"Miliki semuanya Kangmas, harta-harta itu tidak ada harganya sama sekali di mataku. Aku cukup menghormatimu karena engkau seorang pemimpin sekaligus suami dari Mbakyuku. Tapi, tidakkah bodoh seorang pemimpin sepertimu?" lawan bicaranya terlihat begitu marah mendengar kalimat tersebut. "Melihat hal ini, sepertinya Ayahanda memang salah memberikan takhta." Masuk kedalamnya sama halnya menyerahkan diri sebagai bidak. Jika, bukan karena senyuman dan tingkah lugu seseorang, bisa saja ia memilih untuk pergi saat itu juga. . . Buku kedua dari Vilvatikta Bisa di baca tanpa harus membaca buku pertama.
31 parts