Destiny With Bangtan (COMPLET...

By sangneul7

34.6K 3.2K 279

TULISANNYA BERPROSES! Baca aja dulu 😁 Regina, seorang gadis biasa dengan berbagai masalah pelik yang mengeli... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
EPILOG

24

620 58 9
By sangneul7

Hiiiiii

gimana kabar nih guys? Hehehhe basa basi banget sih, ya udah lahya.

Huwaaaa setelah dua minggu berlalu, akhirnya aku bisa update lagi nih 🥺

Dan cerita ini udah nembus 1k kali baca, malah lebih, gak nyangka aku tuh ih. Gak nyangka ada juga yang mau baca tulisan aku ini 🥺

Berhubung kemarin aku gak update jd sebagai gantinya aku bakal double up deh 😊

Gak tau yeah part ini bakal bagus apa enggak, soalnya belakangan ini aku rada insecure sama tulisan aku sendiri, yg seharusnya udah bisa di up, eh malah aku revisi revisi mulu.

But, thats okey, i had tried my best, jadi semoga suka yah kalian yang baca.

Okey, Happy reading 😉

***

Tepat saat pukul tujuh pagi, di mana cahaya mentari perlahan menyingsing di bagian ufuk timur, suara gaduh beriring dentingan spatula sudah mengisi dan mengawali hari para penghuni dorm kini. Suara itu tercipta dari para member yang sibuk mempersiapkan diri serta Gina yang juga sibuk membuat sandwich sebagai menu sarapan sekaligus bekal yang akan mereka bawa dalam perjalanan nanti.

Yeah, rencananya hari ini Bangtan akan pergi bertamasya ke salah satu perkebunan strawberry milik pamannya Seokjin guna menuntaskan 5 hari libur yang diberikan agensi sepulangnya mereka dari kegiatan syuting plus liburan di Selandia Baru beberapa waktu lalu.

Semuanya sudah dirancang dan dipersiapkan sebaik mungkin oleh Seokjin selaku orang yang mencetuskan ide dan mengajak semua member untuk pergi bersama, temasuk Gina yang juga tak luput dari ajakannya.

Meski mendapat ajakan Gina tak langsung bersorak ria dan mengiyakan ajakan Seokjin, ia sempat menolak dulu karena kurang pantas rasanya jika ia ikut bergabung dalam liburan idolanya itu. Gina sangat tau diri. Namun, itu tidak berlangsung lama setelah Yoongi mengingatkan Gina akan statusnya dan semakin membuatnya tau diri.

"Sabtu kan jadwalmu jadi maid di dorm dan juga maid untuk Bangtan, jadi kau harus ikut, karena kau ke sana bukan hanya sekedar tamasya, tapi juga mengemban tugas sebagaimana mestinya." Mungkin  ucapan Yoongi terkesan sedikit kasar, akan tetapi itu dikatakannya agar Gina mengiyakan ajakan Seokjin, sebab Yoongi tau, Gina itu selalu butuh alasan untuk melakukan sesuatu.

Tepat kala jarum jam menunjukkan pukul delapan pagi, mereka pun telah bersiap pergi dengan mendudukan diri di dalam mobil putih Santa Fe kepunyaan Seokjin.

Seokjin duduk di kursi kemudi. Jimin, Taehyung dan Namjoon duduk di kursi paling belakang. Sedangkan Gina duduk di baris tengah bagian pinggir dekat jendela mobil, bersebelahan dengan Jungkook dan Hoseok. Dan terakhir kursi kosong di sisi Seokjin yang diperuntukkan untuk Yoongi, yang kini tengah mengemban tugas memenuhi panggilan alamnya.

Para penumpang yang berada dalam kendaraan mewah itu sudah mewanti-wanti kedatangan pria kulit bihun itu selama beberapa menit sampai akhirnya Yoongi pun memunculkan diri. "Jungkook-ah, kau melupakan ponselmu," sahutnya begitu tiba sembari membuka pintu mobil yang ada di sisi Gina.

Jungkook mulai meraba raba sakunya. Kosong. Dan ternyata memang tertinggal. "Hyung mengambilnya?"

Yoongi menggeleng dengan bibir tertekuk mengejek, seolah mengatakan ambil saja sendiri.

"Biar kuambilkan." Gina sangat tau akan tugasnya di sini, maka dari itu dia sudah akan lekas turun dari mobil, namun Yoongi menahannya. "Tidak. Jungkook harus mengambilnya sendiri biar gak kebiasaan teledornya," ucapnya menggiring pandangan ke Jungkook.

Jungkook memberengut lalu beringsut keluar dari mobil. "Iya hyung. Iya. Iya. Aku ambil sendiri."

Yoongi menyungging sedikit, teramat tipis untuk tertangkap netra normal. Kemudian meniti langkahnya memasuki mobil dan mengambil tempat duduk tepat di samping Gina, tempat Jungkook tadi.

"Yoongi-ah, kenapa kau duduk di situ? Aku sudah menyiapkan kursi terbaik untukmu di sisiku," celoteh Seokjin sambil memandangi Yoongi dari balik kaca spion yang berada di dalam mobil.

"Aku sedang tidak ingin menjadi petunjuk jalan hyung, aku ingin tidur. kuharap kau mengerti."

Seokjin paham betul akan maksud Yoongi itu, ia pun menyeringai, ingin menimpali lebih jauh dengan godaan namun mengurungkan niatnya itu.

Selang beberapa waktu Jungkook kembali dengan tangan kosong. "Hyung kau melihatnya di mana? Aku tidak menemukannya."

Sejenak Yoongi memasang wajah bingung lalu meraba dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. "Ah... ternyata sudah kuambil rupanya," katanya berpura-pura lupa lalu mengembalikan ponsel itu kepemiliknya. Sebenarnya Yoongi sudah akan memberikan ponsel Jungkook tadi setibanya, namun entah karena Yoongi lagi pengen usil atau apa, jadilah dia berucap seperti tadi.

"Aissssh hyung!" Jungkook menggerutu sebal menerima ponselnya. Lantas terdiam sejenak memandangi tempatnya tadi yang kini sudah diduduki Yoongi. Rasanya aneh, kenapa Jungkook seolah tidak rela kursi itu diduduki Yoongi? Atau lebih tepatnya Jungkook tidak rela kursinya diambil.

"Ayo berangkat!" teriak Jimin begitu nyaring dari arah belakang. Membuat Jungkook tersadar dan melirik kursi kosong yang tersisa. Kemudian mendudukinya dengan lesuh.

Kurang lebih perjalanan yang mereka tempuh untuk sampai di Nonsan, tempat perkebunan strawberry akan memakan waktu hampir dua jam, dan itu sangatlah cukup untuk Yoongi menebus segala waktu yang tak pernah ia bisa habiskan bersama Gina dengan cara paling sederhana, namun berkesan tiada tara.

Untungnya saja tadi Seokjin mengerti akan maksud Yoongi, sehingga kini Yoongi bisa menarik Gina yang tengah tertidur pulas masuk ke dalam sandarannya dengan cara yang terlampau natural, terlihat seperti Gina yang menjatuhkan diri tanpa sengaja, dan membiarkan gadis itu mencari kenyamanan dalam lekukan bahunya. Kemudian membentuk posisi di mana keduanya saling bersandar satu sama lain, saling menumpu. Yoongi mendaratkan pelipisnya pada puncak kepala Gina yang entah bagaimana, rasanya teramat nyaman mengalahkan bantal leher yang dipakai Hoseok.

Sejenak menghirup dalam aroma shampo yang Gina gunakan, Yoongi lantas mematri senyum teduh, menutup mata dan membiarkan posisi nyaman itu menyelimutinya untuk waktu lama tanpa memperdulikan sekitar lagi, yang untungnya memang tak ada yang nampak memperdulikan keduanya, kecuali seseorang yang sejak tadi sudah menaruh perhatian dari kaca spion mobil yang ditiliknya dengan perasaan aneh.

"Cih, jadi biasnya Yoongi Hyung  ternyata," decih Jungkook teramat pelan.

***

"Wahhhh..."

Suara terkesima dengan cepat mengudara mengisi pendengaran  ketika mereka telah memasuki perkebunan yang cukup luas itu, dengan buah merah mengantung yang terlihat begitu segar dan mencolok. Lantas mulai memisahkan diri dan pergi menjelajahi tiap sudut lahan perkebunan dengan keranjang masing-masing.

"Hyung, ini boleh langsung dimakan?" tanya Jungkook tak sabaran. Matanya berbinar seolah siap menerjang semua buah merah itu.

"Jangan langsung makan, nanti kau bisa langsung pingsan seperti putri snow white." Seokjin menjawab asal sambil memetik buah strawberry yang ditemukannya.

Brugh

Taehyung yang berada di dekat Jungkook seketika jatuh terduduk dengan strawberry di mulutnya. Sambil memegang dada Taehyung berucap dengan wajah sekaratnya. "Aku butuh pangeran," katanya sok mendramatisir. Sekaligus menjadi pertanda bahwa setelah ini film pendek akan tercipta.

"Eoh Taehyung-ah!" Seokjin berseru kelewat dramatis. Memamerkan akting kagetnya secara berlebihan. Lantas berlari dengan gerakan teramat pelan beserta katup bibir yang terbuka lucu.

Padahal jaraknya hanya berkisar lima langkah, tapi butuh satu menit untuk Seokjin tiba di hadapan Taehyung. "Pangerannu datang Taehyung-ah! Aku akan menyelamatkanmu," serunya. Memetik strawberry hijau lalu memasukkannya ke dalam mulut Taehyung yang kini tengah memejam tak berdaya.

Taehyung mengunyah tanpa membuka mata. Sedetik kemudian wajahnya berubah masam. Membuka mulutnya dan memuntahkan strawberry tadi. "Asam sekali!" Taehyung bergidik ngeri, menggeleng menahan rasa asam pekat yang mengerogoti rongga-rongga mulutnya.

"Yeay! Aku berhasil Jungkook-ah!" Seokjin bersorak ria dengan gelak tawa mengudara bersama Jungkook yang sedari tadi sudah terkekeh geli menyaksikan permainan peran yang dilakukan kedua hyungnya itu.

Sementara Yoongi yang berada sedikit jauh dari ketiga orang itu hanya menggeleng menyaksikan film pendek tadi.

Tidak jauh dari sana juga ada Hoseok yang sibuk sendiri dengan kamera ponselnya. "Wah... ige mwoya?!" serunya kelewat lantang yang sukses menarik perhatian si bocah penasaran, Jungkook.

Meninggalkan Seokjin yang sibuk menertawai Taehyung, Jungkook lantas beralih mendatangi Hoseok.
"Wah... ini sangat langka, hyung! Pasti rasanya juga beda dari yang lainnya," kata Jungkook kala melihat strawberry berkaki tiga yang dipetik Hoseok. "Coba kulihat hyung," pintanya dengan niat terselubung.

"Andwae!" Dengan cepat Hoseok menyembunyikan strawberry penemuannya itu.

"Aku tidak akan memakannya, sungguh."

Kendati demikian Hoseok tak percaya. Ia sangat mengenal watak Jungkook yang satu ini. Jangan percaya omongan Jungkook jika itu menyangkut soal makan memakan. Maka dari itu Hoseok memilih melarikan diri sebelum penemuannya itu berakhir dalam kunyahan. Karena Hoseok tau, Jungkook bukanlah tandingannya, dan menghindar adalah jalan terbaik.

Namun, bukan Jungkook namanya jika ia tidak bisa mendapatkan keinginannya. Jungkook mengejar Hoseok. Dan terjadilah aksi kejar-kejaran dengan suara tawa yang memenuhi area perkebunan.

"Selamatkan aku!" pinta Hoseok berulang kali dengan suara tersengal juga wajah paniknya yang kini tengah bersembunyi di belakang Gina yang tampak kebingungan.

"Jungkookie! Jungkookie!" lanjutnya hampir memekik kala Jungkook melangkah tertatih dengan celana kebesarannya juga senyum liciknya perlahan mendekat, layaknya seorang balita yang datang menghampiri ibunya usai pup di celana.

Gina yang hafal akan sikap jahil Jungkook pun langsung mengerti, ia membentangkan sebelah tangannya seolah melindungi Hoseok, kendati sebenarnya ia tidak begitu mengerti apa yang sedang terjadi karena sibuk memandangi para buah merah yang menangkap mata itu.

"Oppa, larilah. Aku akan menahannya," bisiknya. Hoseok mengangguk kemudian kembali berlari menjauh, meninggalkan Jungkook yang kini hanya bisa berteriak memanggilnya karena tertahan oleh Gina yang memghalanginya.

"Sekarang apalagi Jungkook-ah?" kekehnya sukses menghalangi pergerakan Jungkook.

Jungkook melenguh lelah, pundaknya limbung kebawah, lagi-lagi ia gagal.
Bukannya menjawab, Jungkook malah teralihkan ke keranjang kosong milik Gina. Lantas mengambil keranjang tersebut dan memberikan keranjang miliknya yang hampir penuh dengan strawberry. Jungkook menukarnya.

"Utangku lunas." Jungkook menyungging senyum kemudian berbalik pergi dengan keranjang kosongnya. Melupakan sejanak urusannya dengan Hoseok.

Jungkook sangat ingat, hari itu tanpa sengaja ia memakan semua buah strawberry yang dia temukan di kulkas yang diyakininya adalah oleh-oleh dari Seokjin. Dan saat Jungkook akan melahap strawberry terakhir, mendadak Gina muncul dengan wajah cengonya, kemudian terperosok jatuh terduduk sambil memandang senduh strawberry terakhir yang sudah menyentuh bibir Jungkook.

"Nae geoya...," lirih Gina saat itu. (Milikku)

Jungkook tidak tau kalau wajah Gina bisa sememelas dan selesu itu hanya karena strawberry. Apalagi mengingat tampang polos Gina yang berupaya tegar merelakan strawberrynya itu sungguh menggelitik perut Jungkook. Kontan membuat senyumannya merekah.

Astaga, Gina itu sungguh lucu sekali, manis. Jungkook suka sekali menjahilinya. Entah, senang saja rasanya menjahili gadis itu. Senang melihat caranya mengelak saat digoda perihal statusnya sebagai penggemar, senang melihat wajah kesalnya tiap kali dijahili, senang melihat pipinya bersemu merah karena malu, senang melihat— Eh, astaga, kenapa Jungkook malah keterusan memikirkan Gina sih?

Jungkook buru-buru menggeleng, kemudian menoleh sedikit tuk melihat Gina yang masih terdiam di tempatnya sambil memegang keranjang strawberry pemberiannya tadi. Entah apa yang dipikirkannya.

"Gina-ya!" Suara panggilan dari Yoongi sontak membuat Gina tersadar, lantas menoleh mencari presensi yang bersangkutan.

Yoongi mengangkat keranjangnya tinggi tinggi hingga Gina dapat menemukannya kemudian mulai memasang pose minta difotoin.

Gina yang tanggap pun lekas mengeluarkan ponselnya lalu menekan icon kamera dengan telunjuknya.

"Turunkan keranjangmu," ucapnya siap memotret.

"Begini?"

Cekrek

Detik selanjutnya Gina justru tertawa cengengesan tatkala netranya memindai gambar hasil tangkapannya tadi.

"Wae? Wae?" tanya Yoongi ikut memeriksa potret dirinya.

"Kenapa mulutmu begitu?" tanya Gina dengan kekehannya.

"Haisss... Kau sengaja melakukannya kan. Fotoin ulang."

Masih dengan kekehannya Gina menggangguk, siap untuk mengambil gambar lagi. "Oke. Pasang gaya. Senyum. Senyum lagi, lagi, lebih lebar lagi. Satu... dua... tiga."

Cekrek

"Wah... Bagus sekali. Terlihat sangat alami. Apa kau pekerja di sini?" godanya sembari memeriksa hasil tangkapannya di layar ponsel.

"Kau beruntung bisa ketemu pekerja tampan seperti idol begini," tuturnya meladeni.

Entah mengapa Gina mendadak melow usai mendengar penuturan Yoongi barusan.

Beruntung?

Yeah, sebenarnya Gina jauh lebih beruntung dari itu, bahkan teramat beruntung.

Sejenak terdiam dengan tatapan memaku pada layar yang dipegangnya, Gina lantas menengadah, menyorot Yoongi penuh rasa haru. "Yah, aku orang yang sangat beruntung," ucapnya mengukir senyuman teduh, yang juga dibalas Yoongi dengan senyuman yang sama."Ingin kufotokan juga?" Yoongi menawarkan diri dengan telapak menengadah meminta ponsel Gina yang masih menampilkan potret dirinya tadi. Namun, belum sempat Gina menerima tawaran Yoongi, seruan lain sudah memanggilnya lagi.

"Noona! Fotoin aku juga!" Jungkook yang melihat adegan foto memfoto dari seberang sana pun tak ingin kalah. Ia sudah berpose dengan buah strawberry di tangannya.

Cekrek

"Wah... kau keren Jungkook-ah. Kepalamu nampak melayang," komentar Gina memandangi hasil potretannya.

Baru juga Jungkook ingin berganti gaya agar bisa dipoteret Gina lagi, teriakan Seokjin justru menghentikan semuanya. Hyung tertua Bangtan itu sudah berteriak teriak menyuruh kumpul.

"Yaedeura! Kita harus cari makan siang." Seokjin kembali memanggil, memang sudah waktunya untuk makan siang.

Tak menunggu lama, satu persatu para member juga Gina mulai berkumpul di tempat awal mereka datang.

"Hyung! Hyung! Kita perlu mengabadikan momen dulu," kata Hoseok yang ngumpul paling terakhir, maklum saja ia sibuk dengan kamera ponselnya sejak tadi.

Mendengar itu Gina berasa terpanggil untuk menjalankan tugas. Tanpa diminta maupun disuruh ia sudah mengambil posisi dengan ponsel di tangannya. "Oke, pasang gaya! Satu! dua! tiga!"

Cekrek

"Perfect." Gina jadi pangling sendiri melihat melihat hasil jepretannya.

"Tentu saja, karena ada aku di situ," Taehyung menimpali dengan muka songongnya.

"Apa maksudmu? Itu karena aku, si worldwide handsome," tangkas Seokjin tak mau kalah.

"Hei, itu karena ada strawberry penemuanku." Hoseok menyela dan mulai memamerkan penemuannya tadi. Kontan membuat member lain berseru seru heran juga terkejut. Seolah penemuan Hoseok itu adalah keajaiban dunia.

"Hyung, perlihatkan padaku." Seolah belum menyerah, lagi-lagi Jungkook kembali mendekati Hoseok dengan senyuman liciknya.

Pun Hoseok tak bisa berlari lagi, hingga akhirnya mau tak mau Hoseok memperlihatkannya sekali lagi sambil beringsut mundur beriring kekehan hambar yang sarat akan rasa was-was dibaliknya.

"Biarkan aku menyentuhnya, hyung," ucapnya memelas.

"Andwae, Jungkook-ah!"

"Sedetik saja hyung. Aku hanya akan menyentuhnya sedetik, janji." Jungkook memasang wajah serius guna memyakinkan Hoseok akan kalimatnya barusan.

"Oke, sedetik. Sedetik saja Jungkook-ah," ingatnya. Strawberry penemuannya mulai berpindah tangan ke Jungkook, ia membiarkan si bocah penasaran menyentuhnya.

Dan sedetik kemudian

Hup

Strawberry itu lenyap dalam seketika. Benar-benar hanya sedetik Jungkook menyentuh nya. Dan kini sudah berakhir dalam kunyahan. Jungkook memakannya.

Selamat tinggal strawberry berkaki tiga.

"Yakh Jungkook-ah!!" Hoseok memekik tak percaya, sedangkan Jungkook tertawa puas dengan mulutnya yang masih mengunyah. Disusul tawa member lain yang menyaksikan kemalangan Hoseok usai kehilangan penemuan yang dibangga-banggakannya itu.

"Hyung, rasanya aneh." Jungkook berdecap seolah menganalisis rasa yang tepat.

Sepersekon kemudian keadaan berbalik. Entah apa yang terjadi, Hoseok justru menyungging senyum jahil yang sontak berubah menjadi gelak tawa. Hoseok tertawa terbahak-bahak. Ia bahkan memukul mukul Gina yang berada di dekatnya.

Siapa saja tolong selamatkan Gina, atau sadarkan Hoseok sekarang.

Tawa hoseok mengudara bagaikan gledek di siang bolong. Terpingkal-pingkal dengan sesuatu yang ada dipikirannya.
Hoseok bahkan sampai memegang perutnya yang sakit karena terlalu banyak mengudarakan tawa, lantas jatuh terduduk karena tak kuasa menahan tawanya sendiri.

"Wae?" Melihat Hoseok yang seperti itu kontan membuat tawa Jungkook tadi menghilang. Perasaannya jadi tak enak.

Disela-sela tawanya Hoseok berucap, "Strawberry tadi kusembunyikan di ketek sewaktu kau mengejarku."

Nah tuh, mampus deh. Jungkook jahil sih, kena kan akibatnya.

Wajah Jungkook berubah cengo seketika. Astaga, jadi tadi Jungkook makan strawberry rasa ketek gitu?

Oh, tidak! Mana strawberry nya sudah ketelen semua lagi.

Sontak raut wajah Jungkook berubah masam. Katup bibirnya terbuka seolah ingin mengeluarkan buah strawberry tadi, namun sulit. Jungkook terlambat. Koyakan strawberry itu telah mendarat nyaman di sisi lambungnya.
Alhasil Jungkook hanya bisa melepehkan sisa sisa yang ada dimulutnya.

***

Setelah kejadian strawberry rasa ketek itu mereka pergi makan siang, kemudian bergegas pulang dengan aksi drama dramaan perebutan kursi antara Yoongi dan Jungkook yang ingin duduk di sebelah Gina. Alasan Yoongi sudah pasti dan jelas, sedangkan Jungkook? Entahlah, mungkin dia ingin berbuat jahil lagi, mengganggu tidur Gina mungkin.

Seokjin yang peka pun akhirnya turun tangan dan menyuruh Gina duduk di kursi depan bersamanya. Drama selesai.

Sore harinya mereka baru tiba di dorm. Dengan Gina yang senantiasa mengikut kembali ke dorm karena masih harus melakukan tugasnya membersihkan tempat itu, kendati Seokjin sudah ingin mengantarnya pulang, Gina tetap kekeuh ingin melaksanakan tugasnya terlebih dahulu. Bukan cuman bersih bersih, Gina juga sempat mengurusi Hoseok yang mabuk darat sampai pria itu baikan dan tertidur.

Kala langit telah berganti gelap barulah  tugas Gina selesai. Namun, ia belum bisa pulng begitu saja, masih ada sesuatu yang perlu dia bicarakan dengan Yoongi. Maka dihampirinya Yoongi yang lagi karokean bareng di ruang tengah. Gina sedikit mencolek punggung Yoongi hingga pria itu berbalik dengan gurat tanya di wajahnya.

"Bisa bicara sebentar," bisik Gina yang membuat Yoongi berdiri dan sedikit menjauh dari member lainnya.

"Kenapa?" tanya Yoongi dengan suara halusnya.

Gina sedikit ragu. Menggigit bibir bawahnya sesaat sebelum berucap, "Besok aku mau pergi sama Kim Yoongi."

Yoongi memandangi Gina sebentar dengan gurat yang sama sekali tak bisa dibaca. Lalu menarik tangan Gina dan membawanya ke kamar agar pembicaraan mereka tidak terdengar member lain yang sudah mulai melirik lirik.

Kepo yah mereka.

Tapi, tenang saja, member lain belum ada yang tau kok selain Seokjin, jadi sejauh ini hubungan keduanya bisa terbilang masih aman. Meski begitu, kedekatan yang kian intens terjadi membuat Seokjin khawatir lantas hanya bisa memijit pelipisnya kala member mulai menatap curiga pada pintu kamar Yoongi yang kini sudah tertutup rapat.

Sementara di dalam sana Gina tengah membisu di tempat dengan perasaan gelisah. Mewanti-wanti kapan Yoongi akan membuka suara. Pasalnya pria itu hanya menatapnya sedari tadi.

"Kalau kau melarang, aku tidak akan pergi," lirih Gina sembari menunduk.

"Pergilah, aku tidak akan melarang." Suara lembut beriring senyuman manis Yoongi layangkan. Menyiratkan kesungguhan akan kalimatnya barusan.

"Jinjja?" Gina menyorot tak percaya. Yoongi menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kau tidak takut kalau nanti aku jadi bingung lagi?"

Dengan tatapan dalam Yoongi mendekati Gina, mengikis jarak yang ada.

Cup.

Hanya dalam hitungan detik Yoongi sudah mencium Gina, mendaratkan bibir lembutnya di kening gadis itu. Kecupan yang teramat singkat, namun sukses membuat jantung Gina bertalu-talu bagaikan gendang yang sedang ditabu.

"Aku mempercayaimu," ungkapnya setelah melepas ciuman kening yang begitu tulus, beriring dengan tatapan penuh kehangatan seolah mempertegas perkataannya.

Gina masih melongo. Sungguh, ini diluar ekspektasinya, pikirnya tadi Yoongi akan melarang dan berakhir dengan dirinya yang mengalah.

"Tapi jangan dandan. Perginya dengan penampilan seperti ini saja," katanya memperhatikan penampilan Gina yang rambutnya dikuncir, kaos hitam oversize, celana training hitam, dan wajah bareface yang minyakan. "Begini jauh lebih bagus," sambungnya.

Padahal aslinya, Gina terlihat jauh lebih cantik kalau udah dandan. Hanya saja Yoongi tidak mau kalau Gina terlihat cantik di depan Kim Yoongi.

Yoongi boleh jadi mempercayai Gina, tapi ia tidak percaya dengan si backdancer. Bisa saja kan si backdancer malah kecantol kalau Gina terlalu cantik.

"Eo...eoh....eoh!" Gina mengiyakan dengan terbata bata, rasanya jiwanya belum terkumpul semua usai mendapat kecupan singkat tadi.

Gina masih melongo, kaget sekaligus gugup bukan main. Padahal hanya dikecup di kening dengan tempo teramat singkat, namun berhasil mengguncang seluruh jiwa raganya. Ini bukan perkara tempat dan lamanya kecupan yang Yoongi berikan melainkan tentang sebuah makna ketulusan juga kepercayaan yang ada dibaliknya.

Saat Gina masih menatap Yoongi penuh rasa kejut, derit pintu membuka mengalihkan keduanya."Maaf mengganggu, tapi kalian tidak boleh melakukannya di sini kalau ingin rahasia kalian aman. Member lain mulai curiga." Seokjin memperingati.

***

Jarum jam menunjukkan pukul sebelas malam, Gina sudah pulang setelah melewati sedikit introgasi dari member lain. Kali ini Yoongi yang berkilah, dengan mengatakan kalau mereka sedang membahas masalah ongkir kemaren, alhasil Gina pulang dengan taksi yang dibayar Yoongi.

Kini suara dentingan muncul dari dapur, saat semua orang sudah berada di dalam kamar masing-masing. Itu Hoseok yang lagi masak ramyeon setelah bangun dari tidurnya. Rasa pusing di kepalanya sudah menghilang, dan sekarang ia lapar.

Harum semerbak yang berasal dari ramyeon buatan Hoseok berhasil memancing seseorang keluar dari sarangnya.

Siapa lagi kalau bukan Jungkook.

"Hyung, kau masak apa?" tanya Jungkook basa basi.

"Ramyeon. Siapkan mangkukmu karena Aku masak dua bungkus."

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Sekarang Jungkook memang sedang lapar, makan malam tadi belum cukup rasanya, maklum saja Jungkook masih dalam masa pertumbuhan, begitu sih kata Jungkook kalau dia ditanyain perihal hobinya yang suka makan.

Jungkook mulai mendekati Hoseok yang lagi ngaduk ngaduk masakannya. Dan secara tidak sengaja penghidunya mencium aroma yang berbeda dari tubuh Hoseok saat melewati punggung pria itu.

Aroma yang begitu melekat di penciumannya, tapi tidak diingatnya.

"Hyung, kau ganti parfum?" Hoseok menggeleng bertanda tidak.

"Hyung pake parfumnya Jin hyung yah?" Terakhir kali Jungkook mencium aroma ini yah di tubuh Seokjin.

"Enggak lah!"

"Tapi aku cium sesuatu."

Hoseok terkekeh. "Mian, aku barusan kentut." Saat itu juga aroma yang dihirup Jungkook tadi terganti dengan bau busuk yang menyayat hidung.

Siapa saja yang menghirupnya pasti tidak tahan, Hoseok sekalipun. Ia memilih pergi sambil membawa panci ramennya dengan nafas yang tertahan. Meninggalkan Jungkook yang kini menggerutu seraya menutup hidungnya.

***


Wahahahahah... Jungkook sial banget hari ini, dikerjain Hoseok mulu.

Jadi gimana nih part ini menurut kalian?

Apakah kalian udah bisa nebak cerita kedepannya bakal gimana? Udah dong yeah, pasti bakal ketebak.

Wes wes jangan lupa komen votenya sayang sayangku.

Continue Reading

You'll Also Like

85.3K 8.1K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
80.3K 7.8K 27
Ada hal yang membuat banyak orang menyesal, salah satunya cinta! Iya cinta yang terabaikan Kadang kala hati selalu kalah oleh logika, bukankah mencin...
245K 36.7K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
4.6K 1K 41
[SELESAI] Y/N seorang atlit renang dan atletik SMA Panthopel, Punya kakak namanya Kim Seok Jin yang masuk Geng Bala Bala, Gimana Rasanya Jadi Adik d...