05

6.3K 489 12
                                    

Beberapa minggu setelah kejadian itu, berita pernikahanmu dan Wonwoo tersebar dengan begitu cepat. Padahal kau tak ingin ada orang yang tahu, tapi kau sudah bisa menebak siapa dalang dari tersebarnya berita pernikahanmu itu. Tentu saja Heeyoung. Mulut wanita itu memang tak bisa digunakan untuk menjaga rahasia.

Alhasil semua orang membicarakanmu setiap kali kau melewati mereka. Ada yang mendukung pernikahan kalian, ada juga yang kontra dengan pernikahan tersebut sehingga memintamu untuk berhenti bekerja.

Meski begitu, kau tak mengubris semua pemberitaan tentang pernikahan ini. Toh mereka tak tahu dengan siapa sebenarnya kau akan menikah dan pernikahan macam apa yang kau jalani. Mereka tak punya hak untuk ikut campur dalam kehidupanmu, karena kaulah pemegang kendali atas hidupmu sendiri. Kau tetap harus bekerja jika ingin hidup, itulah prinsipmu.

Kebetulan hari ini adalah hari dimana rapat besar dengan direktur perusahaan diadakan. Kau sudah menyiapkan bahan yang akan di presentasikan Wonwoo nanti, sehingga tugasmu hari ini hanya mendampinginnya saja.

Tapi kali ini terasa berbeda, karena akan ada Jeon Jungkook serta direktur perusahaan yang notabenenya adalah keluarga Wonwoo. Jika mengingat bagaimana keluarga besar ini berkumpul, meski bukan dalam pertemuan keluarga, kau jadi merasa gugup bukan main.

"Sekretaris Anh."

Kau yang sejak tadi mengikuti Wonwoo menuju ruang rapat, harus terhenti dan menoleh ke belakang saat mendapati Jeon Jungkook sedang berjalan kearahmu.

Wonwoo menatapnya dalam hening. Memperhatikan gerak gerik adiknya yang tengah berbincang singkat denganmu. Sebenarnya ia hanya berbasa basi dengan mengucapkan selamat bahwa kau sebentar lagi akan menjadi bagian dari keluarganya juga. Melihat bagaimana laki-laki tampan itu berbicara padamu, kau tak bisa untuk tak tersenyum. Bahkan tanpa kau sadari, perbincanganmu dengan Jungkook membuat Wonwoo menatapnya tak suka.

"Maaf, tapi saya harus segera membawa sekretaris saya ke ruang rapat. Jika anda tidak keberatan, Pak Jeon." Ucapnya tiba-tiba.

Jungkook yang melihat kakaknya berbicara formal dengan sorot mata yang seakan ingin mengulitinya itu lantas mengangguk dan membiarkanmu pergi untuk mengikuti Wonwoo yang sudah berjalan lebih dulu.

"Kau ini kenapa sih? Tak bisa ya membiarkanku bahagia sebentar?" Bisikmu kesal.

"Kita tak punya waktu untuk berbasa basi."

"Tak punya waktu berbasa basi atau kau merasa cemburu karena kalah tampan darinya hm?" Ejekmu.

Wonwoo lantas menhentikan langkahnya dan berbalik untuk menatapmu.

"Aku tak pernah kalah dari siapapun, apalagi manusia lemah sepertinya. Jadi, jangan memancingku untuk menggagahimu saat ini juga, Nyonya Jeon." Ungkapnya sebelum kembali melangkah meninggalkanmu yang masih berdiam diri di tempat.

Kau menyentuh pipimu yang terasa panas akibat panggilan 'Nyonya Jeon' yang ia sematkan untukmu. Bahkan jantungmu berdebar ketika mendengarnya. Kau rasa ada yang salah denganmu.

"Aishh! Dia itu iblis, jangan kau anggap serius kata-katanya." ucapmu menyadarkan diri.

.

.

.

.

.

.

.

Hari ini pekerjaanmu berkhir dengan perasaan sedikit lega. Pasalnya untuk pertama kalinya kau bertemu dengan direktur perusahaan, tidak lagi sebagai karyawannya melainkan sebagai calon menantunya. Meski gugup, kau dituntut untuk bersikap profesional. Sehingga kau hanya berbicara seperlunya saja.

Uncontrolled Lust [M] ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant