MARVELLA

By Cuteebaobao

30.1K 3.1K 7.5K

🍭 Don't be silent reader geng. 🍭FOLLOW SEBELUM BACA ♡♡ Ravella Sabillya Lescha Xavier, Satu-satunya anak pe... More

Prolog & Perkenalan tokoh
|| 1. Bosen ketemu lo terus!!
|| 2. Truth or Dare
|| 3. Pacaran kontrak
|| 4. Lupa kalau ada janji!!
|| 5. Ketemu camer kontrak
|| 6. Kerumah Marvel
|| 7. Putus?
|| 8. Dihukum bareng
|| 9. Merokok di ruang BK
|| 10. Masalah lagi
|| 12. Hukuman dari pak Afin
|| 13. Vella sakit
|| 14. Berantem
|| 15. Gara-gara konten
|| 16. Tampil beda
|| 17. Vella marah
|| 18. Cemburu
|| 19. REXALION ?
|| 20. Marvel marah
|| 21. Mulai curiga
|| 22. Halu yang meresahkan
|| 23. About REXALION
|| 24. Pura-pura pingsan
|| 25. Masih ada dendam
|| 26. First kiss
|| 27. Di hadang preman
|| 28. Gigi Vella
|| 29. Tertekan
|| 30. Minta sumbangan
|| 31. Dibawah Hujan
|| 32. Cemburu pt.2

|| 11. Ulangan matematika

811 113 660
By Cuteebaobao

Happy Reading!

√√

Hosh hosh hosh

Nafas Vella terengah-engah ketika sampai di kelas nya.

Duduk di samping Glenca. "Lo kenapa kayak di kejar setan gitu?" tanya Glenca.

Vella mengatur nafas. "Pak Afin ngamuk gara-gara gue nggak sengaja nendang kaleng kena kepala dia" ujar Vella menjelaskan.

"Pak Afin?? Pak Afin guru baru yang membuat geger satu sekolah?"

"Iyaa." Glenca ingin bertanya lagi pasal Vella yang kabur dari Pak Afin, namun tidak jadi karena Vella telah mendahuluinya.

"Ah iya! Lo udah belajar belum?" tanya Vella.

"Sumpah ini nggak tau gue gimana, nggak ada yang masuk pelajaran Mtk di kepala gue, udah gue dorong pake kereta Tayo, tapi nggak masuk juga" jawab Glenca.

"Yaelah gitu doang gue juga nggak ngerti anjir!" Damprat Vella.

"Au ah bodo amat sama nilai, biasanya kan buk Mirna nggak pernah nyuruh kita remedial"

Vella ngakak. Teringat wajah buk Mirna yang kesal dan marah. Muak, kenapa ia sampai dapat siswa seperti Vella dan Glenca.

"Iya, buk Mirna udah malas berurusan sama kita" ujar Vella tertawa ringan diikuti Glenca.

Tak berselang lama, Bel masuk kelas berbunyi. Semua siswa kelas XI MIPA 2 duduk di kursi masing-masing menunggu buk Mirna guru matematika mereka yang minggu kemaren sudah memberi tahu bahwa hari ini mereka ulangan.

Tapi bukan buk Mirna yang masuk, melainkan orang yang mati-matian Vella hindari.

Vella langsung merebut buku yang ada di tangan Glenca. Pura-pura membaca buku untuk menutupi wajah nya.

"Selamat pagi semua. Sebelumnya perkenalkan nama saya Azkeyya Fitrahul Unfal kalian bisa panggil saya Pak Afin. Saya disini menggantikan buk Mirna untuk satu bulan kedepan, karena beliau mendapat tugas keluar kota dari sekolah."

Semua pasang mata menatap Afin penuh kagum. Para kaum hawa sampai tak berkedip memperhatikan Afin berbicara. Ketampanannya sungguh di luar nalar ketika Afin tersenyum.

"Gantenggg bangettt gilaa"

"Kenapa nggak seterus nya aja sihh"

"Kalau gini mah semangat gue belajar mtk"

"Sungguh indah ciptaan mu, Ya Allah"

"Halalin aku dong Pak"

Vella masih setia pada posisi nya. Menelan ludah mendengar cetolehan teman-teman nya yang makin Absurd.

"Diam! Saya tidak suka ada keributan di kelas saya!" ujar Afin tegas.

"Aishh, ganteng kok galak"

Mulut para siswa yang tadi nya mengoceh nggak jelas langsung diam.

"Hari ini kalian Ulangan bukan? Sebelum itu ada peraturan yang wajib kalian patuhi terutama ketika belajar dengan saya"

Afin menjeda ucapan nya. Mengedarkan pandangan seluruh penjuru kelas, terihat beberapa dari mereka sangat fokus menanti apa petaturan yang akan Afin berikan, namun manik mata nya terhenti pada sebuah objek yang sedari tadi menutup wajah nya menggunakan buku. Seperti tidak mau melihatkan wajah nya.

"Siswa yang membaca buku Bahasa indonesia sampai nutupin wajah"

Vella menggigit bibir bawah nya. Mencoba mengingat buku apa yang ia rebut dari Glenca tadi. Vella membalikan buku nya pelan dan hati-hati supaya pak Afin tidak melihat wajah nya. Membaca cover buku tersebut dengan teliti yang bertuliskan BAHASA INDONESIA.

"Damn!! itu gue dong!" gumam Vella pelan.

"Hebat sekali kamu membaca buku Bahasa di pelajaran Matematika."

"Bodoh lo Vell, kenapa malah buku bahasa sih, perasaan tadi matematika deh"

Afin terkejut. Ia menatap Vella nyalang melihat Vella yang buku nya sudah di turunkan.

Vella nyengir untuk menghilangkan rasa takut nya. Takut di semprot guru sok-sok an yang mulutnya udah kayak bapak bon cabe.

"Maap, Om."

Heh typo kok gue manggil dia Om sih, aishh lupa kan!! Malu-maluin lo Vell!!

Afin melotot. Sedangkan semua pasang mata dikelas menertawakan ucapan Vella yang memanggil Afin dengan sebutan 'Om'.

"Saya bukan paman kamu!" tegas Afin. Sedangkan para siswa masih saja menertawakan ucapan Vella.

"Maaf pak." ujar vella.

"Saya tidak suka murid yang tidak disilplin, murid yang membolos, murid tidak menghargai saya dan murid yang tidak memiliki Etika sama sekali" ujar Afin. Menekan setiap kata yang dia ucapkan terutama kalimat terakhir membuat Vella mendengus. Pasti kata-kata itu ditunjukkan kepada dirinya.

"Dan kamu Ravel! Besok pulang sekolah temui saya di ruangan BK"

"Maksud bapak apa? Saya nggak buat salah apa-apa loh"

Afin terkekeh pelan. Sedangkan Vella sudah ngeri sendiri. Hukuman apa lagi yang akan di berikan kepada nya oleh guru sok-sok an itu, pikir Vella.

"Pikirkan saja sendiri"

Mulu Vella hendak terbuka untuk protes. Tetapi suara Afin lebih dulu mendahuluinya.

"Baiklah simpan buku kalian, keluarkan buku Ulangan. 30 soal 30 menit, nilai di bawah 70 besok akan melakukan remedial"

Siswa XI MIPA 2 menelan ludah kasar. Apalagi Vella dan Glenca, satu soal saja belum tentu terselesaikan apalagi 30 soal dalam kurun waktu yang menurut mereka sangat pendek.

"Nggak bisa nego apa pak?" tawar Glenca.

"Bisa, bisa kok" ujar Pak Afin tersenyum.

"Yeeyyy Makasih pak, jadi berapa soal jadi nya pak?"

"50 soal 30 menit" sahut Afin santai.

"Eh gajadi deh pak, makasih"

Glenca bersorak gemas dalam hati. Mending Ulangan sama buk Mirna, masih bisa di nego kayak bukalapak.

Glenca bersenandung. "Ibuk Mirna emang cincayy, ulangan santaii, nilai okayyy"

√√

"Akhirnyaaaaa, selesai juga ulangan" ujar Vella senang. Tak peduli pada nilai, toh dia sudah tau bahwa ia pasti akan remedial besok.

CK! DASAR

"Yaudah kantin kuy, gue laper" ajak Glenca.

Mereka berdua menuju kantin. Mengambil tempat duduk di sebelah pojok.

"Temenin gue pesen makanan dong" pinta Glenca, "males gue sendiri terus" lanjutnya.

"Temenin aja sama Al" goda Vella.

"Ihh gue serius Vell"

"Iya-iya"

Vella dan Glenca menuju warung mbak Rossa dan mang Samuel. Tempat langganan mereka membeli seblak.

Disana juga ada Marvel dan Nathan yang sedang antrian.

Nathan bertanya random. "Mbak itu anak nya ya?"

"Iya Nath" jawab mbak Rossa sembari melayani pembeli.

"Wessss, Bapak nya Samuel, ibu nya Rossa. Anak nya pasti bagus juga, siapa nama nya mbak?" tanya Nathan.

"A"

"Aldebaran? Arnand? Atau Arkano Leonard?" tebak Marvel.

"Asep"

Marvel dan Nathan berusaha mangatupkan bibir menahan agar tawa nya tidak terlepas saat itu juga, begitu juga Vella dan Glenca yang sedang berada disana.

Bagaimana pun ini sungguh diluar ekspektasi mereka.

"Eh ada pacar disini" ujar Marvel yang baru menyadari kehadiran Vella.

"Udah dari tadi kali!" Semprot Glenca.

"Gue bicara sama Vella ya, bukan sama lo kumbang!"

"Males ah ngomong sama setan kayak lu"

"Nak Vella sama nak Glenca ini seblak nya. Mau diantar kemeja nya?" tanya Mbak Rossa.

"Nggak usah mbak, biar kita sendiri aja yang bawa" tolak Vella.

"Lah kok mereka duluan mbak?" ujar Marvel. Padahal mereka sudah dari tadi memesan.

"Lah ngapain antri disini? Kan biasa nya yang cowok sama mang Sam" balas Glenca.

"Eh iya, kok kita ke sini ya Vel?" ujar Nathan heran.

"Kan elo yang tarik gue kesini! Gimana sih!"

"Udah lah gue udah laper." Marvel menarik lengan Vella.

"Kok lo tarik gue sih, kan Nathan yang lo ajak" semprot Vella.

Marvel menghempaskan tangan Vella. Lalu memukul tangan nya. "Ish tangan! lo gatel banget pegang-pegang cewek gue" katanya sambil nyengir.

√√

"Marvel gue mau es krim" ujar Vella. Mereka sedang berada di taman yang tak jauh dari rumah Vella.

Padahal Vella sedang enak-enak nya rebahan sambil dengerin musik. Lalu Marvel datang mengajak Vella ketaman. Vella menolak, tapi Marvel tetap memaksa. Dengan ancaman kalau tidak mau ikut akan di seret. Terpaksa Vella ikut.

"Lo tunggu di sini"

"Enggak, gue ikut"

Vella mengekori Marvel menuju tukang jual Es krim.

"Mang, Es krim nya rasa apa aja?" Tanya Marvel.

"Ada rasa nanas sama semangka yang tersisa mas" ujar kang es krim.

"Rasa apel nggak ada?"

"Enggak"

"Mangga?"

"Enggak mas"

"Rasa mencintai tanpa dicintai?"

"Maaf ya mas saya jual es krim, bukan jual perasaan" ujar kang es krim yang mulai kesal.

Sedangkan Vella menyorot Marvel penuh hujatan di sampingnya.

"Saya mau rasa nanas aja mang" ujar Vella.

"Amer sayang" sahut Marvel.

Vella makin kesal, ia sudah kepanasan berdiri di bawah terik karena tidak ada tempat teduh.

"Ishh kau ni!! Gemes deh pengen dorong lo ke neraka " geram Vella.


____________________________________

Marvel ketika melihat Vella kesal.


Bagaimana pendapat kalian? Selagi masih buka hujatan nih?
Waktu dan tempat dipersilahkan

SEE YOU NEXT CHAPTER!

Ig : syraslsbila_315

Cuteebaobao


Continue Reading

You'll Also Like

6.6M 217K 75
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
700K 83.6K 11
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
3.7M 175K 64
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
1M 96.7K 53
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...