Survive In School [REVISI]

By gusnaldian

42.2K 3.5K 197

Cerita ini dimulai di sebuah SMA yang terletak di pinggiran kota besar. Suasana harian sekolah berlangsung bi... More

1 : First Day.
2 : Social Sciences Class.
3 : Natural Science Class.
Cast
4 : Pertemanan Bermula.
5 : Keadaan Kota.
6 : Kekacauan Melanda Kota.
7 : Para Pekerja Pabrik Semakin Parah.
8 : Keadaan Kota Mulai Kacau.
9 : Mulai Menyebar di SMA Nusantara.
10 : Mencari Pertolongan.
11 : Kill Zombies.
12 : Bertahan Hidup.
14 : Strategi.
15 : Keluar Dari Sekolah.
16 : Memulai Perjalanan.
17 : Cemburu?
18 : Survive Or Die.
Cast Revisi Part 2
19 : Bantuan?
20 : Berharap Selamat.
21 : Walking Dead(1).
22 : Walking Dead(2).
23 : Walking Dead(3).
24 : Akhirnya.

13 : Rindra And Mira's First Love.

1.1K 101 2
By gusnaldian

Saat mereka berempat berjalan di lorong-lorong yang penuh dengan darah di segala sisi, tiba-tiba beberapa zombie menghalangi perjalanan mereka.

Semua makhluk yang dipenuhi darah itu langsung menyerang Pak Bagas, Kevin, Mira, dan Adit dengan ganas.

Mira menghantam salah satu zombie di lorong itu, tetapi tiba-tiba muncul satu zombie lagi yang menyerang Mira dengan ganas. Dengan sekop pasir miliknya, Mira menendang zombie itu dan kemudian memukulnya hingga terbelah menjadi dua.

Sementara itu, Adit bingung harus menggunakan apa untuk menyerang, hingga ia tertabrak oleh zombie di belakangnya, yang ternyata adalah Zahra.

“Z-Zahra, lo…” ucap Adit gugup.

Zahra langsung menggigit leher Adit.

“ADITTT!” seru Kevin dengan nada kencang.

Pak Bagas, Kevin, dan Mira sontak kaget melihat Adit berubah menjadi sosok menyeramkan.

“Pak, jumlah mereka banyak banget di sini!” ucap Mira.

“Sekarang kita lari ke arah kamar mandi, cepat!” sahut Pak Bagas.

Mereka bertiga berlari ke arah kamar mandi dengan cepat dan segera menguncinya.

“Huh, untung aja mereka gak ngejar sampai sini,” ucap Mira.

“Sekarang udah jam 10, pasti mereka nunggu kita,” ujar Kevin sambil melihat jam tangannya.

“Kita harus keluar dari sini, pak!” ujar Mira.

“Yaudah, kita keluar dari sini” sahut Pak Bagas.

Mereka memutuskan untuk keluar dari kamar mandi secara perlahan dan berlari ke arah kantin.

Akhirnya mereka sampai di kantin setelah kurang lebih 5 jam. Mereka segera mengambil makanan ringan, roti, dan air mineral yang masih baik untuk dikonsumsi. Setelah selesai mengambil makanan dari kantin, mereka bertiga pun segera pergi kembali ke arah lantai empat atau ruangan aula. Saat mereka berlari, tiba-tiba Pak Bagas menghentikan langkahnya di sebuah ruangan.

“Ayo kita masuk!” ucap Pak Bagas.

“Ini tempat apa, pak?” tanya Kevin.

“Ini tempat penyimpanan seragam sekolah kalian” sahut Pak Bagas.

Pak Bagas pun mulai membuka pintu tersebut dan masuk secara perlahan, diikuti oleh Kevin dan Mira.

“Kalian cari baju olahraga sesuai ukuran kalian, terus cepat ganti seragam kalian” ujar Pak  Bagas.

“Baik, pak!” ucap Kevin dan Mira serentak.

Mereka bertiga mulai mencari seragam olahraga dengan ukuran mereka masing-masing.

“Pak, saya udah dapat seragamnya. Saya ganti di ruang sebelah ya, pak?” ujar Mira.

“Boleh, tapi tetap hati-hati ya!” sahut Pak Bagas.

“Iya, pak!” sahut Mira.

Pak Bagas dan Kevin juga sudah menemukan seragam ukuran mereka masing-masing. Mereka berdua mulai mengganti seragamnya di ruangan tersebut. Pak Bagas lalu mengambil sebuah tas yang ada di ruangan tersebut dan memasukkan beberapa seragam olahraga untuk murid lainnya yang berada di aula.

Mira, yang berada di ruangan sebelah, mendengar suara dari arah dalam ruangan tersebut. Ia mulai membuka pintu dan terkejut melihat satu zombie, yang ternyata adalah Bu Siti. Mira tidak bisa menghantam zombie tersebut karena itu adalah gurunya saat di kelas dulu. Mira tak mampu menahan lututnya yang seketika lemas, hingga membuat ia terjatuh.

“Bu Siti!” ucap Mira kaget.

Zombie tersebut langsung menghampiri Mira dan ingin menggigitnya.

Pak Bagas dan Kevin, yang sudah selesai, lalu mereka berdua keluar dari ruangan tersebut. Mereka terkejut melihat Mira, tepat di depannya, ada sesosok zombie yang menyeramkan.

“MIRA!” seru Pak Bagas dan Kevin serentak.

Kevin langsung menghampiri zombie tersebut dan memukulnya menggunakan linggis yang ia bawa. Ia membunuh zombie tersebut hingga mati.

“Kamu gapapa?” tanya Pak Bagas.

“Saya gapapa, pak!” sahut Mira.

“Yaudah, cepat ganti seragam kamu. Kita jaga di sini” ucap Pak Bagas.

“Baik, pak” sahut Mira.

Mira mulai memasuki ruangan tersebut dan mengganti seragamnya.

“Sudah, pak” ujar Mira.

“Baik, cepatan kita lari ke arah aula sebelum mereka lihat kita” ucap Pak Bagas.

“Iya, pak” sahut Kevin dan Mira serentak.

Mereka bertiga segera berlari ke arah aula.

“Untung saja mereka semua sudah terkunci di dalam kelas” ucap Mira.

Akhirnya mereka sampai di aula. Lalu Rindra langsung menghampiri Mira.

“Kamu gapapa, Mir? Ada yang sakit gak? Gak ada yang luka kan?” tanya Rindra panik.

“Iya, aku gapapa” sahut Mira, membuat senyuman terukir di bibir Rindra.

“Zahra sama Adit kemana?” tanya Aryo.

“Mereka berdua sudah terinfeksi. Maafkan bapak, bapak bodoh, bapak gak bisa ngejaga mereka” sahut Pak Bagas, air mata mengalir.

“Pak, itu bukan salah bapak” sahut Aryo.

“Hmm, yasudah. Ini gantilah pakaian kalian terlebih dahulu. Setelah selesai, kita makan bareng-bareng” ucap Pak Bagas, sambil menunjukkan setumpuk seragam olahraga.

Setelah beberapa menit mereka mengganti seragam, mereka mulai mengambil makanan dan minuman secara bergantian.

Saat sedang makan, terlihat tujuh murid yang sedang membicarakan sesuatu.

"Kira-kira kita harus ngapain ya? Nunggu bantuan aja nih" ucap salah satu murid, panggil saja Fero.

"Yaudah, mau gimana lagi" ujar murid lainnya, Lisa.

"Gimana kalau kita coba keluar dari sini?" usul Fero.

"Hah? Keluar? Apa boleh ya?" sahut Melvin, salah satu murid yang ikut dalam diskusi.

"Mungkin kita bakal lebih aman kalau keluar dari sini, kan? Gak mungkin kita bertahan terus di sini" tambah Lisa.

"Oke, gue ikut kalian" ucap Melvin.

"Oke, ayok kita rencanain dengan baik. Nanti siang pasti mereka tidur, jadi gak ada yang ngeliat kita keluar" tambah Fero.

🕛12.00

"Oke, inilah saatnya" kata Fero kepada keenam temannya.

"Pasti gak ada yang ngeliat kita kan?" tanya Lisa.

"Enggak, sebagian tidur, sebagian lagi di atas rooftop" jelas Melvin.

"Baiklah, mari kita mulai" ujar Fero.

Ketujuh murid mulai bergerak perlahan dan akhirnya tiba di lantai 3.

"Kenapa gak ada zombie di sini ya?" tanya Fero.

"Mungkin mereka kekunci di dalam kelas" duga Melvin.

"Ini kesempatan bagus, ayo cepat kita ke lantai 2" ajak Fero.

Mereka melanjutkan perjalanan dan tiba di lantai 2.

"Hah? Gak ada zombie lagi?" ujar Lisa kaget.

"Baguslah, ayo kita lanjut" kata Fero.

Saat mereka hendak menuju lantai 1, tanpa sengaja Lisa menendang keranjang tempat sampah, hingga menimbulkan suara yang keras. Para zombie di dalam kelas mendengar suara itu dan mulai menggedor pintu.

"Aduh, kita kena masalah!" ucap Fero.

"Lari!" seru Lisa.

Saat mereka berlari menuju lantai 1, tiba-tiba beberapa zombie menghalangi mereka.

Para zombie itu langsung menyerang dan menggigit beberapa murid.

Melvin yang masih belum tergigit segera berlari berbalik ke aula, meninggalkan teman-temannya.

Suara teriakan mereka membangunkan Pak Bagas dan murid lainnya. Melvin masuk kembali ke aula dan mengunci pintunya. Melvin langsung memeluk tubuh Pak Bagas.

"Kenapa, Melvin?" tanya Pak Bagas heran.

"Saya minta maaf, Pak. Seharusnya saya gak keluar dari sini" ucap Melvin yang mulai menangis.

"Kamu nekat keluar tanpa ngasih tahu siapa pun?" tanya Pak Bagas dengan suara keras.

"Iya, Pak. Ada enam murid lain yang ikut saya" jelas Melvin menyesal.

"Enam murid? Sekarang mereka di mana Vin?" tanya Pak Bagas.

"Mereka sudah berubah, Pak. Maafkan saya" ujar Melvin.

"Iya, saya maafkan kamu. Ini sudah terlanjur" ucap Pak Bagas.

Dari 21 murid dan 1 guru yang berada di aula, sekarang hanya tersisa 15 murid dan 1 guru.

🕚22.00

Malam pun tiba, dan Pak Bagas menyuruh semua murid untuk tidur dengan Pak Bagas yang masih berjaga.

"Sekarang waktunya tidur" ucap Pak Bagas.

"Baik, Pak!" jawab murid-murid serentak.

Namun, Mira malah pergi ke rooftop karena tidak bisa tidur. Rindra melihatnya dan mengikutinya.

"Mira, kenapa kamu belum tidur?" tanya Rindra.

"Aku gak bisa tidur, Rin" sahut Mira.

"Kamu nangis?" tanya Rindra.

"Eh enggak, Rin" jawab Mira dengan berat hati.

"Udahlah, kamu boleh nangis kalau mau. Aku bakal nunggu di sini" kata Rindra.

Mira mendekat dan memeluk Rindra erat.

"Rin, aku kangen keluargaku. Aku kangen suasana dulu" ujar Mira sambil menangis di pelukan Rindra.

"Kamu gak sendirian, Mir. Kita semua kangen sama keluarga kita. Duduk yuk" kata Rindra.

Mira duduk di samping Rindra, menyandarkan kepalanya di pundak Rindra sambil menatap langit malam.

"Rin, boleh aku ngomong sesuatu? Aku takut ngomong pas ramai, jadi mumpung sepi" ucap Mira.

"Boleh dong, Mir. Kenapa?" tanya Rindra.

"Aku suka sama kamu, Rin. Aku yakin kamu udah tau itu. Udah lama dari kita kebetulan ketemu di lapangan. Tapi, sekarang aku sadar aku gak layak dicintai orang lain karena aku aja gak bisa sayang sama diriku sendiri. Dan aku udah berhenti berharap kamu bakal suka balik sama aku. Sebenernya udah lama aku mau bilang, tapi waktu itu kamu pernah bilang aku satu-satunya teman kamu. Maafin aku ya. Aku kira aku bisa tahan, tapi ternyata enggak. Rasanya sakit. Kamu sering cerita tentang cewek yang kamu suka dan aku sok support, padahal hatiku hancur" ungkap Mira.

"Hey, makasih udah berani ngomong. Aku gak nyangka bakal kayak gini. Maafin aku udah bikin kamu sakit hati. Mungkin kamu gak tau, tapi cewek yang aku ceritain itu kamu. Aku juga suka sama kamu. Kamu gak perlu berhenti berharap, karena aku yang bakal ngehampirin kamu. Aku kaget kamu bisa lebih berani ngomong daripada aku, cemen kan aku? Aku minta maaf gak bisa jagain kamu selama ini. Aku suka sama kamu dan segala hal yang kamu bawa dalam hidupku. Jadi, mau gak jadi pacarku?" tanya Rindra.

"Hmm, aku mau jadi pacarmu" jawab Mira.

"Hah, beneran? Kamu serius, kan?" tanya Rindra yang masih nggak percaya.

"Apaan, aku gak akan boong sama orang yang aku sayang" jawab Mira mantap.

Rindra tersipu malu mendengar kata-kata Mira.

"Oke deh, aku janji, aku bakal berusaha jadi yang terbaik buat kamu" ucapnya.

Rindra berhenti sejenak lalu melanjutkan "Yuk tidur, udah malem nih"

"Hmm, oke ayo. Selamat tidur" sahut Mira.

Mira pun langsung tertidur di pundak Rindra.

"Selamat malam dan mimpi indah" ucap Rindra sambil mencium kening Mira.

Mereka berdua pun tidur di atas rooftop sampai matahari terbit.

Sementara itu, Pak Bagas yang melihat mereka dari belakang tersenyum bahagia, seolah-olah merasakan kebahagiaan anak-anak muridnya.

To Be Continued...

Continue Reading

You'll Also Like

4.3K 453 15
Raja Fandricko yang meninggal akibat diracuni oleh ratunya sendiri, tiba-tiba saja jiwanya terlempar ke zaman modern, dan terbangun dalam tubuh seora...
2.3M 204K 68
[FOLLOW SEBELUM BACA] Refara, seorang gadis cantik yang hidup sebatang kara. Sejak kecil ia tinggal di panti asuhan dan memutuskan untuk hidup mandir...
42.8K 3.9K 173
Novel ini bukan milik saya Terjemahan lewat google Mohon maaf apa bila ada yang salah Penulis: Tao Qiqi KK sedang diserialkan https://www.69shuba.co...
3.2K 225 80
Title : 我的对象非人类[星际] Author : 沉夭 (Shen Yao) Status : Complete 80 Chapter (71 Main Story-9 Ekstra) Kategori : Fiksi ilmiah _________________________...