[S1] The Beginning Of Our Des...

By SUN1396

63.8K 6K 1.3K

[OPEN PRE-ORDER TANGGAL 1-7 SETIAP BULANNYA ] Dia tidak mengerti mengapa kehidupannya berbeda. Ada luka yang... More

Prolog
1. Jeon Wonwoo
2. Kim Mingyu
3. Teman ?
4. Kau tidak akan mengerti
5. Tak terduga
6. Batas kesabaran
7. Sandaran
8. Kejujuran
9. Keputusan
10. Lee Jihoon Pt.1
11. Lee Jihoon Pt.2
12. Perpisahan yang sesungguhnya
13. Karena aku rumahmu
14. Keinginan yang sederhana
15. Pertemuan kembali
16. Sang pengecut
17. Tak lagi sama
18. Kebohongan
19. Ungkapan tak biasa
21. Bayi beruang kesayangan
22. Kebaikan berujung kehancuran
23. Maaf yang tak tersampaikan
24. Kesepakatan
25. Benarkah itu kau ?
26. Penuh harap
27. Undangan makan malam
28. Menusuk dari belakang
29. Membunuhku dengan perlahan
31. Antara dua pilihan
32. Beban baru
33. Sampai kapan ?
34. Dibutakan oleh cinta
35. Selembar kertas
36. Aku kembali...
37. Hilangnya harga diri seseorang
38. Amarah yang menggebu
39. Kembali berkorban
42. Tak akan menyesal
43. Mulut dapat berbohong, sedangkan hati...
45. Dejavu
47. Pemilik mata rubah yang kami rindukan
48. Untukmu ibu
49. Ijinkan aku berada disampingmu
Epilog
📢 Pengumuman
📢 Info
🎉 It's PO Day

30. Sebuah pengakuan

951 123 28
By SUN1396

Happy Reading

.

.

.


Mingyu beserta sang ibu tengah menemani Wonwoo di Rumah sakit tempatnya dirawat. Semalam Tuan Kim mengabari jika Wonwoo dilarikan ke Rumah sakit usai memakan hidangan makan malamnya. Betapa terkejutnya keduanya ketika mendengar kabar tersebut. Mingyu dan Nyonya Kim tak menyangka jika Wonwoo bisa seteledor ini, hingga tidak bisa memilih makanan yang tidak bisa dimakannya. Padahal itu sangat membahayakan nyawanya.

Tadi pagi saja ketika Mingyu dan Nyonya Kim masuk kedalam kamar rawat Wonwoo, raut wajah mereka kentara dengan kekhawatiran yang berlebih. Terutama Mingyu. Wonwoo tahu jika Mingyu adalah seseorang yang sangat dekat dengannya dan bahkan anak itu selalu saja tahu apa yang tengah dirasakannya. Mingyu itu ibarat ayah kepada anaknya. Selalu sadar dan merasakan perubahan yang terjadi kepada Wonwoo.

Sekarang Nyonya Kim tengah pergi ke cafetaria Rumah Sakit membeli makan siang untuknya dan Mingyu, sedangkan untuk Wonwoo ? Tentu saja dari Rumah Sakit. Tenang saja, diam-diam Nyonya Kim akan membelikan juga makanan dari cafetaria. Siapa yang akan suka dengan makanan dari Rumah Sakit yang terasa sangat hambar itu ? Jangankan untuk orang sakit, bagi orang yang sehat saja terasa tidak enak dan tidak berasa.

Hingga kini tinggalah Mingyu dan Wonwoo didalam kamar rawat tersebut. Mingyu terlihat masih kurang sehat dan tidak banyak bergerak. Anak itu hanya duduk dikursi samping kasur pesakitan yang Wonwoo tempati. Tangannya tengah mengupas apel yang tadi dibelinya bersama sang ibu. Wonwoo menolak Mingyu melakukan hal itu, tetap saja anak itu sangat keras kepala dan tidak mau mendengarnya. Bahkan dengan tidak elitnya Mingyu memaksa Wonwoo untuk memakan apel yang dikupasnya.

Jika tidak dalam kondisi sakit seperti ini, Wonwoo pasti sudah menghajar habis-habisan. Apa yang dilakukan Mingyu kali ini membuatnya tidak nyaman. Lebih baik Mingyu tidak menemuinya dan berdiam dirumah, daripada harus memaksakan diri. Wonwoo tahu bahwa saudara angkatnya ini masih dalam kondisi yang tak baik dan terlalu memaksakan diri. Dulu Mingyu selalu mewanti-wanti dirinya untuk tidak melakukan sesuatu, sedangkan dirinya ? Wonwoo benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Mingyu.

Wonwoo memakan apel yang tadi Mingyu kupas dan memakannya dengan pelan. Ingin rasanya Wonwoo memuntahkan kembali apel yang telah masuk kedalam pencernaannya, tapi ia tidak ingin melihat kekecewaan diwajah Mingyu. Indera perasanya seolah tidak bekerja dengan baik, begitupula dengan perutnya yang masih merasa mual. Mungkin untuk beberapa hari ia akan merasa hal tidak nyaman ini.

"Setelah ini lebih baik kau pulang. Aku tak apa sendirian disini. Lagipula ada perawat yang setiap jam datang kemari." ujar Wonwoo sembari menatap kearah Mingyu. Tepat setelahnya raut wajah yang awalnya terlihat berseri itu langsung berubah menjadi tak nyaman.

Mingyu menatap kearah Wonwoo dengan mempoutkan bibirnya tanda bahwa ia kesal dan tidak terima dengan perkataan sang saudara, "Kau tidak ingin aku disini ? Sudah aku katakan bahwa aku baik-baik saja. Di rumah tidak menyenangkan dan Seungcheol hyung juga tidak ada di rumah. Jadi lebih baik aku disini saja menemanimu."

"Aku tahu kau bosan. Tapi tidak harus memaksakan diri bodoh !"

"Sebenarnya ada yang ingin aku katakan padamu, Wonwoo-ya. Aku harap emosimu tidak meledak setelah mendengarnya." ujar Mingyu dan terlihat serius, namun tanpa sadar ada keraguan dalam raut wajahnya.

Perasaan Wonwoo kembali dilanda tidak tenang dan ia merasakan ketakutan. Ia takut Mingyu mengatakan hal-hal yang menyangkut dirinya. Atau kemungkinan masalah semalam tentang makanan yang dimakannya ? Oh tidak. Ia berharap Mingyu tidak mengatakan hal yang menyangkut semalam. Wonwoo belum siap untuk menjawab ataupun menjelaskannya. Cukup untuk sekarang ini ia merasakan ketenangan terlebih dahulu.

"___kau tengah mencari siapa pelaku yang menyekapku kan ? Kau pasti tertekan dengan Seungcheol hyung. Aku tidak ingin kau tertekan dan membuat emosimu tak dapat dikendalikan, oleh karena itulah aku akan memberitahumu. Tapi aku mohon jika Seungcheol hyung bertanya padamu, tolong katakan bahwa pelakunya telah pindah sekolah. Aku tidak ingin kejadian dimasa lalu terulang kembali. Kau juga tahu bukan bagaimana menyeramkannya dia ?"

Ah karena ini. Wonwoo bersyukur karena beberapa waktu lalu melupakan masalah ini dan melupakan kesepakatan yang telah disetujuinya kepada sang kakak angkat. Jika Mingyu tidak mengatakan hal ini, mungkin ia tidak akan pernah mengingatnya lagi. Tentunya ia tidak akan pernah tahu siapa yang melakukan hal itu kepada Mingyu. Meskipun ia mengingatnya, mungkin akan terus mencarinya sampai ketemu.

"Apa kau tak apa membahas hal ini ? Aku tahu ini bukanlah hal yang mudah untukmu bercerita dan memberitahu siapa yang telah menyekapmu. Jika terasa sulit jangan kau katakan, tunggu kau mulai merasa tenang dan tidak kembali cemas. Aku tidak ingin kau bertambah sakit, Mingyu-ya." lagi dan lagi Wonwoo tidak ingin memperparah kondisi Mingyu. Ia akan menunggu sampai Mingyu siap untuk bercerita, tidak dalam kondisi yang masih seperti ini. Apa yang Mingyu lakukan sama saja dengan menyiksa dirinya lagi.

Mingyu menggeleng sembari tersenyum kepadanya, "Aku sudah sangat siap. Oleh karena itulah aku memutuskan untuk memberitahumu."

"Memang siapa ? Apakah salah satu dari teman sekelas kita ?"

Mingyu dengan cepat menggeleng, "Satu angkatan hanya berbeda kelas. Namanya Song Kang, tidak asing bagimu bukan ?"

"Song Kang ? Aku pernah bertanya padanya mengenai Soonyoung dan bahkan dia memberitahuku secara jujur. Tapi tunggu ! Mungkinkah Song Kang juga yang melempariku hingga terluka ? Song Kang ini bukan yang dimaksudkan oleh Mingyu, kan ?"


Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Suasana di Rumah Sakit cukup sepi mengingat hari sudah malam. Begitupula dengan ruangan yang ditempati oleh Wonwoo hanya ada dirinya seorang. Tuan Kim baru saja pamit kepadanya untuk mengangkat telepon yang sangat penting, tentunya mengenai pekerjaan. Tuan Kim tidak pergi jauh, hanya berjarak beberapa meter saja dari ruangan tempat Wonwoo dirawat.

Bosan. Itulah yang Wonwoo rasakan. Seharian ini ia hanya berbaring dan tidak melakukan apapun. Tidak dapat dibohongi jika tubuhnya memang belum baik dan masih merasa lemas, meskipun dibantu oleh cairan infus. Rasanya lebih baik tinggal di rumah daripada harus di Rumah sakit yang bahkan tidak membuatnya nyaman sama sekali. Haruskah ia meminta sang ayah untuk membuatnya segera keluar dari Rumah sakit ? Lagipula ia merasa cukup baik.

Sejujurnya yang tengah dipikirkannya adalah sang ibu. Masih ingat dibenaknya bagaimana menyeramkannya sang ibu ketika menyuruhnya untuk menyantap makanan yang dipesannya. Ibunya sangat keterlaluan, ia kira wanita cantik itu mengingat jelas apa yang tidak dapat dimakannya. Dulu Wonwoo pernah mengalami hal yang seperti ini untuk pertama kalinya, membuat seisi rumah heboh sekaligus panik. Mereka terlihat khawatir sekaligus dengan yang terjadi padanya, sedangkan sang ibu ? Bersikap biasa saja.

Wonwoo saat itu masih kecil sekitar berusia tujuh atau delapan tahunan. Waktu itu adalah hari ulang tahunnya dengan para maid yang membuat banyak hidangan untuknya, hingga terdapat hidangan seafood yang menggiurkan. Tidak ada yang tahu jika Wonwoo memiliki alergi terhadap seafood, begitupun dirinya. Mereka semua membiarkan Wonwoo menyantap makanan yang diinginkannya, hingga tak lama kemudian tubuh Wonwoo mulai bereaksi dan mengalami kesulitan bernapas. Wonwoo bahkan sampai tak sadarkan diri dan langsung dibawa ke Rumah sakit.

Anehnya sang ibu sama sekali tidak ikut atau menjenguknya ke Rumah sakit. Wanita cantik itu seolah tidak peduli dengan apa yang terjadi kepada darah dagingnya sendiri, anak yang telah dilahirkannya. Para maid begitu kecewa dengan yang dilakukan oleh majikannya. Mereka tahu jika Nyonya Kim sangat membenci Wonwoo, seharusnya Nyonya Kim menjenguknya meskipun hanya sekali.

Wonwoo kira setelah kejadian waktu itu sang ibu mengingatnya. Sayangnya malah membuatnya kembali terluka. Seandainya ia terlambat mendapat penanganan, sudah jelas saat ini tak dapat lagi merasakan bagaimana hangatnya keluarga Kim yang menjaganya. Dibandingkan dengan sang ibu, Wonwoo lebih memilih keluarga barunya yang memang terlihat sangat menyayanginya. Melihatnya terluka seperti ini, membuat mereka begitu terpukul.

Tidak dengan sang ibu. Wanita cantik itu hanya bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apapun. Wonwoo berpikir jika ibunya teramat sangat membencinya, hingga dengan tega mencoba untuk membunuhnya. Mungkinkah Soonyoung bertemu dengan sang ibu ? Mereka berdua diam-diam bertemu dan memberitahu sang ibu mengenai dirinya yang sekarang ? Lihat baru memikirkannya saja membuat tubuhnya kembali bereaksi.

Ckelek.

Kedua matanya langsung kepada pintu kamar rawat yang terbuka dengan perlahan. Wonwoo terus menatap kearah pintu tersebut tanpa berkedip. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat, keringat dingin mulai keluar dari pori-pori kulitnya, tanpa sadar Wonwoo mencoba untuk bangkit dari posisi berbaringnya. Ketika mengetahui siapa orang yang membuka pintu kamar tersebut, tubuhnya langsung bergetar hebat dan membuatnya menarik kedua lututnya. Wonwoo memeluk lututnya dengan menenggelamkan kepalanya disana. Ia tidak ingin melihat orang itu.

Seseorang masuk dengan tanpa bersalahnya. Langkah kakinya ia langkahkan semakin mendekat kearah sang pasien. Sudut bibirnya tertarik membuat sebuah senyuman yang terlihat cukup menakutkan. Untuk sebagian orang senyuman itu adalah sangat mengagumkan, tapi tidak dengan Wonwoo. Senyuman itu adalah senyuman yang memberikan kesan menakutkan. Seolah Wonwoo tertarik masuk kedalam dunia yang penuh siksaan.

"Eomma pergi ! Aku tidak mau melihatmu !" ungkap Wonwoo masih dalam posisinya yang menenggelamkan kepalanya diantara kedua lututnya. Ingin sekali Wonwoo pergi dari ruangan ini, namun tubuhnya sangat sulit untuk digerakkan. Bagaimana bisa ia pergi dalam tubuh yang bergetar ketakutan seperti ini ?

Seolah tuli dengan yang diucapkan oleh Wonwoo, Nyonya Kim malah semakin mendekati sang anak. Ya. Wanita cantik itu adalah Nyonya Kim, ibu kandung Wonwoo sekaligus yang telah membuatnya jatuh sakit seperti ini. Saat ini Nyonya Kim seperti tidak ada habisnya membuat sang anak ketakutan. Mungkin Nyonya Kim memiliki sebuah hobi yang tak lain menyakiti anak kandungnya sendiri ?

"Sejak kapan kau tinggal dengannya ? Angkat kepalamu ! Jika tidak, aku akan membawamu pulang sekarang juga !" ucapan Nyonya Kim membuat Wonwoo ketakutan luar biasa. Pulang bersamanya ? Tidak. Ia lebih baik mati jika harus kembali ke tempat yang seperti sebuah neraka untuknya. Wonwoo tak habis pikir mengapa ibunya harus mengancam dengan cara seperti ini ?

Karena takut Wonwoo segera mengangkat kepalanya dan dengan gerakan pelan menatap kearah sang ibu yang ternyata telah berada disampingnya, "Eomma jangan bawa aku."

"Tapi kau harus menjawab pertanyaanku. Sejak kapan kau tinggal dengan mereka ? Ah ataukah sejak pengunduran dirimu disekolah ? Bagus. Sekarang kau terlihat sangat senang dan sukses membuatku kalang kabut mencarimu."

Wonwoo seolah bungkam. Tak ada satu katapun yang terlintas dibenaknya. Kepalanya seolah kosong dan hanya ada ketakutan yang mengisinya, "___rupanya kau telah menemukan ayahmu."

"Apa maksud, eomma ?"

"Ayah angkatmu adalah ayah kandungmu. Aku senang kau telah menemukannya tanpa harus membuatku menjelaskan atau menyuruhmu untuk mencarinya." jelas Nyonya Kim membuat Wonwoo tak percaya. Apa maksud ibunya ? Benarkah jika ayah angkatnya ini adalah ayah kandungnya ? Kehadirannya yang selalu dipertanyakan ketika masih kecil. Rasa penasarannya terjawab begitu saja ?

"Apa maksudmu, Kim Sung Ryung-ssi ? Bukankah kau sudah menjelaskan padaku bahwa dirimu tidak pernah melahirkan ? Kau sengaja untuk menghancurkan karirku dan membuat keluarga kecilku berantakan ?"

#28112020

Alhamdulillah selesai diketik juga , padahal tadi mata udah ngantuk banget 😭

Oh iya yang follow aku tapi belum ke follback maaf ya aku jarang main IG, tapi pasti aku follback ko meskipun telat 🙏

Continue Reading

You'll Also Like

20.3K 2K 25
FF &TEAM ENHYPEN BXB Sebuah Universe dimana Vampire dan Werewolf sudah bukan lagi musuh melainkan kawan seperjuangan. Perjalanan Seorang Werewolf...
465K 46.6K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
1.2K 116 19
[ ⚠️⚠️⚠️boyslove🚫🚫follow sebelum baca🚫🚫] Kenyataannya cerita tahun 1997 yang lalu bukanlah akhir dari kisah cinta itu. Meski begitu keadaan tidak...
98K 6.5K 64
Kisah rumah tangga ikon×bp eheq:v -JenBin -BobSoo -DongLis -JunRose Yang menghasilakan anak-anak gans😍 Ini hanya cerita fiksi:) jika tidak suka, gak...