14 - CEMBURU

830 128 25
                                    

ALVABETH BY VALENT JOSETA

Instagram : @valentj8 & @hf.creations

****

Betha menghentikan langkahnya yang beriringan dengan Delta menuju kantin kemudian menatap lelaki itu. "Mau ngapain sih kita?"

Catat ini baik-baik. Betha dipaksa. Delta berjanji ingin menebus kesalahannya sudah membuat Betha kesal sewaktu pulang dari pantai. Awalnya jelas saja Betha menolak, tapi Alva dengan menyebalkannya lagi-lagi menyuruh Betha memberi Delta kesempatan di sambungan telepon kemarin. Lebih menyebalkan saat Tarissa menolak ikut dan menggodanya terang-terangan di hadapan Delta.

"Terserah lo, gue ikutin apa pun maunya lo hari ini," jawab Delta sambil menatap Betha hangat.

Betha mengangkat kedua alis dan bahunya bersamaan. "Gue nggak lagi ulang tahun," tolaknya.

"Ulang tahun lo 12 Februari. Gue tahu," jawab Delta tak mau kalah.

"Terus buat apa lo mau ikutin semua maunya gue hari ini?" Betha dibuat semakin tidak mengerti.

Delta menggedikan bahunya. "Nggak tahu, gue pengen bikin lo bahagia aja hari ini," jawabnya polos.

Betha terkekeh geli. Alva tidak pernah berkata begitu dulu. Walaupun nyatanya, Alva selalu membuatnya bahagia.

"Makan, yuk," ajak Delta akhirnya. Daripada mereka berdiri tanpa arah terus seperti ini.

Betha mengangguk kemudian mengikuti Delta mencari meja di kantin. Entah drama apa lagi yang menakdirkan Betha dan Delta harus mendapatkan meja di belakang Alva, Kevin, dan Leo.

"Nggak apa-apa duduk di sini?" tanya Delta memastikan. Dia sadar betul perubahan wajah Betha saat mereka sampai di meja. Ada kegelisahan dan kesedihan di sana.

Betha menggeleng kemudian tersenyum paksa. "Biasa aja kok. Pesan makanannya sana. Gue nggak punya alergi, jadi menunya terserah lo," ujarnya mengalihkan pembicaraan yang langsung diangguki oleh Delta.

Setelah Delta pergi, Betha baru menyadari beberapa temannya mulai berbisik-bisik sambil memandang sinis padanya.

"Betha sama Alva udah putus?"

"Mereka putus baru sebentar kok dia udah dekat sama cowok lagi sih?"

"Centil banget deh si Betha. Delta 'kan kapten basket kesayangan gue!"

"Pasti mereka putus gara-gara Betha ketahuan selingkuh deh! Heran udah punya pacar kayak Alva kok masih selingkuh."

Percayalah, Betha sudah berusaha tidak peduli dengan memainkan ponselnya sejak tadi. Namun, telinganya masih cukup tajam untuk mendengar bisikan yang terlalu keras atau mungkin sengaja diucapkan dengan keras dari teman-temannya.

"Nggak perlu didengar," tegur seseorang dari belakang.

"Dengar apa?" tanya Betha pura-pura. Ia hanya tidak ingin Alva tahu kalau dirinya sedang tidak nyaman ada di sana.

"Kamu tuh cewek pintar, tapi kalau soal bohong, selalu remedial," jawabnya santai dengan tatapan teduh.

Betha terkekeh pelan. "Nggak apa-apa kok." Senyumnya berusaha meyakinkan Alva. "Udah biasa," lanjutnya.

Alva menggeleng melihat gelagat gadisnya. Eh, gadis yang sekarang duduk di hadapannya karena ia baru saja memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat.

"Kamu pulang sama siapa?" tanya Alva menghindari keadaan canggung dengan mantannya.

Betha terlihat ragu-ragu, tapi tetap bisa menjawab dengan cepat. "Delta," jawabnya lirih, "kayaknya."

ALVABETHWhere stories live. Discover now