Mommy Boy [on Going ]

By fiashopi1508

3.8K 159 12

Alvindo deandra Pramoga Atau anak Mamih itulah sebutan untuk dirinya karena mamihnya yang terlalu posessiv te... More

prolog
Part 1// mommy Boy
Part 2 // mommy Boy
part 3 // mommy Boy
๐Ÿป
part 4// mommy Boy
part 5//mommy Boy
part 6//mommy Boy
part 7//mommy Boy
part 8//mommy Boy
part 9//mommy Boy
Part 10//Mommy Boy
Part 11//Mommy Boy
Part 12//Mommy Boy
Part 13//Mommy Boy
Part 16//Mommy Boy
Part 14//Mommy Boy
Part 15//Mommy Boy
Part 17//Mommy Boy
Part 18//Mommy Boy
Part 19//Mommy Boy
Part 20//Mommy Boy
Part 22//Mommy Boy
Part 23//Mommy Boy
24.//Mommy Boy
25.//Mommy Boy
26//Mommy Boy
part 27//Mommy Boy
Part 28//Mommy Boy
part 29.// Mommy Boy
Part 30.//Mommy Boy
Part. 31//Mommy Boy
Part 32//Mommy Boy
Part.33//Mommy Boy
Part 34//Mommy Boy
Part 35.//Mommy Boy
Part 36//Mommy Boy
Part 37//Mommy Boy
38// Mommy Boy
Part 39//Mommy Boy
Part 40// Mommy Boy

Part 21//Mommy Boy

55 1 0
By fiashopi1508

WARNING
Biasakan untuk vote terlebih dahulu!!
.
.
"Tersenyumlah...
Meski orang lain bersikap tak adail padamu"
.
.
.
.
HAPPY READING 😍

🍂🍂🍂

Setelah mengambiskan waktu yang cukup panjang dan melelahkan akhirnya mereka sampai juga dia rumah kediaman gadis itu,  Al sempat tak menyangka dirumah sebesar ini hanya Dia dan  pembantu yang tinggal lalu kemana orang tuanya? Al sempat ingin menanyakan hal itu tapi rasanya kurang tepat waktunya.

Ia lebih memilih melihat ruang tamu Rumah ini terpangpang jelas poto keluarga Feli tentunya,  sepasang suami istri dan gadis kecil yang sangat lucu. Di ruang tamu ini terkesan  minimalis dengan gaya Eropa yang lebih dominan .

"Al ngapain disitu?"Alvindo langsung berbalik mencari sumber suara itu berasal

"Al ayo kesini!"Al segera menuruti perkataan Felicia ,ia menyusul feli yang sudah berdiri dilantai 2 rumahnya.

Jika Dilihat dari lantai dua rumah ini ternyata sangat luas rumahnya mungkin lebih luas rumah feli dibanding dirinya. Ia dikejutkan Oleh sesorang yang menarik tanganya dengan Paksa

"Al jalanya lama banget Kaya siput!" ucap feli sambil menarik tangan Al kesuatu ruangan . Al yang berfikir terlalalu Jauh segera melepas tanganya dengan kasar

"Lo mau bawa gue kemana?"Tanya Al penasaran

"kesitu!" tunjuk feli dengan dagunya

"Ke ruangan itu Maksud lu? "jawab Felicia dengan  deheman "kita berdua doang gitu?, gak ada orang lain?" Sekali lagi feli menjawab pertanyaan Al dengan deheman.

"Ck,  Emang Al liat ada orang lain gitu selain Al sama feli?" Al  melirik sekilas menggelengkan kepalanya.

"Ya udah ayo masuk, Kelamaan!" kesal feli

"Tapi lu gak bakal macem macemkan?"

"Hah?" Al fikir feli cewe seperti apa yang akan melakukan hal bodoh seperti itu dan menjatuhkan harga dirinya, terlintas ide gila di kepalanya

Feli dengan senyum liciknya mulai melangkah kakinya maju mendekati Al, Al yang pikiranya sudah kalut ia hanya bisa memandang feli dengan wajah kawatir  dan melangkah mundur hingga tubuhnya terpentok pintu.

Al memandang feli dengan wajah yang kawatir apalagi senyum feli yang terkesan licik itu "Fel,  be_canda lu gk lucu! " ucap Al mulai ketakutan

Bukan malah mendengarkan ucapan Al feli malah terus memojokan Al ,feli mulai mendekati Al yang sudah semakin terpojok  .Al berusaha untuk tetep tenang  dan berisap jika terjadi hal hal yang tidak di inginkan terjadi walupun ia tidak bisa menyembunyikan rasa takut di dalam dirinya.

Feli trus mendekat dan bahkan dia semakin lebih dekat feli terseyum didepan wajah Al membuat Al menelan ludahnya kasar dan semakin mendekat hingga aroma parfum feli tercium hingga

Cklek... 

Bunyi pintu terbuka lebar "Gak usah tegang feli gak ngapa ngapain Al! "bisiknya tepat di samping telinganya. perkataan feli tersebut membuat Al sedikit terhunyung ke belakang

"Ayo Al masuk! "Ajak feli yang masuk terlebih dahulu.

Al di buat merem melek dengan sikapnya itu terlalu berlebihan apa yang ia pikirkan itu.  Al mencoba menghilangkan pikiranya itu dan membenarkan sedikit kerah bajunya "come on Al,  Jangan lakuin hal bodoh seperti itu lagi! " ucapnya penuh percaya diri dan segera masuk kedalam ruangan tersebut.
.
.
.
.
.
.

Setelah Akhir menyelesaikan tugas hukuman dari guru BP membersikkan lapangan basket yang sangat besar hanya dia dan satu sahabat setianya siapa lagi kalo bukan Bobby. Harusnya dia tak dihukum jika musuh bubuyutanya itu tak mempovokasinya terlebih dahulu.

Ia trus memandang layar ponsel sambil sesekali tersenyum dan mulai mengetik sesuatu setelah itu ia segera melangkah kakinya lagi.

"woy bro, mau kumpul gak loh! " tanya Bobby yang merangkul pundak Sahabatnya itu.

"Gak.gue ada urusan!" Evan melepaskan rangkulan Bobby dengan kasar

Bobby terkekeh "so sibuk lo, Okeh deh bro mungkin lain kali!"

Evan mengguk memasangkan helemnya "gue duluan!" ucap Evan sabil tos Al mereka dan segera keluar dari sekolah tersebut.

Suasana sore hari yang cerah tidak ada tanda tanda akan turun hujan, Evan segera melajukan motornya lagi setelah membeli sesuatu untuk sesorang yang ia sayangi.

Tak butuh waktu lama bagi dirinya menuju kerumah ia segera memarkikan motornya dan segera masuk ke dalam dengan perasaan senang.

Tepat didepan pintu masuk dia dikejutkan dengan sosok lelaki seusianya menatapnya dengan wajah datar, beberapa detik terjadi saling tatap tatapan antara keduanya yang sama sama bingung atas pertanyaan masing masing melihat sosok yang berada di depan mereka sekarang . 

"Ngapain lu disini? "Tanya Al sinis

Evan terkekeh  atas pertanyaan Al tersebut "Harusnya gue yang nanya ngapain lo di sini?"

"Ga usah so akrab!"ucap Al melewati Evan  dan menyenggol bahu Evan

"Woww santai bro..!" tapi Al tak memperdulikannya

Evan segera masuk ke dalam setelah perdebatan sedikit antara mereka.  Ia segera mendudukan tubuhnya di sofa empuk

"kapan lo pulang?" Evan membuka matanya melihat siapa orang yang bertanya padanya

"barusan"feli hanya mengguk ia melihat kantong kresek berlogo toko kue yang terkenal itu.

"Ini pesenan gue kan?"

"iya. Jangan lupa ganti uang gue!" feli terkekeh

"gue becanda!"kekehnya"eum fel ngapain dia ke sini?"

"jadi lo tadi ketemu sama dia?" Evan mengguk acuh dan merebut kotak kue itu dari tangan feli.

"Oh biasa tugas sekolah" jawab feli acuh

"nyakin cuman tugas sekolah?, jangan jangan loh suka sama dia? " feli langsung mengahadiahkan bantal sofa tepat ke wajahnya

"Ngarang loh kalo ngomong!. Ya gak lah masa gue suka sama dia!" Elaknya

"Anjir sakit bibir gue!"sambil sesekali meringis kesakitan luka saling pukul tadi siang.

Feli bukanya simpatik  atau khawatir malah ia pergi begitu saja membuat Evan mendengus sebal dan melanjuktan rebahanya.

Tak lama Evan meringis kesakitan di lukanya itu, ternyata feli sedang mengobatinya dia tadi bukan pergi meninggalkan Evan melainkan mengambil p3k, Evan membiarkan feli mengobatinya.

"Berantem sama siapa lu?" tanyanya sabil telaten membersihkan luka evan

"Biasa" jawabnya acun

"Gak ada kapok kapoknya lo berantem sama dia" ucap feli menekan luka Evan

"Awss...anjir sakit nih!" feli terkekeh kecil

"udah gede masih aja berantem!"Evan berdehem kecil dan memperhatikan setiap pergerakan feli yang dengan telaten mengobatinya dan membersekan lagi peralatanya ke dalam kotak p3k.

"gk usah di liatin, nanti loh suka!"pergok feli yang sejak tadi terus memperhatikannya

Evan terkekeh dengan ucapan feli yang terkesan memergokinya"sebagai  ucapan terimakasih gue karena lo udah ngobatin gue weekend gue telaktir loh nonton?"

"Hmm..." feli berpura pura berpikir

Evan  yang tak suka penolakan ia segera mencium pipi feli "diam lu berati iya!" ucapnya kemudian pergi meninggalkan feli yang masih kaget dengan aksi barusan evan.

Feli terseyum senang dan segera memasukan kembali peralatan yang telah digunakannya, bagi feli cium Evan itu cuman kasih sayang terhadapnya sebagai sepupu tapi feli mengaggap Evan lebih dari sepupu tapi kaka nya sendiri.
.
.
.
.
.
.

Sudah satu jam Al mengelilingi mall ini kakinya terasa pegal mengikuti El masuk toko satu ke toko yang lain trus begitu hingga berulang ulang kali, rasa bosan jenuh dan juga pegal bercampur aduk menjadi satu. 

Rasanya ia ingin menghilang saja dari sini dibanding mengikuti perempuan ke mall jika sudah berbelanja perempuan suka tidak ingat waktu.

"Bang yang pink atau yang biru?" tanya El sambil mencocokan baju tersebut dengan tubuhnya

"Biru!" jawab Al singkatan jelas padat.  Ia sudah jenuh yang ia inginkan hanya weekend dengan  tenang bukan malah mengikuti adiknya berbelanja

"Tapi yang pink warnanya kalem?"

"ya udah pink aja!"

"ish giman sih tadi biru sekarang pink yang bener yang mana sih percuma nanya sama Abang!" rajuknya tapi masih mencocokan dengan pilihanya

"Terserah lo! "

"ish tapi bang yang biru le_" tanpa mendengarkan kelanjutkan ucapan El, Al segera mengambil kedua baju ditangan El dan membawanya ke kasir dan membayarnya segera.

Tak lama Al menenteng kantong belanjaan dan memberikan kepada El " Udah kan masalahnya selesai?, ayo pulang!" Al segera menarik tangan El pergi dari toko baju dan trus menggandengnya agar tak mampir mampir lagi.

"Bang jalan santai kaya dikejar rentenir aja!" ucap El sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Al

Al menghiraukan ucapan El yang trus memberontak untuk dilepaskan.

"Bang lepas ih sakit!" ucap El memberontak sehingga mereka menjadi tatapan para pengunjung

Al tak memperdulikan mereka yang menatapnya yang ia inginkan hanya pulang kerumah dengan  cepat.

"Bang sakit!!" ucap El melepas gengamanya  "Bisa gak sih lo gak usah tarik tarik hikis...hikis... "

Al segera memeluk adiknya itu rasa bersalah telah menarik El dengan kasar "Maafin Abang, Abang kebawa emosi!"cicit Al pelan sesekali mencium ujung kepala El memenangkan El.

"hikis... Lain kali jangan gitu lagi El takut!"Al terseyum tulus dan mengusap butiran air di pipi El.

"Abang janji gak bakal Ngelakuin hal itu lagi!" El mengangguk tersenyum senang  mendengar ucapan Abangnya

Bang Al mengacak ngacak rambut El pelan membuat El memprotesnya. Suara panggilan masuk  diponsel hp El, segera El menganggkat telpon itu.

"iya hallo mih"

"......"

"iya masih di mall mih, kenapa emang?"

"....."

"oke mih nanti bang Al beliin!" Al langsung menatap tajam El

"......"

"oke mih bay!"El segera menutup telponya dan bersiap  dengan  jurus andalanya memohon kepada Al.

"Gak usah kaya gitu. Gue udah tahu mamih minta di beliin makan kesukaanya kan? " El mangguk seperti anak anjing penurut.

"Ya udah nih, gue beli dulu. Loh tunggu di mobil jangan kemana mana!"

"iya iya bang, El tahu udah gede!. ya udah bay bang" ucap El

El segera menuju mobil mereka dan memasukan ke dalam mobil jok belakang ia memutuskan untuk menjelajah akun Instagram sambil menunggu abangnya datang.

Sudah 20 menit ia menunggu bang Al tapi belum juga datang ia memutuskan untuk menyusulnya ke sana dari pada dia jenuh dengan berada di dalam mobil.

El berjalan masuk kedalam mall tersebut ia tak sengaja menabrak sesorang El segera meminta maaf karena dia yang salah berjalan sambil trus melihat ponselnya.

"Elmira!"

Sontak El menganggkat kepalanya mendengan suara itu tak asing baginya, suara yang ia rindukan sejak lama.  Suara yang membuat hari harinya menjadi lebih indah dan berwarna.

Betapa terkejudnya dia orang yang ia tunggu kedatanganya dan juga orang yang telah memberikan luka padanya hingga kini dia harus berusaha untuk move on dari dirinya dengan  berusaha berpacaran dengan orang lain walupun rasanya jahat mejadika orang lain pelampiasannya tapi  tetap saja hasilnya nihil bahkan ia semakin mencintainya.

Seseorang itu langsung memeluk tubuh El, El yang belum siap dengan  keadaan ini dan juga luka hatinya yang masih berbekas sampai saat ini karenanya berusaha menahan rasa gejolak dihatinya ia ingin sekali memeluk nya tapi egonya terlalu besar untuk memaafkanya kembali.

Lelaki tersebut melepaskan pelukanya memandang El dengan senyuman mengembang dipipinya.  Senyuman yang El benci senyuman seolah olah merasa tak bersalah setelah 2 tahun tak mengabarinya pergi entah kemana dan tiba tiba datang kembali di saat dia berusaha melupakanya.

"Lama ya gk ketemu Elmira. Gimana kabar kamu Ra? " rasanya hati El tertusuk kembali  oleh ribuan jarum yang semula ia cabut perlahan lahan di kala dia pemanggilnya dengan  sebutan "Ra"

El tersenyum  getir "Baik bahkan lebih baik walupun tanpa lo Dit.o! " ucap El penuh penekanan di kata terakhir.

Dito masa lalu El orang pertama yang membuat dirinya jatuh cinta padanya bahkan hingga kini dia masih mencintainya. Mendengar ucapan El yang menusuk dia berusaha untuk tetap tenang walupun aslinya dia juga bersalah meninggalkan El tanpa berpamitan dahulu.

"Ra Maafin gue!. Gue pergi ninggalin lo bukan karena sebab tapi gue harus ngelakuin ini demi kebaikan kita juga. Maaf! " Dito menatap El dengan tulus.

El yang berusaha menahan air matanya agar tak turun tapi alahasil air mata itu turun dengan sendirinya tanpa permintaan El, El segera menghapus air mata tersebut dengan kasar "Apa gini cara loh nyakitin gue? setelah sekian lama loh pergi meninggalin gue tanpa loh ngasih tahu ke gue trus tiba tiba datang lagi dan minta maaf? Apa gini caranya Dit? "

Dito  segera menggenggam tangan El "Mungkin kata maaf dari gue gak bikin luka hati lo sembuh,  tapi kasih gue kesempatan sekali lagi Ra! "

"Kesempatan sekali lagi, trus gue kasih lo dan lo lakuin lagi gitu?"ucap El melepaskan gegaman tangan dito

"Ra dengerin gue dulu buat jelasin semuanya sama lo! Gue juga gk mau ngelukain hati lo kaya gini tapi karena keadaan Ra" Dito berusaha menyakinkan El 

"Cukup dit gue gak mau denger lagi penjelasan loh!" El berusaha pergi tapi tanganya di tahan oleh dito

"Tapi Ra dengerin penjelsan gue dulu ini gak seperti yang lo kira Ra! "

"Dit lepasin tangan gue sakit!"El berusaha memberontak tapi genggaman tangan Dito lebih kuat

"Ra dengerin penjelasan gue dulu!"

"gue mohon Dito lepasin sakit hikis... Hikis...! "

"gue gak akan lepasin lo sebelum lo dengerin penjelasan gue!" ucap dito penuh penekan membuat El semakin menciut nyalinya untuk pergi dan berusaha menahan tangisnya

Sebuah tangan menahan mereka  dan berusaha melepaskan genggaman  tangan dito " lepasin dia!"

"Siap lo berani ikut campur?"

"siapa gue itu gak peting buat loh!. Apa cara gini memperlakuan cewe? Najis gk gentel banget bro!" orang itu melepas gegaman tangan dito dengan kasar "Mending lo pergi sebelum gue teriak!"

Dengan perasaan marah dan dongkol Dito pergi meninggalkan mereka. El segera berterimakasih kepada orang itu dan memeluknya

"Makasih kak kalo gk ada kak aku gk tahu nasibnya kaya gimana?" ucap El melepaskan pelukan nya

"santai aja!, lain kali lebih hati hati!" El tersenyum getir

"Kak aku Elmira panggil aja El" El menyodorkan tanganya di balas senyuman dan dan bersalaman.

"Felicia panggil aja feli!"

"Nama yang indah. sama kaya orang cantik!"kekeh El

"Fel! "sesorang memanggil feli dari kejauhan

"Kak pergi dulu, hati hati El!" ucapnya pergi meninggalkan El ,El melaimbaikan tanganya dan terseyum senang 


Tak lama Al datang dengan membawa pesanan mamih dan mengajak El segera pulang karena Al sudah tak tahan dengan  semua drama hari ini yang membuatnya kesal.

Absen dulu yuk yang nunggu mommy Boy nih? 😍
Makasih buat kalian yang udah baca sampai part ini menunggu  author up heheh ☺

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian supaya author cepet up laginya oke 😍

TBC...

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 103K 45
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
679 89 12
[FOLLOW SEBELUM BACA] dia itu glen bagaskara Cowok tampan yg mendadak Jumpa dengan anak kecil yg berusia 3 tahun Yg tak lain anaknya adanara zabrina...
521 200 25
"terkadang,hal yang bikin sakit itu Dateng nya dari orang terdekat" -Nala Anggira Adison- ****** Apa jadinya jika kamu menyukai teman masa kecilmu se...