" I love you, Jo." Ujar dimas yang dengan setia memandang setiap inci wajah dari seorang wanita di hadapannya yang pernah mengisi hari-harinya, bahkan tatapan hangat yang dulu selalu ia dapatkan kini berubah menjadi tatapan sendu. Dimas menyesal, jika saja waktu dapat di putar kembali ia pasti takkan melakukan itu. " Gue beri lo hampir tujuh tahun dari hidup gue, dimas. Dan dalam tujuh tahun itu cuman sekali gue bilang kalau gue lelah. Gue ngumpulin keberanian buat ngomong apa yang gue rasain, gue terluka, gue cape. Gue bisa nyerah kapanpun, tapi gue mikir berulang kali, apa gue bisa ngelewatin ini semua tanpa lo?. Sedangkan lo nyerah dan lo pergi menghilang gitu aja. Apa itu yang namanya cinta dimas?." Rintihan air hujan yang mengguyur tubuh mungil Jola sudah bukan lagi menjadi masalah baginya, karena yang terpenting adalah ia bisa meluapkan apa yang selama ini ia pendam, toh jika ia menangis tak akan nampak karena tetesan air langit yang dapat mengalihkan air matanya.