, pake helmnya." Mars memberikan helm pada Venus.

"Lo sering bonceng cewek ya, sampai-sampai lo punya helm cadangan" ucap Venus.

"Lo yang pertama" jawab Venus datar.

"What?!"

"Cepat, buruan naik" ujar Mars.

Venus naik ke atas motor Mars. "Pegangan" ujar Mars

"Gak mau" tolak Venus.

Broom...!

"Aaahh!" pekik Venus. Dia kaget saat Mars mulai menjalankan motornya cepat.

"Makanya gue bilang pegangan" ucap Mars

Venus pun dengan ragu-ragu memegang jaket Mars. Mars hanya tersenyum dibalik helmnya. Dia langsung melajukan motornya cepat, dan Venus langsung memeluk pinggang Mars karena takut jatuh apalagi dengan kecepatan motor Mars di atas rata-rata.

Selama perjalanan, tidak ada satupun yang membuka suara. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai pada akhirnya, mereka sampai di depan rumah Venus.

"Makasih dah antar gue pulang." Venus membuka dan menyerahkan helmnya kepada Mars.

"Hmm..."

Venus Mau masuk ke dalam rumahnya. "Venus" panggil Mars.

"Hmm, kenapa?"

"Lo beneran pacaran dengan Dirga?" tanya Mars.

"Sebenarnya gue udah putusin Dirga. Tapi dianya aja yang keras kepala tidak mau putus. Ya gue juga gak tahu" jawab Venus.

"Begitu ya. Kalau gitu gue balik dulu ya." Mars melajukan motornya meninggalkan Venus yang masih berdiri di depan rumahnya.

"Tuh cowok kenapa nanya hubungan gue sama Dirga?" Venus memasuki rumahnya tanpa memikirkan pertanyaan Mars lagi.

DESNINE [END]Where stories live. Discover now