Sebentar lagi saya menikah dan menjadi istri seseorang ... Alasan yang cukup bagi perempuan manapun untuk bahagia. ... Tapi kita terlanjur tahu, dalam perkara Cinta, kita adalah perencana yang buruk. Bukankah kita tidak mungkin menjadwalkan kasih sayang? Memilih sembarang orang untuk hidup bersama. Sebagai arah pulang dari setiap kepergian. Tempat berserah dari segala lelah. Saya berharap, semua itu sesederhana kita merencanakan resepsi. Menentukan hari baik, model gaun dan menu makanan. Kemudian saling berjanji untuk saling menafkahi dan tak menyakiti. Setelah itu, keduanya akan saling bertukar cerita dan kebutuhan. Hingga yakin bahwa hidup sungguh sangat merepotkan jika saling meninggalkan. Bukankah sepasang kekasih atau siapapun bisa saling merencanakan pernikahan, tapi tidak dengan perasaan?