Aku Max. Remaja bermasalah yang tak pernah menganggap hidupku penting. Aku benci duniaku yang menyedihkan. Tapi, apa aku harus benci untuk yang satu ini? Guruku, namanya Pak Jo--kalau kalian ingin tahu--menyuruhku menguping obrolanmya dengan bibi, tanpa memberitahu alasannya. Kukira aku hanya akan diadukan tentang kelakuanku yang mulai memuncak di sekolah, tapi ini sesuatu yang lain. Mereka membicarakan hal-hal yang tidak pernah kudengar, kecuali beberapa bagian seperti ksatria templar ala bibiku, raja yang bertahta ala Pak Jo, penyihir dan sebuah kerajaan antah berantah ala mereka berdua. Aku pernah mendengarnya dari sebuah dongeng. Hanya itu yang berhasil kuingat. Lambat laun aku paham. Aku diemban tugas. Seakan menjadi yang terpilih, aku harus mencari pilar yang seharusnya dengan mudahnya kutemukan di gedung kongres. Mereka bilang itu bukan tiang--padahal menurutku tidak ada bedanya. Pilar, secara harfiah. Lambang persekutuan antara penyihir, raja dan ksatria untuk menjaga negeri itu. Hanya mencari? Awalnya kukira begitu, tapi aku harus melindunginya. Melindunginya dari sesuatu--mungkin juga seseorang--yang ingin perjanjian itu rusak, untuk satu alasan sederhana. Aku tidak tahu apa yang bisa terjadi jika perlambangan perjanjian ketiganya hancur. Tapi aku tidak ingin mencari tahu. Tolong ingatkan aku untuk menceritakan kembali semua detail kisah ini. Setiap bagiannya membawaku paham apa yang kulalui. Hanya menunggu waktu juga bagi kalian memahaminya.