Bab 15 : Haruskah?

411 53 22
                                    

Selamat Membaca!

B a b 15 : Haruskah?

B a b 15 : Haruskah?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sumber : Pinterest

Haruskah aku bertahan dalam kesunyian ketika aku berperan sebagai cahaya di semesta lain?

***

"Kenapa kamu selalu aja egois dan mikirin hidup kamu sendiri?! Kita hidup sebagai pasangan, Mas!"

"Lalu kamu maunya apa? Kenapa nggak pernah puas?"

"Mas!"

"Terserah kamu!"

Samuel memukul lemari yang ada di dalam kamarnya berkali-kali, sembari menutup kedua telinganya, matanya memerah menahan tangis.

Sejak sekolah dasar, hubungan orang tua Samuel memburuk, entah karena apa karena Samuel pun sudah tak lagi peduli.

Sejak saat itu ia berusaha menjalankannya sendiri, ketika semua anak tumbuh dewasa di dampingi orang tua masing-masing, namun Samuel tidak, semuanya ia lakukan sendiri.

Curhat dengan seorang Ayah? Memakan masakan Ibu dengan iringan canda tawa?

Tidak pernah.

Bahkan sekarang Samuel pun tidak tau arah hidupnya, selain membahagiakan Mamanya, namun satu poros hidupnya sudah menghilang tanpa kejelasan.

Tok tok

"Gue, Sam."

Pria itu membukakan pintu di saat mendengar suara yang sangat tidak asing baginya. Tebakannya benar, gadis bertubuh mungil itu datang sebagai penyelamatnya, lagi dan lagi.

"Gue nggak becus, Ziv! Mempertahankan orang yang gue cinta aja gue nggak bisa!!"

"Sam!"

Zivra menarik pria itu ke dalam dekapannya, membiarkan Samuel menangis kencang, dan lagi-lagi membiarkan dirinya sendiri menjadi tempat Samuel untuk melampiaskan semuanya.

"Udah ya, Sam. Gue yakin lo kuat."

Samuel menyandarkan kepalanya di bahu Zivra, tatapannya kosong, seakan-akan tak ada lagi setitik harapan disana.

"Kenapa mereka nggak selesai aja, Ziv?"

"Sam, lo nggak boleh bilang gitu. Mereka sayang sama lo."

Tentang Kita dan Sunyi (SELESAI)Where stories live. Discover now