"Jangan sedih, gue lagi gak punya duit buat beli coklat." Bukanya berhenti, tangis Ayyara malah semakin menjadi. Ia menangkup wajahnya dengan kedua tangannya, bahunya bergetar hebat. "Duh Ayy! Udah dong nangisnya gue bingung nih harus gimana." Ayyara mendongak dengan mata yang sembab. Bibirnya mencebik sebal. "Gak peka banget jadi cowok!" teriak Ayyara. "Ya terus gue harus gimana? Kalo ngomong tuh jangan muter-muter dong, bikin pusing tau gak" "Pinjemin bahunya kek buat nyender!" "Ngomong dong dari tadi kalo mau nyender. Sini!" Arzan menepuk-nepuk bahunya. Ayyara tersenyum manis. "Makasih" "Tapi gak gratis. Lo harus jajanin gue sate dalam sebulan." Ayyara menatap Arzan tak percaya. "Arzan sialaaan!" teriaknya.
1 part