Keluarga bahagia

815 78 3
                                    

Author

"Bunda"

Syafa tersentak dengan suara melengking di depan pintu, Syafa tersenyum melihatnya. Lily yang berada di dalam pelukan Syafa menghiraukan. Karena dia tahu siapa yang berada di ambang pintu.

"Kakak, kakak ngapain peluk-peluk Bundanya Dony kak?" Donny menarik tubuh Lily paksa agar terlepas dari tubuh Syafa.

"Ish Donny, ngapain ke kamar kakak?" Balas Lily mengusap hidungnya kesal.

"Ngapain, tentu saja Dony mau ambil Bunda nya Dony," ujarnya mencebikkan pipi.

"Ish Donny temui Ayah saja sana," Balas Lily sebal.

"Tidak mau kak, kakak kenapa jadi seperti bang Ed. Kalian merebut Bunda dariku," Ujar Dony menubruk tubuh Syafa. Syafa hanya tersenyum melihat tingkah kedua anaknya.

"Heh dengar ya anak kecil, sekarang bunda tidak lagi milikmu sendiri melainkan milik kita semua," Ujar Lily dengan malas. Oke Lily tahu dulu dia tidak menyukai Syafa dan tidak menganggapnya. Tetapi sekarang dia telah berubah dan dia menerima Syafa sebagai Bundanya..

"Bunda," rengek Donny memeluk leher Syafa.

"Donny denger Bunda nak, kak Lily sama bang Ed kan anak Ayah juga. Dan Bunda itu istrinya Ayah. Jadi kak Lily dan abang Ed anaknya Bunda juga," dengan gemas Syafa mengecup pipi tembam milik Donny.

"Tuh Donny dengar apa kata Bunda," Lily menjulurkan lidahnya menggoda Donny.

"Bunda," manja si bungsu Donny.

"Eh kok anaknya Bunda jadi merajuk begitu,?" Goda Syafa.

"Hahaha, dasar anak kecil nakal. Ganggu kakak sama Bunda  saja," Lily menggelitiki perut Donny.

Ketiganya larut dalam tawa bahagia. Tawa pertama yang terasa begitu menyejukkan hati pria yang kini berdiri di depan pintu, dia tahu dia tidak pernah salah dalam memilih. Dan sekarang dia merasa pilihannya memang yang paling tepat. Syafa adalah istri dan ibu terbaik.

**
Hilman

Aku menatap ketiga orang pemilik hatiku yang tengah tertawa bahagia. Aku tahu pada akhirnya putriku akan tahu siapa yang sesungguhnya pantas untuk mendapatkan panggilan ibu. Aku tidak bermaksud untuk mengatakan Vania tidak pantas, hanya saja kenyataan yang berkata demikian.

"Ini sudah malam, sekarang kakak tidur. Kakak harus banyak istirahat biar cepat sembuh," ujar Syafa merapikan tempat tidur Lily.

"Terus Donny tidur dimana Bunda?" Tanya Donny, Syafa menoleh pada Donny. Kepala cantik istriku terlihat tengah berpikir.

"Dony tidur dengan abang Ed," ujarku memasuki kamar Lily. Ketiganya terlihat terkejut dengan kehadiranku.

"Tapi, Donny kangen Bunda, Ayah" Ujar si bungsu dengan lemas.

"Hu, bilang saja Donny ingin tidur sama Ayah dan Bunda," Balas Lily meledek. Aku tersenyum, tidak untuk malam ini Syafa adalah milikku.

"Tidak untuk malam ini jagoan, Ayah harus membicarakan sesuatu dengan Bunda," balasku. Syafa menatapku bertanya.

"Baiklah, Donny akan ke kamar abang Ed, tapi Donny minta di bacakan cerita Ayah," ujarnya memelas. Aku tersenyum.

"Ayah akan bacakan cerita spesial untuk Donny, Ayo" ajakku. Donny segera bangkit dan merentangkan kedua tangannya meminta di gendong olehku, untung aku masih termasuk muda untuk menggendong anak. Dan kurasa memiliki anak 2 atau 3 lagi aku masih kuat.

"Mas, itu Donny dari tadi sudah merentangkan tangannya loh," Aku terperanjat mendengar suara Syafa. Aku hanya membalasnya dengan senyum. Dan aku langsung membawa Donny keluar.

Pria TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang