Sun and Shine [End]

By DDBTS1998

17.4K 2.6K 1.6K

'Wanita yang memiliki anak tapi tak menikah' Apa yang terlintas di pikiranmu pada kata itu? Anehkah? Prasangk... More

One
Perkenalan Tokoh
Two
Three
Four
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
HOBIETARRY IN YOUR AREA
Thirteen
Fourteen
Fifteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty One
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Four
Twenty Five
Twenty Six

Five

709 114 134
By DDBTS1998

"Hei, tenanglah aku hanya bercanda. Lagian bisa jadi kan jika Jungkook itu anakku." Lagi-lagi perkataan Taehyung membuat Hoseok kembali tercengang.

"A-apa?" Hoseok tergagap.

"Iya, dia punya alergi kacang sama sepertiku. Dan jika aku tak salah ingat, aku juga pernah kan tidur denganmu. Saat malam dimana kau bertengkar dengan Yoongi hyung." bisik Taehyung di akhir katanya.

"Apa yang anda maksud?!! Saya tidak p-pernah tidur dengan anda." Hoseok melotot tak suka pada pilihan kata Taehyung.

"Ohh, benarkah?!! Jangan bilang tidak pernah, karena bisa saja itu hanya 'belum'." Taehyung tertawa melihat reaksi Hoseok yang sangat serius dengan perkataannya.

"Ekhem..." suara deheman menghentikan Taehyung dari tertawanya.

Yoongi yang sedang mendorong kursi roda yang ditempati Jungkook menatap tak suka pada interaksi Hoseok dan Taehyung. Jungkook pun melirik dengan pandangan tak suka pada Taehyung yang sudah jelas menjadi musuhnya sejak pertama mereka bertemu.

"Hei, bocah. Sudah sembuh? Oh iya aku ingin ibumu bekerja denganku dan aku harus minta izin padamu. Walaupun kau tidak mengizinkan ibumu bekerja padaku, maka aku akan mencari cara lain agar ibumu bekerja padaku. Jadi suka atau tidak akhirnya ibumu akan bekerja padaku. Jadi Hoseok besok kau bisa berangkat kerja." Tanpa mendengar jawaban dari Jungkook, Taehyung dengan seenaknya mengklaim Hoseok sebagai pegawainya.

Jungkook yang memang tak suka pada Taehyung berniat untuk menolak permintaan-atau lebih tepatnya pemaksaan- Taehyung. Namun mengingat pembicaraannya dengan Yoongi tadi membuat Jungkook hanya diam melihat ke arah ibunya. Mencoba mempelajari wajah sang ibu, berusaha memahami apa yang ibunya inginkan.

"Eomma." panggil Jungkook pada Hoseok.

Hoseok berlutut untuk menyamakan tingginya dengan sang anak. Menatap wajah anaknya yang agak tirus karena efek samping sakitnya yang harus membuat Jungkook kehilangan beberapa lemak di pipinya. Dengan lembut tangan Hoseok membelai pipi Jungkook lembut.

"Apa Eomma butuh pekerjaan itu? Jika memang iya, Kookie takkan membiarkan Eomma dalam kesulitan. Semua keputusan yang Eomma buat pasti yang terbaik untuk kita. Maafkan Kookie jika sering membuat Eomma kesulitan dan khawatir. Sekarang Eomma bisa melakukan semua yang Eomma mau, Kookie berjanji hanya akan membuat Eomma bahagia dan takkan membuat Eomma dalam situasi sulit lagi." Suara anak kecil itu menggema bagai sebuah janji seorang pria dewasa pada wanita tersayang yang telah melahirkannya.

Hoseok jelas sangat terharu dengan ucapan Jungkook, namun ia juga merasa bahwa dirinya masih belum cukup untuk membahagiakan anaknya hingga ia berpikir bahwa dirinya adalah beban bagi Hoseok. Hoseok menggeleng perlahan, mencoba memahami niat baik sang anak. Mencoba mencari jalan tengah diantara dirinya dan Jungkook.

Hoseok mengangguk menyetujui janji Jungkook, tersenyum dengan lembut pada wajah menggemaskan anaknya. Yoongi yang melihatnya pun sedikit menaikkan sudut bibirnya. Taehyung hanya diam melirik bosan pada adegan di depannya.

"Jadi kau bekerja denganku, kan?" Taehyung menekankan lagi tentang tawarannya. Hoseok berdiri menghadap Taehyung.

"Baiklah, tawaran kerja diterima. Namun tidak dengan lembur yang melebihi jam 10 malam, karena Kookie akan kesulitan untuk tidur. Deal?"

Tangan Hoseok terulur meminta persetujuan dari Taehyung. Mata hitam Taehyung menatap enggan pada tangan Hoseok. Dengan tiba-tiba Taehyung mendekat dan memeluk Hoseok. Membuat mata Hoseok melebar kaget, begitu pula dengan Yoongi dan Jungkook. Namun Taehyung dengan santainya menepuk punggung Hoseok, menimbulkan teriakan tak suka dari Jungkook.

"Lepaskan Eommaku, Paman jelek!!"

Taehyung melepas pelukannya dan menjulurkan lidahnya mengejek pada Jungkook. Jungkook mengernyitkan dahinya tak suka pada Taehyung. Benar-benar kedua pria ini tak bisa disatukan. Di saat Jungkook dalam kondisi baik, malah Taehyung yang membuat konflik di antara mereka. Begitu pun sebaliknya, memang mereka telah berkomitmen menjadi musuh satu sama lain.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hoseok sedang sibuk memasak di dapur menyiapkan sarapan dan bekal untuk Jungkook. Jungkook sendiri sekarang sedang menyiapkan tas dan sepatunga sendiri. Memasang kaus kaki yang tingginya hampir mencapai lututnya tanpa bantuan dari ibunya lagi.

"Kookie nanti akan dijemput oleh Bibi Seokjin dan akan berada di rumah Yeri sampai Eomma pulang. Jika Eomma lembur, Jungkook boleh tidur duluan lalu Eomma akan menjemput Kookie. Tidak apa kan, Kookie?"

"Hhhmm.." jawab Kookie hanya dengan dengungan kecil karena dirinya sedang sibuk menyimpul tali sepatunya.

Sarapan telah siap dan bekal Jungkook pun telah dikemas. Hoseok mendekat ke arah anaknya yang masih bergelut dengan tali sepatunya. Jungkook masih belum bisa mengikat tali sepatunya sendiri, namun herannya ia tak meminta bantuan Hoseok.

"Kook, sedang apa? Kenapa tak meminta bantuan Eomma?" tanya Hoseok sambil berjongkok di sebelah Jungkook setelah memasukkan bekal ke tas.

"Eomma sedang sibuk, Kookie harus bisa melakukannya sendiri karena Kookie sudah sekolah. Eomma sudah membayar semua kebutuhan sekolah Kookie, jadi Kookie harus bisa bersekolah dengan baik, dapat nilai bagus dan membuat Eomma bangga. Benar kan?"

Hoseok agak terkaget dengan pemikiran Jungkook. Tiba-tiba ia menjadi lebih tenang dan teratur namun gegabah. Pikiran Hoseok teringat pada hari kemarin saat Jungkook berbicara berdua dengan Yoongi, semenjak itu Jungkook sedikit lebih tenang dan malah itu membuat Hoseok bingung.

"Katakanlah apa yang Kookie dan Paman Yoongi bicarakan kemarin. Apa itu rahasia?" Hoseok mencoba memancing Jungkook untuk bicara.

"Bukan, itu bukan rahasia. Hanya pembicaraan antar pria saja. Tapi Kookie masih bingung. Selama ini Kookie hanya ingin membahagiakan Eomma tapi malah membuat Eomma semakin kesusahan. Kata Paman Yoongi, itu tak baik dan menyuruh Kookie untuk lebih memikirkan kebahagian Eomma lagi. Kookie jadi merasa bersalah." Jungkook memanyunkan bibirnya sedih.

"Jadi Kookie mengizinkan Eomma bekerja dengan Paman Taehyung karena mau membuat Eomma bahagia?" Jungkook mengangguk kecil masih dengan bibirnya yang manyun.

Hoseok terkekeh dan mencium bibir manyun Jungkook. Tak lupa memberikan kecupan di pipi dan kening anaknya.

"Dengar sayang, kebahagian Eomma adalah jika Kookie tumbuh besar dengan sehat dan penuh senyum tulus. Kebahagiaan Eomma adalah Kookie, jadi dengan kehadiran Kookie telah membuat Eomma bahagia. Jangan bersedih atau merasa bersalah karena Kookie tidak bertanggung jawab atas kebahagian Eomma. Kookie hanya harus bahagia dan jadi anak baik, itu saja sudah cukup. Mengerti?"

"Nee~" Kookie mengangguk semangat mendengar penuturan ibunya yang membuat dirinya paham dan mengerti.

Sekarang sudah masuk waktu keduanya untuk berangkat setelah menghabiskan semangkuk sup dan nasi hangat. Hoseok mengantar Jungkook ke rumah Seokjin. Melihat Jungkook dan Yeri naik bus sekolah sebelum ia berangkat ke kantor. Melambaikan tangannya bahagia kepada sang anak yang kembali tersenyum dengan gigi kelincinya.

"Kau akan berangkat kerja, kan? Kau bisa berangkat dengan Namjoon." tawar Seokjin.

"Dan membuat rumor buruk tentang suamimu. Tentu tidak Eonni. Aku masih punya uang saku untuk naik bus." Hoseok menolak karena takut ada rumor yang tak mengenakkan tentang suami sahabatnya dan dirinya.

Hoseok menaiki bus untuk menuju tempatnya bekerja. Dengan baik hati Seokjin memberitahukan rute bus yang harus hoseok tempuh. Walau masih ragu karena ini pertama kalinya Hoseok menaiki bus ke kantor, namun mau tidak mau ia harus mencobanya.

Setelah beberapa pemberhentian, Hoseok bingung dan lupa tentang halte yang menjadi tempat pemberhentiannya. Setelah melirik kesana kemari dengan wajah bingung, Hoseok memutuskan untuk turun setelahnya. Jelas kebingungan tercetak jelas di wajah cantik Hoswokt, tak tau tempat apa yang ia singgahi saat ini. Halte sepi tanpa orang dan waktu yang menunjukkan jika ia telah terlambat masuk kerja.

"Oh tidak, awal yang buruk bagi pekerjaanku." Hoseok melenguh kesal dengan dirinya sendiri yang pelupa.

Tak tau harus kemana, Hoseok pun menggunakan ponselnya untuk menggunakan GPS. Saat sedang sibuk dengan ponselnya, sebuah mobil sedan mewah berhenti tepat di depanya. Jendela mobil yang turun tepat di depannya menarik perhatian. Dam ternyata seorang Min Yoongi lah yang berada di dal mobil dengan kacamata hitam bertengger apik di hidung.

"Naiklah, sebelum Taehyung mengamuk karena sekretarisnya terlambat."

Bukan sebuah tawaran atau pun ajakan, lebih tepat disebut paksaan. Tapi Hoseok tak punya alasan untuk menolaknya. Jadilah ia menumpang mobil Yoongi menuju kantor. Satu hal yang membuat Hoseok heran sesaat setelah mobil dijalankan, bukannya berjalan lurus, malah mobil Yoongi harus memutar balik untuk pergi ke kantor. Hoseok jadi bingung sendiri dengan arah kantornya dan arah rumah Yoongi. Tak tahan dengan rasa pertanyaan yang melingkupi kepalanya, Hoseok pun bertanya langsung pada Yoongi.

"Sunbae, kau datang dari arah yang sama dengan kantor ya? Kenapa tadi putar balik dulu?" tanya Hoseok sambil menatap wajah Yoongi dari samping. Wajahnya masih tetap tampan dan kharismatik, sama seperti dulu. Namun sekarang wajah itu lebih tegas dan lebih maskulin.

"Ternyata kau menyadarinya. Itu karena aku mengikutimu dari awal. Dasar bodoh." dengus Yoongi saat menjawab pertanyaan Hoseok yang membuatnya harus terpaksa mengaku.

"Mengikutiku?!" mata Hoseok membulat kaget dengan ekspresi bingung.

"Bodoh.. " Yoongi menggerakan tangannya yang bebas ke arah kepala Hoseok, mengusak rambut panjang itu dengan lembut. Tangan besar dan hangat itu melingkupi kepala Hoseok mengantarkan rasa menggelitik di dada dan perut Hoseok.

Uughhh, rasanya Hoseok ingin mendusel saja jika sudah diusak seperti itu. Tapi ia sadar diri jika kini ia bukan remaja labil yang suka dimanja. Sekarang Hoseok adalah seorang single parent dengan satu anak.

"Hoseok gilaa. Aku harus sadar diri jika Yoongi sunbae terlalu baik untukku." batin Hoseok.

.

.

.

.

.

.

.

Tbc.

Ughhhhh, rambut yang diusak tapi hati yang berantakan.

Itulah definisi scene terakhir dr chap ini😆😆

Continue Reading

You'll Also Like

209K 22.5K 25
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
981K 89.7K 137
230404 #1 Jikook 230112 #1 Kookmin Postingan sosmed Jungkook , Jimin, keluarga dan temen temen seperjuangannya
156K 15.9K 18
"apa mau mu bantet?" "a..aku ingin kamu menjadi kekasihku" "ck ... kau jelek ,pendek dan gendut mau jadi kekasihku? Kau harusnya berkaca dulu .. perg...
Contract By nick

Fanfiction

110K 13.3K 13
[ completed ] -- Jungkook dan Jimin itu, orang asing. © nickelojeon