⨳⃨ ❾. mystical voice ₊˚

925 125 2
                                    

➭ your outfit


•🦁🦁🦁•

"sepertinya yang ini perempuan" suara samar-samar yang membuatku sedikit terusik dari tidurku

"yang ini juga perempuan, bisa membaca. tapi jika kita menculiknya suaminya akan bangun" suara yang berbeda yang membuatku membuka mataku perlahan

"yang ini juga bisa membaca, culik yang ini saja" suaranya lagi yang membuatku mendudukkan tubuhku secara spontan karena semakin mendengar gemerisik yang rasanya semakin jelas

aku melihat kearah sekeliling dan ada telapak besar disebelahku, lalu aku melihat kearah tempat tidur lucy yang kosong "lucy" bisikku

aku melihat sebuah rerumputan yang diinjak, perlahan aku menurunkan tangan caspian yang ada di perutku. lalu berlari mengikuti jejak kaki besar yang mengarah kesebuah semak-semak

aku melihat kebelakang sekilas, guna mengecek apakah mereka terbangun karena langkahku atau tidak. saat melihat mereka masih terlelap aku melanjutkan jalanku kearah lucy


•🦁🦁🦁•

"lucy!" teriakku saat aku berdiri melihat lucy yang sedang terbang diatas

sejak kapan lucy bisa terbang

pikirku, tapi dengan keberanian aku berjalan kearahnya. tapi tiba-tiba sebuah sesuatu tak kasat mata mengangkatku menerbangkanku seperti lucy

"lepaskan !" teriakku memberontak digenggamannya yang membuat lucy berteriak hal yang dama sepertiku

mereka lalu melepaskan kami berdua dan melemparkanku dan lucy kebawah yang membuatku memekik kesakitan karena rasanya lenganku menggores sesuatu

"tidak ada jalan keluar dari sini" suara gaib yang membuatku dan lucy saling berdekatan lalu kami mengeruarkan pisau tapi pisaunya di campakkan dan saat aku ingin mengambilnya seseorang mendorongku yang membuat punggungku terbentur kebatu. lagi-lagi aku meringis kesakitan

"kami sangat menakutkan!" suara lainnya yang membuatku melihat kekanan dan kekiri. tapi tidak ada siapa-siapa disini

"siapa kalian" tanya lucy yang matanya juga sedang mencari keberadaan makhluk tembus pandang itu "kami adalah makhluk buas tembus pandang" sahut mereka dan terdengar suara tawa yang mengerikan

"hera !" pekik lucy saat melihat kearah lenganku yang ternyata darahnya semakin banyak aku memberikan tatapan menenangkan kepada lucy sambil memegangi goresan lenganku "tidak apa-apa" ucapku pelan, rasanya tubuhku lemas bersamaan dengan darah yang semakin banyak keluar

"apa yang kalian mau" tanyaku menatap kedepan dimana suara itu berasal walaupun aku tak melihat wujudnya

"awalnya kami menginginkan yang ikat rambut -lucy- , tapi sekarang kami menginginkan kalian berdua. kalian harus menuruti yang kami perintahkan" aku menatap takut kesekeliling

"dia akan melakukannya?" pertanyaan dari salah satu suara "ya, dia pasti mau melakukannya" suara yang lainnya, lucy membantuku berdiri dan kami menatap kedepan

"jika tidak ?" suara lucy yang membuat semua nya menggumamkan kata 'mati' aku dan lucy saling melirik takut

"kami tidak akan berguna bagimu jika kami mati, benarkan?" suaraku memberanikan diri dan melihat kesekeliling

"aku tidak pernah berpikir sejauh itu" suara yang kudengar pertama kali "kau kan tidak pernah berpikir" suara yang lainnya

"oh ya, kalau begitu kami akan membunuh teman-temanmu dan suamimu" suara satu nya yang membuat aku dan lucy saling menatap

"suami ?" tanya ku dan lucy bersamaan "y-ya, suami si pirang" suaranya untukku yang membuatku lagi-lagi menatap lucy. lucy sempat-sempatnya memberiku senyum meledek

"jadi apa yang kau mau dari kami" suaraku menatap tajam kedepanku "kalian akan masuk kerumah si penindas" suara lainnya dan tiba-tiba mendorong kami

"rumah apa?" tanyaku dan lucy bersamaan dan saat itu juga kami menatap kaget kearah sebuah pintu tak kasat mata yang tiba-tiba terbuka "rumah itu" suara lainnya

"dimenara atas, ada buku mantra. bacalah mantra untuk yang tak terlihat agar bisa dilihat" ucapannya dibelakang kami

"kenapa kalian tidak membaca sendiri?" tanya lucy melihat kebelakang "karena kami tidak pandai membaca" sautan yang lainnya

"kenapa kalian tidak meminta tolong secara baik" suaraku menatap heran kepada makhluk tak kasat mata "berhati-hatilah, si penindas adalah orang pemarah" suara lainnya yang mengabaikan pertanyaanku

yang membuatku dan lucy melihat kearah ruangan yang seperti perpustakaan itu, aku dan lucy melemparkan tatapan dan menghela nafas lalu melangkahkan kaki kami perlahan

pintu tertutup dibelakang kami, yang membuatku dan lucy saling menatap

"bagi tugas, kau tangga kiri aku ketangga kanan" ucapku kepada lucy "hera, wajahmu pujat" suara lucy menatapku sedih

"makanya, cepat kita cari dan kita akan cepat kembali kepada yang lainnya" aku memberi lucy senyuman dan memegang bahunya

lalu kami berpencar menaikki tangga


•🦁🦁🦁•

to be continue→→→
don't forget to vote and comment !!

⠀ᵎ ✔ + ʬ۪ʬ ˒ 𝐐𝐔𝐄𝐄𝐍 𝐎𝐅 𝐆𝐄𝐍𝐄𝐑𝐎𝐒𝐈𝐓𝐘 ❪ !#⃞PRINCE CASPIAN X ❫Where stories live. Discover now