REMISSION ✓

By Salfha_Adelia

14.8K 4.9K 2K

[SELESAI] "Gak mau maafin gue? Oke, gue akan berusaha buat dapetin maaf dari lo." Sasyabila Putri, Murid... More

SASYA
1.TELAT
2.DI TABRAK COGAN
3.PERMINTAAN MAAF
4.DIAJAK JALAN
5.DIAJAK JALAN (2)
6.JALAN-JALAN
7.ALIF DAN ALSYA
8.FILM HOROR
9.SALTING OR GUGUP?
10.BANG SATYA & BANG REVAN
11.AQILLA?
12.BONEKA
13.SASYA MALU
14.MALU-MALU KUCING
15.PINGSAN
16.UKS
17.ACARA?
18.ANCAMAN
19.JALAN-JALAN SORE
20.RUMAH RAFHA
21.KAMU?
22.PASAR MALAM
23.TEMAN BARU
24.BASCAMPE COGAN
25.MALL
26.SUKA SASYA?
27.MENJAUH?
29.HUJAN & ANAK KECIL
30.CEMBURU
31.MAAF
32. SALAH PAHAM
33.ROOFTOP
34. GOSIP
35. AQILLA DI ANCAM
36. MASA LALU
37. RANGGA
38. TAMAN
39. JANGAN PERGI!
40. KECELAKAAN
41. ABANG NYA SASYA
42. MAAF
43. PANTAI
44. KEJUTAN YANG MENYEDIHKAN
45. SUPRISE UNTUK SASYA
46. MEMBAIK
47. REVANO & AQILLA
48. ONE DAY WITH LOVED
49.ULTAH RAFHA
50.BAHAGIA [END]
CERITA MALVENZO

28.MANTAN?

267 84 381
By Salfha_Adelia

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT NYA YA, ITU BERHARGA BANGET BUAT AUTHOR.THANKS 💕]

Happy reading!🙂📖

***

"Sya, liat dong PR Bahasa Indonesia, gue belum nih," pinta Ghania pada Sasya.

"Gue juga belum," jawab Sasya.

"Bohong, gak mungkin lo belum Sya. Mana coba gue mau liat," kata Ghania tidak percaya.

"Bentar," Sasya mengambil buku Bahasa Indonesia nya di dalam tas. Sasya memperlihat kan PR nya yang belum terisi oleh jawaban sama sekali, "Nih, belum kan. Gak percaya banget sih."

"Tumben lo belum Sya, biasanya kan udah," ujar Anggi.

"Gue lupa semalem kalau ada PR," kata Sasya. Sasya semalam mampir ke rumah Rafha dulu untuk bermain bersama Reva dan Resa, dan pulang nya di antar Rafha.

"Jadi, nyontek sama siapa lagi kita?" tanya Alsya. "Gisha, lo udah belum?"

"Belum, tinggal dikit lagi," jawab Gisha.

"Riel, lo udah belum?" tanya Anggi pada Ariella.

"Udah, nih," jawab Ariella, sambil memberikan buku bahasa Indonesia nya.

"Untung ada Ariel kalau gak ada bisa-bisa kita kena hukum sama bu Santi," gerutu Ghania sambil menulis jawaban di buku nya.

"Diem Ghan, gue mau nulis," tegur Alsya. Ghania langsung diam sambil menulis jawaban nya.

Setelah beberapa menit, mereka selesai mengerjakan PR Bahasa Indonesia, kecuali Ghania. Gisha, Anggi, dan Ariella kembali ke tempat duduk nya masing-masing.

"Anjirr, cepet banget kalian nulis nya. Gue tinggal dikit lagi," Ghania masih menulis jawaban di buku nya.

Sasya melihat bu Santi di depan pintu kelas, "Ghan, cepet itu bu Santi udah di depan pintu."

"Bentar Sya."

"Sya, Ghania ngapain disitu?" tanya Ghavian melihat Ghania di sebelah Sasya.

"Nulis PR."

"BU, GHANIA NGERJAIN PR IBU DI SEKOLAH!" teriak Ghavian.

Ghania menatap Ghavian tajam, Ghavian hanya menaik-turunkan ke dua alisnya.

"GHANIA! MANA GHANIA?!" pekik bu Santi yang baru masuk kelas.

"BU, GHAVIAN JUGA TADI BUAT PR DI SEKOLAH!" teriak Albian.

"ALBIAN JUGA BU!" balas Ghavian.

"ALIF JUGA BUU!!" pekik Albian menyalahkan Alif.

"Lah, kok gue? gue nggak ikutan!" protes Alif.

"Ikutan lo tadi lif."

"BU! Gerry juga bu!"

"SIAPA YANG BUAT PR DI SEKOLAH?!" tanya bu Santi.

Ghavian, Alif, Gerry, Abian, Anggi, Gisha, Alsya, Ghania, dan Sasya mengangkat tangan nya.

"Raf, lo tadi kan ngerjain di sekolah. Kenapa gak angkat tangan?" tanya Ghavian pada Rafha.

Rafha mengangkat satu tangan nya dengan malas.

"Kalian ini sudah ibu omongin gak boleh ada yang ngerjain PR di sekolah! Masih aja ngerjain di sekolah!" bentak bu Rini.

"Berdiri sana di depan tiang bendera sampai jam pelajaran ibu habis!" suruh bu Santi.

Mereka langsung berdiri dari tempat duduk nya dan berjalan keluar kelas. Malvenzo juga mengikuti mereka.

"Malvenzo, ngapain kamu ikuti mereka? kan kamu nggak ngerjain PR di sekolah," tanya bu Santi pada Malvenzo.

"Mereka teman saya, bu." ujar Malvenzo.

"Tapi kan kamu nggak kayak mereka, ngerjain PR di sekolah," kata bu Santi.

Malvenzo hanya diam, dan berjalan di sebelah Gerry.

"Wihh, ada Venzo nih. Ayo Zo ikut kita aja," kata Ghavian di depan Malvenzo.

"Hm," gumam Malvenzo.

Ariella langsung berjalan menghampiri bu Santi, "Bu, saya ikut mereka juga boleh gak?" tanya Ariella pada bu Santi.

"Ngapain kamu ngikutin mereka kan kamu nggak buat PR di sekolah," kata bu Santi.

"Ariella sini duduk aja di sebelah bang Fael, kalo disitu kan gak ada temen," ajak Rafael pada Ariella.

"Heh, inget Archela pacar lo," ujar Rey mengingatkan.

"Dia kan gak ada disini."

"Gapapa kan bu?" tanya Ariella lagi.

"Terserah kamu saja," jawab bu Santi.

"Riel, sini," ajak Ghania.

Ariella mengikuti teman-teman nya menuju tiang bendera.

***

"Gara-gara lo sih Ghav, orang diem-diem aja malah lo kasih tau!" gerutu Alif, menyalahkan Ghavian.

"Kan emang gitu kenyataan nya!" balas Ghavian tidak mau dirinya di salahkan.

"Kalau lo gak bilang tadi, gak bakalan kita dapat hukuman kayak gini!"

"Albian yang nyalahin lo semua bukan gue," ucap Ghavian membela diri.

"Lo yang mulai duluan, bego!" balas Albian.

"Kan lo yang ngaduin gue. Yaudah gue aduin juga," Ghavian tetap membela dirinya.

"Terus ngapain nama gue disebut-sebut?!" tanya Alif pada Ghavian.

"Kan lo ikutan juga Lif."

"Udah diem, jangan berisik!" tegur Rafha.

Rafha memperhatikan Sasya yang di sebelah nya. Sasya sedang menundukan kepala nya, menghindar dari panas nya matahari. Sasya pasti tidak mengerjakan PR nya gara-gara Rafha, karena kemarin malam Rafha mengajak Sasya untuk bermain dengan sepupu-sepupu nya.

Rafha dengan tiba-tiba mengangkat tangan nya ke atas. Tepat di bawah sinar matahari, di atas kepala Sasya.

Ghavian yang dari tadi memperhatikan Rafha langsung melebarkan kedua mata nya.

"Lif-lif, liat Rafha," suruh Ghavian pada Alif di sebelah nya.

"Paan sih lo, ganggu orang aja! diem dikit gak bisa lo?!" ujar Alif masih marah pada Ghavian.

"Yee, lu mah gitu! liat dulu!" paksa Ghavian.

Dengan malas Alif juga ikut memperhatikan Rafha, "Hem, hem hem!"

"Paan sih, hem ham hem!" Ghavian menoyorkan kepala Alif.

"Lo yang apaan! asal aja mainin kepala gue!" Alif balas menoyorkan kepala Ghavian.

"Woi, lo berdua bisa diem gak sih?" tanya Gerry pada Alif dan Ghavian.

Alif dan Ghavian kompak menyengir, "Gak bisa."

***

"Sasya," panggil seseorang.

Sasya yang baru saja keluar dari ruang guru menoleh kan kepala nya ke belakang.

"Kak Rangga?"

Seseorang yang bernama Rangga, tersenyum. "Gue kira lo gak inget lagi sama gue, Sya."

***

"Raf, tadi gue liat Rangga di sekolah ini," Alif baru saja masuk ke kelas. "Dia di dekat Ruang Guru."

Rafha menatap Alif raut muka nya kembali dingin, "Ngapain dia kesini?"

"Bukan nya dia SMA Nusantara?" tanya Albian.

"Yaa, mana gue tau. Gue kan bukan Rangga," ujar Alif.

"Gimana Raf?" tanya Alif pada Rafha.

Rafha mengangkat kedua bahu nya, "Biarin aja."

***

"Lama banget lo, Sya. Dari mana?" tanya Alsya.

"Ini ngambil soal dari bu Rini, kata bu Rini kita disuruh kerjain soal ini aja. Dia ada urusan," Sasya memberikan selembar kertas yang di berikan oleh bu Rini pada Alsya.

"Al, lo tau Kak Rangga gak?" tanya Sasya.

"Kak Rangga mantan lo?" tanya Alsya masih melihat-lihat soal yang diberikan bu Rini.

"Iya, gue tadi ketemu dia di deket Ruang Guru."

"Ngapain dia kesini? bukan nya kak Rangga SMA Nusantara?" tanya Alsya.

"Gue juga gak tau, tadi dia manggil gue, nanyain masih inget gak sama dia, terus gue langsung pergi."

"Rangga saha?" tanya Ghania di sebelah Sasya.

(Siapa)

"Ini man--"

Sasya langsung menutup mulut Alsya, Sasya tidak mau kalau sekelas tau hubungan nya dengan Rangga.

Sasya menatap Ghania di sebelah nya, "Ntar, gue ceritain aja Ghan. Jangan sekarang."

"Nghokey."

***

"Sya, ke Kantin kuyy," ajak Anggi.

"Bentar, gue belum selesai nyatet. Kalian kalau mau duluan, duluan aja, ntar gue nyusul. Gapapa kok."

"Beneran gapapa? ntar kalau ada Aqila gimana?" tanya Ghania khawatir.

"Gapapa kok, ini tinggal dikit lagi. Duluan aja."

"Yaudah kami duluan, ntar nyusul. Awas lama," Alsya, Ghania, Anggi, Gisha dan Ariella langsung pergi ke kantin.

Sasya melanjutkan kegiatan mencatat nya. Di kelas hanya ada Sasya sendirian yang lain nya pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka.

"Sasya," panggil seseorang di pintu depan.

Sasya menoleh ke pintu depan, mendapatkan Rangga yang berdiri disana.

"Gak ke kantin?" tanya Rangga.

"Ntar," Sasya melanjutkan menulis catatan nya.

Rangga masuk ke dalam kelas Sasya, menghampiri Sasya yang sedang menulis.

"Nyatet apa?" tanya Rangga. Rangga duduk di bangku Alsya, sebelah Sasya.

"Materi."

"Ohh, gimana kabar nya om Roni sama tante Rahma?" tanya Rangga basa-basi.

"Baik."

Rangga mengangguk kecil, "Baguslah."

"Sya, gue minta maaf. Gue gak ada maksud selingkuh dari lo. Gue di ajak Arga sama Samuel waktu itu. Gue kelupaan buat jemput lo," ujar Rangga.

"Maafin gue, Sya. Gue mau lo kasih gue kesempatan kedua, buat perbaiki semua nya," lanjut Rangga.

"Maaf, gue gak bisa."

"Pliss, sekali aja," bujuk Rangga.

Rangga menggenggam tangan kiri Sasya. "Sya, gue mau perbaiki semua nya."

"HAREDANG HAREDANG HAREDANG! PANAS PANAS PANAS!!" pekik Ghavian.

Rafha, Alif, Ghavian, Malvenzo, Albian dan Gerry baru saja memasuki kelas.

"Ada yang panas nih," ejek Alif melirik Rafha.

Sasya langsung melepaskan tangan nya dari tangan Rangga.

"Ngapain lo di sini?" tanya Rafha pada Rangga.

"Suka-suka gue!" Rangga menghampiri Rafha.

"Ini kelas gue bukan kelas lo, keluar!" suruh Rafha.

"Siapa lo nyuruh-nyuruh gue?" Rangga masih berdiri di hadapan Rafha.

"Lo yang siapa!" balas Rafha.

Rafha tidak mau Rangga masuk ke dalam hidup nya lagi.

"Ga, mending lo keluar aja. Jangan bikin Rafha makin emosi," suruh Alif.

"Oke, gue keluar! inget, jangan deket-deket Sasya!" Rangga berjalan keluar kelas.

"Sabar Raf, tuh arang emang mau di bakar dulu baru mati," ujar Ghavian menenangkan Rafha.

Rafha menghampiri Sasya yang dari tadi memperhatikan Rafha dan Rangga.

"Gapapa?" tanya Rafha, takut kalau Rangga macam-macam sama Sasya.

Sasya tersenyum, kemudian menggeleng, "Gapapa."

Rafha juga ikut tersenyum tipis, "Kenapa gak ikut ke kantin?"

"Tadi nyatet bentar, ini udah selesai kok," Sasya menutup buku catatan nya.

Rafha langsung pergi keluar kelas, menuju kantin.

"SASYAA!" pekik Ghania dari luar kelas.

"Woi, mulut lo tutup. Malu-maluin aja!" ujar Ghavian.

"Apa kata lo?!"

"Tuli lo ya?"

"Lo kali yang tuli!" balas Ghania.

"Kalian berdua kenapa sih? tiap ketemu berantem mulu. Gak ada kerjaan lain apa, selain berantem?" tanya Albian kesal.

"Ghavian tuh yang duluan! Bukan gue!" ujar Ghania.

"Malah gue yang di salahin! Lo tuh yang duluan!" balas Ghavian tidak terima.

"Lo!"

"Lo!"

"BERHENTI WOI! BERHENTI!" tegur Alif.

Ghania menghampiri Sasya, "Sya, gak jadi ke kantin?"

"Gak jadi, bentar lagi kan pelajaran bu Rini."

"Makan," Rafha menyodorkan mi ayam dan juice strawberry pada Sasya.

"Eh?"

"Gak ada penolakan," ujar Rafha.

"Makasih," ujar Sasya.

"Hm."

•••

UPDATE GAESS!!!
THANKS FOR 4K!!!
LOPYUU SEMUAA!!

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT NYA YA, ITU BERHARGA BANGET BUAT AUTHOR.THANKS 💕]

Kalian tim mana nih?

Tim Rafasya?

Tim Raqilla?

atau Tim RanggaSya?

Spam komen nya jangan lupa!
Tungguin next nya ya><

Follow gaess:

salfha_adeliaa
cecan_cogan25

rfha_sputraa_
sasyablaa_ptriii

alfalfyansyh
alsyaazryllavrnndaaa
gishaazzennaamelia
gerrnevanoo_
albianndlvn
anggistffny
ghaniacloudiaameliaaa
gaviananggra_
mlvnzonthael
aqilla.marshellaaa
sandramarshllaaa
ariella.aprillia

Rafha Saputra Artharendra

Sasyabilla Putri Rivaro

Diketik 1605 kata...

Continue Reading

You'll Also Like

1K 103 42
Kisah remaja yang masih duduk di bangku SMA. Cerita tentang si rajin dan si pembuat onar di sekolah. Kedua remaja itu tidak pernah akur, sekali nya a...
11.6K 993 47
[LENGKAP] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] PERHATIAN!!! DIMOHON DENGAN SANGAT UNTUK TIDAK MENIRU SEGALA ADEGAN KEKERASAN YANG TERKANDUNG DALAM CERITA ATAUPUN...
73.4K 2.4K 49
Natha adalah cewek manis yang pediam dan pemalu, namun sifatnya yang sangat penutup itu langsung berubah menjadi gila & bodoh ketika bertemu dengan A...
1.1M 108K 58
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...