Nineteen

71.2K 4K 195
                                    

"Silahkan, buble tea dari Taiwan!"

"Suvenir dari Australia!"

"Ayo cicipi hidangan khas Korea di stand kami!"

"Selamat datang!"

.

Hari ini ada festival di sekolah, yaitu world culture festival.

Dari namanya bisa diketahui acara ini tentang kebudayaan negara-negara dari segala penjuru dunia.

World culture festival diadakan tiap tahun di sekolahku, biasanya diadakan di akhir semester.

Festival ini diadakan oleh anak kelas sebelas. Tetapi ada beberapa klub bahasa, seperti klub Perancis, Korea, Jerman, dan sebagainya yang turut ikut dalam acara ini. Jadi, tidak heran kalau ada beberapa anak kelas sepuluh--yang ikut klub bahasa--di acara ini.

Semua penghuni sekolah diundang dalam acara ini, begitu pula orang tua murid. Tahun lalu? Tidak, tahun lalu aku tidak datang ke acara ini. Sepertinya alasannya sudah jelas, mager. Tahun lalu kan aku masih kelas sepuluh dan juga aku bukan anggota salah satu klub bahasa. Jadi, tidak wajib, kan?

Di festival ini, ada tiga peraturan yang harus diketahui tiap kelas.

Pertama, mendekorasi kelasnya masing-masing sesuai tema negaranya.

Kedua, menjual sesuatu yang khas dari negara pilihan kelas mereka.

Ketiga, memilih satu anak dari kelas untuk menjadi perwakilan kelas untuk fashion show nanti, menggunakan baju khas negara kelas tersebut.

Kelas 11-F, kelasku, mengambil tema negara Jepang. "Kafe Jepang" adalah yang kelasku siapkan. Kami menjual makanan Jepang, seperti sushi dan sebagainya. Dan untuk peraturan nomor tiga, dari kelasku yang dipilih adalah Ellysa. Katanya dia akan menggunakan yukata.

"Sab, ada pelanggan, tuh."

Ya, di kafe ini, aku disuruh menjadi pelayan.

Aku pun segera menuju meja dimana pelanggan tersebut memilih duduk. Setelah menanyakan pesanannya, aku segera memberi tahu temanku pesanannya, lalu kembali menuju meja pelanggan sambil membawa pesanannya, dan begitu seterusnya.

Ke-'mager'-an-ku benar-benar diuji hari ini.

Untungnya, aku cukup bekerja selama setengah jam. Karena memang shift-nya berganti tiap setengah jam. Walaupun begitu, setelah satu jam istirahat, aku akan kembali 'bekerja' lagi.

***

Fiuh, akhirnya, istirahat.

Tidak benar-benar istirahat, sih. Karena tidak ada tempat yang benar-benar sepi dan tenang.

Kulihat sekeliling. Ramai.

Hft, aku pun memutuskan untuk berjalan-jalan melihat kelas-kelas lain. Walaupun aku masih menggunakan baju pelayan ini--kemeja putih, celana hitam, dan rompi hitam. Biarlah.

Dan ruangan kelas di ujung terlihat ramai. Aku pun memutuskan untuk menuju ke sana. Entah karena apa. Mungkin sekedar penasaran.

Oh, ternyata itu ruangan klub Korea.

Aku berjalan mendekat. Hm, cukup unik. Bisa ditangkap ke-khas-an Korea di sini. Sama seperti kelasku, mereka juga menjual makanan.

"Eh, kak Sabrina! Mau pesan apa kak?" Tiba-tiba saja ada tangan yang menghampiri pundakku. Aku menoleh, menunduk sedikit. Oh, muridnya Angga. Ternyata dia anggota klub Korea.

"Hm, nggak. Cuma lagi lihat-lihat aja." Jawabku sekedarnya.

"Ooh ...." Ujarnya.

"Hehe, menurut kakak dekor-nya gimana kak?" Tanyanya sambil menyengir.

A Riddle Upon UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang