Paradise ; Aruani

By leondhart

8.4K 1K 186

[ Armin x Annie ] • cover fanart cr to : alteregoss Bagi Armin, laut itu bagai surganya orang-orang Paradise... More

Пролог ; verloren und ertrunken
Два ; Straßenlaterne und Nase
три ; der wütende Löwe
четыре ;Ausblenden!
Пять ; eine neue Kamera
Sechs ;Потерял!
Семь ; Regen
Восемь ; Eiscreme
девять ; Bis später

один ; Schiffe und Meer

1.2K 136 13
By leondhart

Selat Marley – Paradise, 845

Anak laki-laki itu masih memejamkan kedua matanya. Perjalanan dari distrik Shiganshina menuju Marley cukup menguras banyak energi untuk anak berusia sepuluh tahun sepertinya.

Sebuah tangan keriput membelai surai kuningnya dengan lembut. "Bangun, Armin." Bisik ibunya. Membuat anak itu perlahan membuka mata birunya.

Cahaya senja masuk dengan sopan ke dalam armada yang mereka tumpangi. Armin menguap, mengucek-kucek kedua matanya yang gatal. Rasanya ia sudah tidur begitu lama, tapi tubuhnya masih terasa lelah.

Kapal berjalan lebih cepat sebelumnya. Bocah itu bangkit dari tempat tidur. Duduk di atas ranjang, matanya memandang gulungan ombak laut melalui jendela bulat kamar kapal.

Terlihat sebuah satu titik kecil dari kejauhan. Mata biru Armin menyipit, mungkin itu adalah pulau. Ada beberapa titik yang tak kalah kecil menyebar di sekitarnya, mungkinkah itu Pulau Marley? Jika benar, maka mereka sudah dekat.

"Kau mau minum, sayang?"

Armin mengangguk samar. Bangun dari tidur lalu disambut dengan pemandangan air laut sedikit membuatnya mabuk. Ditambah dengan kapal yang terombang-ambing pelan. Walau begitu, ia tak pernah sedikit pun membenci laut.

Ibunya menyodorkan setengah gelas jahe merah yang masih hangat. Armin langsung menengguk hingga tetes terakhir. Tenggorokannya terasa panas-panas pedas sesaat, namun perutnya jauh lebih baik.

"Apakah itu pulaunya?"

Pertanyaan Armin dijawab dengan anggukan kepala sang Ibu. "Kita akan tinggal disana. Setidaknya dua minggu sampai pekerjaan ayahmu selesai." Ibunya menjelaskan.

Armin mengangguk paham. Apa yang akan ia lakukan untuk menghabiskan waktu di Marley? Ah, andai Eren dan Mikasa boleh ikut pergi dengannya, pasti ia tidak akan pusing-pusing memikirkan rutinitas hariannya.

"Kau tidak keberatan 'kan, Armin?" Ayahnya bertanya.

Armin menggeleng cepat, "Tentu tidak, Ayah."

"Aku khawatir jika kau tiba-tiba merengek minta pulang karena rindu dengan dua temanmu itu," Pria itu terkekeh kecil setelah menyeruput kopinya. "Sayangnya, kita kesini bukan untuk liburan."

"Tenang saja, Ayah. Armin sudah ijin kok dengan mereka kalau kita pergi bukan untuk berlibur. Lagipula, ini untuk kebaikan masyarakat Paradise."

Ayahnya menganggukkan kepala sambil tersenyum samar. Ibunya melakukan hal serupa. Mereka bersyukur di anugerahi anak laki-laki yang cerdas dan juga dewasa lebih cepat dari anak seumurannya.

Ini adalah kali pertama keluarga Arlert melakukan perjalanan keluar pulau—sekaligus keluar benua. Membawa pengaruh baik bagi keluarga mereka dan juga penduduk pulau Paradise.

Sebuah perusahaan yang didirikan keluarga Tybur dan Azumabito mengadakan kerja sama dengan Ratu Reiss di Pulau Paradise. Guna untuk mengelola sumber daya bawah tanah dan masa depan Paradise. 

Serta menjanjikan kerjasama dalam bidang keamanan dari pihak Tybur dan pembangunan rumah sakit beserta fasilitasnya dari pihak Azumabito.

Penduduk Paradise khususnya masyarakat dinding Maria, akhir-akhir ini mengalami gangguan pernapasan serius, terutama yang tinggal dekat dinding Trost. Penyakit tersebut menular walau masa inkubasinya cukup lama. Namun korbannya sudah memakan banyak para lansia dan bayi usia tiga bulan.

Pulau Paradise hanya memiliki empat rumah sakit terbaik. Letaknya di Distrik Shiganshina, Distrik Stohess, Distrik Nedlay, dan satunya di Royal Capital. Rumah sakit yang dibangun dan dikelola oleh Pihak keluarga Jaëger.

Fasilitas paling lengkap ada di Shiganshina. Hampir separuh penduduk Dinding Maria berobat di sana, ditambah lagi dengan adanya penyakit baru membuat rumah sakit itu kewalahan. Daya tampungnya tidak dapat menampung separuh masyarakat Trost apalagi Maria.

Rumah sakit itu tidak besar. Hanya bangunan tingkat tiga dengan lebar dan luas setara dengan delapan rumah berjejer.

Sejak penyakit ini muncul, kasus kejahatan pun semakin memuncak. Tak sedikit koran harian yang menyorot kasus pencurian, pencopetan, hingga pembunuhan massal. Warga yang mencuri, menggunakan uang tersebut untuk membeli obat yang semakin langka dan mahal. Ada juga yang mencuri obat tersebut diam-diam dari rumah sakit.

Sumber daya untuk obat itu juga sulit dikelola. Mengingat Paradis merupakan negara berkembang. Belum se-maju negara diluar.

Kejahatan semakin banyak. Anggota kepolisian dan keamanan Ackerman kewalahan menghadapi kasus yang kian marak. Anggotanya tidak lebih dari seratus orang per dinding, tapi kerja keras mereka patut di acungi jempol.

Ratu muda, Historia Reiss tidak mungkin diam melihat penduduknya sengsara. Maka dari itu, ia memutuskan untuk meminta bantuan dari negara di luar dinding. Walikota dinding Maria, Erwin Smith, diminta untuk meminta pertolongan, karena ratu tidak mungkin pergi di saat jadwal kelahirannya dua minggu lagi.

Sayangnya walikota dan wakilnya juga sibuk mengurus masalah yang tak kalah penting. Maka dari itu, ia memutus asistennya, Tuan Arlert untuk mewakilkan ke Marley.

Keluarga Arlert terkenal akan pemikirannya yang cerdas. Walikota mempercayakan amanahnya padanya. Itulah alasan mereka berlayar bersama kolega lainnya menuju Marley.

------

Disinilah mereka berdiri.

Geladak—Dek— kapal mendadak ramai saat armada mereka akan berlabuh. Pelabuhan sudah terlihat dari radius dua kilometer; sejumlah kapal dan perahu yang terparkir tak jauh dari sana juga mulai terlihat.

Para wanita tersenyum menahan topinya agar tak kabur karena angin; suami-suaminya sibuk merokok atau menghabiskan alkohol dan jahe mereka; anak-anak sepertinya mengukir senyum lebar sambil melambai-lambai pada ikan yang meloncat ke udara sebelum kembali lagi ke dalam laut.

Armin memandang luasnya lautan biru yang membentang tak berujung. Takjub. Matanya berbinar-binar karena pantulan cahaya matahari dari air laut. Ia menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya berulang kali.

Ternyata seperti ini aroma laut.

Laki-laki itu mendadak teringat sesuatu yang ia baca di buku kakeknya. Ia menarik jas hijau ayahnya, "Ayah," panggilnya, "apakah ini laut garam? Aku tidak melihat butiran garam di laut ini." Sambil menunjuk laut.

"Hmm, aku juga tidak tahu." Pria itu ikut berpikir sembari menghisap rokok kayunya. "Coba tanyakan pada ibumu."

"Ibu," laki-laki itu beralih memanggilnya. "Apakah ini laut garam seperti di buku kakek? Armin tidak melihat garam seperti yang ibu masak di dapur...."

Sang ibu terkekeh, membuat kerutan di wajahnya semakin terlihat jelas. Sayangnya wanita itu menggeleng. "Ibu juga tidak tahu, sayang. Maaf ya?"

Mata biru milik Armin yang tadinya berbinar kini meredup. Rupanya kedua orang tuanya juga tidak tahu. Armin sedikit kecewa tapi ia mengerti, itu bukan masalah yang harus di perpanjang.

"Kita lahir dan besar di sebuah pulau dengan tiga dinding raksasa, Armin. Aku juga tidak se-pintar dirimu waktu muda—begitu juga dengan ibumu—tak banyak harapan untuk keluar dari dinding.

"Banyak hal baru yang akan kau dapatkan hari ini, esok, dan seterusnya." Ayahnya tersenyum. Mengelus puncak kepala Armin yang membuat rambutnya semakin berantakan.

"Selagi kita di Marley, kenapa kau tidak mencari tahu hal-hal yang tidak kita dapatkan disini?" kata ibunya. "Aku yakin, Eren dan Mikasa menantikan ceritamu."

Armin kembali tersenyum ceria.

Ibunya benar, ia harus menggunakan kesempatan ini untuk mencari tahu lebih tentang dunia di luar dinding. Mengingat tak semua orang bisa melihat dunia luar dengan mudah.

"Aku akan melakukan banyak hal."



Dan dari sinilah kisahnya dimulai...

-----


Arlert's Family
(cr : on pic)

-----

Q : Loh, kak, ga ada titan?

A : Di cerita ini ga ada titan yapp. Cuma sebagai ''Legenda'' aja hehe ^^





Continue Reading

You'll Also Like

203K 2.5K 66
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
147K 12.6K 75
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
34.4K 5.6K 16
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...
535K 25.6K 35
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...