My Aunt My Hero [END].

icegrll_ által

305K 28.8K 3.5K

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA.] (PART MASIH LENGKAP, RINGAN KONFLIK.) SAYA MENANTANG KALIAN BACA CERITA INI. Agatha... Több

Prolog.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
End.
Ekstra Part.

13.

8.8K 911 58
icegrll_ által

Hari minggu, hari yang ditunggu bagi para pelajar atau pun pekerja yang mendapatkan bagian libur.

Bisa bersantai dan menghilangkan penat sementara, sebelum besoknya kembali ke hari senin harus mulai beraktifitas lagi.

Valent sedang memoleskan make up tipis di wajahnya, kemudian dia mengambil tas, dan memakai sepatu hak yang tidak terlalu tinggi.

Valent menuju kamar Agatha dan melihat kalau gadis kecil itu sedang memoleskan bedak baby ke wajahnya, kemudian memakai lipbam untuk meronakan bibirnya, tidak lupa juga minyak wangi khusus anak seumuran Agatha.

"Udah siap belum nih, sayangnya aunty?" tanya Valent.

Agatha berbalik dan tersenyum, mengambil tas kecil bergambar kupu-kupu, Agatha menghampiri Valent. "Udah, Aunty."

Valent mengusap lembut rambut ponakannya dan mengeluarkan dua lembar uang lima ribu dengan keadaan masih sangat rapih, baru, tidak ada lecek sama sekali. "Buat derma nanti."

Agatha mengangguk mengerti. "Makasih, Aunty."

Tin!

" Aunty Araxi udah dateng, kita berangkat ya... setengah jam lagi ibadahnya dimulai," ucap Valent dengan lembut dan menggandeng Agatha untuk segera keluar.

Valent melihat mobil Araxi sudah terparkir di depan rumahnya, tetapi baru saja ada mobil Vanya yang datang.

Vanya keluar dari mobilnya, begitu juga dengan Araxi.

Araxi menatap malas ke arah Vanya, sedangkan Vanya membalasnya dengan senyuman tipis.

"Ayok, Val... kita nggak biasa terlambat dateng ibadahnya." Araxi berkata itu sebenarnya supaya Vanyak tidak menganggu ibadah Valent dan Agatha.

"Oh, kalian mau gereja?" tanya Vanya.

"Ngedugem," jawab Araxi ketus. Entah, sejak awal bertemu Vanya... Araxi tidak menyukainya dan merasakan kalau Vanya akan membawa pengaruh buruk.

Vanya tidak menanggapi sindiran Araxi, dia menghampiri Agatha dan berjongkok menyamakan tingginya dengan Agatha. "Agatha gereja bareng mama aja, gimana?"

Valent menarik lembut tangan Agatha. "Agatha gereja sama gue, Va."

Vanya memasang wajah sedih, untuk menarik simpati Agatha sekaligus Valent. "Sekali aja, Val. Gue mau banget gereja bareng sama anak gue."

Valent dilema, ada rasa janggal jika dia mengizinkannya, tetapi Valent berusaha membuang rasa itu... apalagi niat Vanya baik untuk mengajak anaknya ibadah minggu bersama.

Valent mengangguk sambil tersenyum. "Agatha gereja sama mama dulu, ya. Nanti minggu depan baru sama Aunty lagi."

Dengan senang hati Agatha mengangguk. "Iya, Aunty."

Valent mencubit pipi ponakannya sebelum berpesan. "Ibadahnya yang bener, ya. Dengerin kalo Pak Pendeta lagi sampein Firman Tuhan, jangan kabur, oke."

Agatha mengangguk mengeri.

Valent kembali menatap Vanya. "Kalian mau gereja di mana?"

"Tiberias, Kelapa gading," jawab Vanya.

Valent mengangguk paham. "Yaudah, berangkat... nanti terlambat."

Akhirnya mereka pergi dengan berbeda mobil. Vanya dengan Agatha, Valent bersama dengan Araxi dan Vanda.

_MAMH_

Valent, Araxi, dan Vanda sampai di gereja GBI Mawar Saron, Kelapa Gading.

[Gereja Bethel Indonesia Mawar Saron]

Memasuki pintu utama ibadah pagi. Mereka yang datang selalu disambut dengan senyuman hangat, kasih, dan suka cita.

Valent, Agatha, Araxi, dan Vanda. Sudah menjadi jemaat tetap GBI Mawar Saron.

"Hallo, selamat datang di rumah Tuhan, selamat hari Minggu. Tuhan Memberkati," ucap seorang wanita sekitar umur tiga pulu tahunan dengan memakai kaca mata kecil, menyambut kedatangan mereka dengan senyuman.

"Terima kasih, selamat hari Minggu juga, Tuhan memberkati," balas Valent disusul oleh Araxi.

Wanita itu tampak mencari seseorang. "Kalian bertiga? Si cantik yang satunya nggak ikut?"

Valent tersenyum. "Iya, dia ibadah sama mamanya di Tiberias, jadi minggu ini nggak gereja di sini dulu."

"Puji Tuhan, yang penting melaksanakan ibadah... mau gereja di mana pun nggak masalah, yang penting niat dan bersih hati." Wanita itu mempersilakan Valent, Araxi, dan Vanda masuk.

Saat sudah masuk, mereka memilih untuk duduk di barisan tengah dengan bangku nomor empat dari depan.

"Hai," sapa seseorang.

Valent terkejut karena itu adalah Heazel, di belakangnya juga ada Dicky.

"Ha-hai, Bapak gereja di sini juga?" tanya Valent.

Heazel mengangguk. "Iya, tapi biasanya ambil jam sore, sekarang saya ingin jam pagi, dan kebetulan sekali ketemu kamu."

Valent hanya tersenyum.

"Boleh gabung?"

Dengan senang hati Valent mempersilakan, karena bangku panjang itu masi cukup kosong.

Araxi tidak memalingkan wajahnya dari depan, dia enggan untuk menatap Dicky. Dalam hati dia mati-matian untuk membuang rasa kesalnya.

Tahan, Araxi. Jangan kesel... inget lo lagi gereja sekarang, batinnya memperingati dirinya sendiri.

"Ar, se–"

"Sstt! Ibadah dulu, abis itu lo mau perang juga nggak apa-apa," bisik Heazel memperingati Dicky.

Dicky mengembuskan napasnya pasrah.

Di layar yang terpasang sangat besar memperlihatkan bentuk jam dan waktu yang semakin berkurang, menandakan waktu ibadah akan segera dimulai.

Dalam hitungan lima detik, ibadah pun dimulai.

_MAMH_

"Mama, kok kita nggak sampe-sampe di gerejanya?" tanya Agatha, karena sejak tadi mereka tidak kunjung sampai.

Vanya melirik Agatha sekilas. "Kita nggak usah gereja dulu, ya. Kita jalan-jalan aja ke mall lagi, gimana?"

Agatha seperti tidak setuju, Valent tidak pernah mengajarinya untuk membolos ibadah apa pun alasannya. "Tapi, Ma. Kita harus ibadah dulu baru jalan-jalan."

"Ibadah bisa minggu depan, Agatha. Sekarang kita jalan-jalan aja, mama beliin kamu mainan yang banyak lagi, ya."

Karena dijanjikan akan dibelikan mainan yang banyak, Agatha mengangguk setuju.

Vanya tersenyum miring menatap ke depan. Dalam hati dia merasa senang karena perlahan dia bisa mempengaruhi Agatha.

Olvasás folytatása

You'll Also Like

5.6M 273K 61
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA MANIEZZZ] Kisah 2 pasangan yang dijodohkan oleh orangtua mereka. Arlando jevin demort, cowok berusia 18 tahun harus men...
684K 38.6K 30
Lila seorang ibu muda yang sudah menjadi single mom di usia 21 tahun.
Nasya berliananass által

Ifjúsági irodalom

12.3K 1K 46
"Disaat teman-temanku iri dengan kebahagiaan yang ditampilkan oleh pasangan yang sedang menjalani cinta dan kasih sayang. Aku iri dengan mereka yang...
701K 22.1K 72
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...