41 - SAKIT

523 114 77
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Hari ini Betha akan ketemu Gamma. Gimana? Kalian udah siap?

Siap ga siap, boleh kali kasih aku love" warna ungu 💜✌

Happy reading!

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

****

Betha membuka pintu ruangan OSIS yang masih kosong. Masih pukul enam, tapi Betha harus mengambil laporan pesta rakyat yang ia simpan di ruang OSIS beberapa hari lalu. Hari ini akan dilaksanakan rapat evaluasi kegiatan bakti sosial kemarin, sekaligus menyerahkan laporan akhir acara PERAK.

Pintu baru saja akan ia tutup kembali dari luar saat ponselnya berdering. Dahi Betha mengernyit saat membaca nama yang terpampang di layar ponselnya.

"Selamat pagi," sapa orang di seberang sambungan saat Betha menempelkan ponselnya di telinga.

"Pagi, Alvarendra," balas Betha basa-basi, "Kenapa?"

"Tolong pimpin rapat hari ini, ya?" Alva langsung memberi tahu tujuannya menelepon Betha pagi ini.

Betha mengangkat sebelah alisnya saat mendengar suara Alva yang cukup serak. Tidak mungkin jika lelaki itu baru bangun. Biasanya Alva sudah berangkat sekolah dari jam enam lebih lima belas. Tapi, tentu saja Betha enggan bertanya lebih lanjut. Sejak tahu Alva punya pacar baru, Betha jadi tidak ingin banyak tahu tentang lelaki itu. Padahal, Betha juga tahu Alva tidak salah. Dirinya juga yang berkata bahwa dia akan mendukung apapun keputusan Alva. Ah, rumit.

"Oke," jawab Betha singkat.

Alva terkekeh lemah. "Aku sakit, hari ini nggak masuk sekolah," cerita Alva memberikan informasi pentingnya.

"Oh," gumam Betha tanpa sadar. Tetapi, beberapa detik kemudian mata Betha mendadak membelalak. "Eh, sakit apa?" Nada bicaranya berubah panik.

Alva tertawa gemas mendengar Betha yang masih saja panik jika mendengar dirinya sakit. "Demam, mungkin gejala radang atau cuma kurang istirahat. Udah nggak perlu khawatir," jawabnya mencoba menggoda Betha di akhir kalimat.

"Sejak kapan?"

"Sabtu malam," jawab Alva santai.

"Udah ke dokter? Sarapan? Minum obat?" tanya Betha beruntun.

"Nggak perlu ke dokter, ada dokter Bunda." Alva terkekeh di akhir kalimatnya. "Aku titip rapat, ya," pesannya sekali lagi.

Betha mengangguk walaupun Alva tidak melihatnya. "Tapi, kamu serius nggak apa-apa?"

"Dua-rius, Tha," balas Alva nyeleneh, "Mungkin akan lebih cepat sembuh kalau ditengok kamu," godanya dengan senyum jahil.

"Ya udah pulang sekolah aku kesana," putus Betha tanpa pikir panjang.

Sudut bibir Alva yang sedikit pucat spontan tertarik mendengar jawaban Betha. "Ya udah, selamat belajar," ucapnya lembut.

"Cepat sembuh, Alva. Aku tutup teleponnya ya?"

"I love you dulu jangan?" tanya Alva iseng.

Betha berdecak mendadak ingat status. "I love me too," jawabnya cepat lalu menekan tombol merah pada layar ponselnya.

****

Di sisi lain sekolah, Gamma dan Delta baru saja sampai di area parkir sekolah. Delta menerima helm yang diserahkan oleh Gamma kemudian mengacak rambut adiknya.

ALVABETHWhere stories live. Discover now