18. Saat kedua jiwa iblis bertemu.

206K 28.1K 4.1K
                                    

" apa kau lupa bahwa sifat ku seperti ini terjadi karena darah mu mengalir dalam tubuhku?" - Gionatan -

⚔️⚔️⚔️

" Lo jangan keluar." Perintah Gio ketika Rai ingin mengikutinya.

" Kenapa?"

Gio tidak menjawab, ia mendorong sedikit kasar perempuan itu agar masuk ke kamar.
" Awas kalo Lo keluar." Peringatnya seraya menutup pintu kamar.

Gio berjalan ke arah ruang tamu, ia sudah tau apa yang akan terjadi beberapa menit lagi. Ia duduk di sofa tunggal depan ayahnya, bahkan tanpa berakhlak ia malah menaikkan kedua kaki ke atas meja tamu.

" Dasar anak biadab. Nyesel daddy mengurus kamu mulai dari kecil, seharusnya daddy bunuh kamu aja waktu masih dalam kandungan." Bentak Aryo hilang kendali, tidak peduli bagaimana lagi perasaan sang anak kepada dia.

" Trus kenapa anda tidak membunuh saya mulai dari dulu?" Tantang Gio santai, ia sudah mati rasa dengan semua perlakuan atau ucapan kedua orangtuanya.

Aryo berdiri kemudian menjatuhkan vas bunga berukuran besar yang berada di sampingnya.
" GARA-GARA KAMU, NAMA BESAR DADDY SEMAKIN HANCUR. APA YANG AKAN DIKATAKAN PARA ORANG-ORANG DI LUAR SANA KALO PUTRA SEORANG ARYO ANGKASA SELALU MEMBUAT KERUSUHAN. KAMU SAMA BRENGSEKNYA SAMA MAMAH KAMU ITU."

Gio tetap menampilkan raut datar, berusaha menepis perasaan kacau di lubuk hati apalagi ketika ucapan Aryo tadi yang membawa-bawa nama ibunya. Ia juga ingat ketika ibunya mengatakan " kamu sama brengseknya dengan daddy kamu itu." Ketika Gio meninju ayah tirinya sendiri.

" KALO GINI CARANYA, JANGAN SALAHKAN DADDY JIKA NANTI PULUHAN WARISAN BAKALAN DADDY SERAHIN SAMA CALON ADIK TIRI KAMU." kembali Aryo membentak.

Tunggu? Calon? Ada rasa bingung pada kalimat tersebut. Apa istri kedua ayah Gio sedang mengandung?

" IYA, KARINA SEDANG MENGANDUNG CALON PENERUS DADDY." seakan tau apa yang dipikiran putranya, Aryo langsung menjawab.

Gio mengangguk menyeringai tipis.
" Congract."

Aryo geram? Tentu sangat geram mendengar balasan lelaki tersebut. Ia pikir Gio akan emosi sehingga berusaha menjadi lebih baik agar tidak ada yang menggantikan dirinya nanti.

Laki-laki paruh baya tersebut mendekat ke arah Gio dan berhenti tepat di depannya.
" Tidak usah sok memberi selamat. Daddy tau kalo kamu gak bakalan terima."

Gio mendongakkan kepala menatap laki-laki yang sama tampan seperti ia.
" Tapi gimana kalo nanti gue celakain dia sampe keguguran_"

PLAK.

suara tamparan menggema di ruang tamu, kepala Gio tertoleh ke samping kiri disertai darah mengalir ujung bibir akibat terjadi kerobekan di sana. Memang tamparan Aryo berbeda dengan tamparan yang lain, sungguh lebih bermakna.

" Kalo kamu ngelakuin itu, maka daddy bakalan ngelakuin yang sama pada Rai."

" Silahkan_"

PLAK.

Kini ke arah kanan kepala Gio tertoleh dan kembali ujung bibir robek meneteskan darah.

Gio mengepalkan tangan kuat seraya mengeraskan rahang, ia berdiri lalu mendorong tubuh Aryo kuat ke belakang.
" Percuma tamparin Gio terus dad, Gio udah mati rasa, kenapa gak langsung bunuh Gio aja? Hah? daddy bilang kalo Gio brengsek? Sifat seorang anak itu saat remaja adalah sifat kedua orangtuanya saat remaja juga. So, gak usah sok-sokan nyalahin orang. Anda lupa kalo saya adalah hasil benih anda? Hasil goyangan anda? Huh?"

Gionatan ( SUDAH TERBIT )Where stories live. Discover now