Kamar itu hening. Hanya terdengar suara nafas tenang seseorang yang sedang tidur dengan tenangnya di pangkuan kekasihnya- eh... kekasih?
Adelia hanya menatap dalam diam kepada Ryan yang sudah tertidur dengan kepala di pangkuannya. Sudah hampir setengah jam cowok itu tidur dan ia hanya diam. Diam tak menolak
Anggap saja karena cowok itu sedang sakit, Adelia berubah menjadi baik hati seperti ini.
Jujur saja kakinya terasa sedikit pegal dan agak kebas karena sudah terlalu lama dalam posisi itu. Tetapi saat melihat wajah tenang Ryan yang sedang terlelap membuatnya tidak tega
Ryan yang sedang tertidur ini sangat tampan. Terlihat polos dan imut. Dengan matanya yang terpejam, bibir merahnya yang sedikit mengerucut, dan rambutnya yang acak acakan seperti bayi yang sedang tertidur
Tidak terlihat seperti Ryan yang berengseknya naudzubillah
Ia lalu tersentak saat tiba tiba ponselnya berbunyi karena seseorang mengirimnya sebuah pesan. Dengan pelan karena tak ingin menganggu cowok yang sedang tertidur di pangkuannya itu ia mengambil hapenya yang berada di meja samping tempat tidur Ryan
KenTud: Oit, mau makan ga? Ayo ke bawah
Ia sedikit melirik ke arah Ryan. Lalu jari jarinya mengetik membalas pesan Ken
Adelia: Oki, sebentar
Dengan pelan dan hati hati ia memindahkan kepala Ryan dari pangkuannya ke bantal. Sedikit deg degan saat cowok itu seperti menunjukkan ciri ciri orang yang ingin terbangun. Adelia terdiam sebentar, saat melihat cowok itu tenang ia dengan cepat langsung memindahkan kepala cowok itu dari pangkuannya
Ahhh! Lega! batinnya saat ia bisa menggerakan kakinya lagi
Ia lalu dengan hati hati turun dari kasur lalu mengambil barang barangnya. Setelah itu ia langsung melangkahkan kakinya dengan cepat untuk keluar dari kamar Ryan
Saat ia sudah membuka pintu lalu ingin menutupnya ia terdiam sebentar saat melihat ke arah Ryan yang sedang tertidur pulas
Tiba tiba saja tanpa ia perintahi kakinya berjalan dengan pelan ke arah cowok itu lalu menyelimutkannya dengan pelan
Ia menatap lekat wajah Ryan lalu mengusapkan tangannya ke wajah cowok itu
Mungkin ini terakhir kalinya ia bisa seperti ini
Mungkin ini terakhir kalinya bisa menatap cowok itu sepuasnya
Mungkin ini terakhir kalinya ia bisa menyentuh cowok itu seperti ini
Ia lalu dengan pelan membungkukkan tubuhnya lalu membisikkan suatu kata di depan wajahnya
"Get well soon"
Adelia langsung menegakkan tubuhnya lalu melihat ke atas untuk menahan air matanya yang entah mengapa tiba tiba sudah terkumpul. Mengapa tiba tiba ia ingin menangis sekarang?
Ah tidak tidak, kalau nanti ia turun dengan keadaan seperti ini pasti akan menimbulkan rasa curiga dari Ken dan Mamanya Ryan
Setelah merasa lebih baik ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar Ryan
Tanpa berbalik lagi
*****
"Eh Adelia udah turun, ayo sini"
Adelia yang sedang berada di tangga langsung tersentak saat mendengar panggilan dari Mama Ryan
Ia dengan sedikit membungkuk berucap dengan sopan "Iya tante"
Mamanya Ryan sekarang sedang menatapnya dengan senyum yang sangat ramah. Ia sedang duduk di kursi yang di depannya terdapat meja makan yang besar. Jangan lupakan ada Ken si cowok tengil di depan wanita paruh baya tersebut yang tanpa malu sedang mencomot martabak yang berada di meja itu
Adelia sebenarnya merasa heran, seingatnya ia tidak pernah menemui Mamanya Ryan. Lalu mengapa Mamanya Ryan itu tahu namanya? Apa Ryan memberitahu tentangnya kepada ibunya?
"Tenang aja, nanti bakal ada yang nganterin kompresnya buat Ryan" ucap Sintia yang terdengar seperti sedang menenangi Adelia yang membuat Adelia mengangguk pelan dengan mulut membulat seakan mengerti
"Ini Ken Adelia makan aja nih ada martabak telor, martabak keju, nasi, opor, dendeng, ayam goreng. Ayo makan yang banyak jangan malu malu" ucap Sintia panjang lebar yang membuat Adelia sedikit pusing dan bingung
"Eh-I-Iya tante" jawabnya pelan agak linglung
Ia lalu menoleh ke arah Ken yang berada di sampingnya sedang mengambil nasi lalu menambahkan ayam goreng beserta kremesnya, lalu kuah opor, dendeng dan martabak di piringnya satu lagi
Ia heran dengan sikap cowok ini, seperti santai saja dan tidak malu padahal mereka sekarang sedang berada di Rumah orang lain
Ia sedikit terkekeh merasa tidak enak dengan sikap Ken kepada Sintia. Sedangkan Sintia hanya tertawa kecil melihat Ken seakan merasa terbiasa dengan sikap cowok itu
"Ken udah sering ke Rumah-"
UHUK UHUK!!
Adelia membulatkan matanya lalu mengambil air putih yang berada di samping Ken lalu memberikan kepada cowok itu yang tiba tiba tersedak lalu terbatuk
Sejujurnya ia sangat ingin tertawa melihat wajah Ken yang setengah memerah ini. Ah, tapi mengingat Mamanya Ryan yang sedang berada di depan mereka berdua membuatnya mengurangi niatnya
Ia lalu kembali melihat ke arah Sintia seperti menunggu kelanjutan dari perkataan Mamanya Ryan itu setelah merasa tenang. Tanpa menyadari bahwa Ken sedang melirik lirik ke arahnya. Tentu saja kode tersebut diberi kepada Tante Sintia agar tidak memberi tahunya tentang ia dan Ryan
Sintia tersenyum kaku, hampir saja ia keceplosan
"M-Maksud Tante tuh dia suka kesini soalnya sering kerja kelompok bareng Ryan. Ya kan Ken?" tanyanya kepada Ken yang sekarang sudah kembali melanjutkan makanannya
Adelia tersenyum aneh. Merasa sedikit aneh dengan sikap Mamanya Ryan dan Ken sekarang. Tetapi sudahlah, bomat
Ia lalu menoleh ke arah Ken saat cowok itu tidak membalas pertanyaan Sintia. Dengan pelan ia menyenggol tangan Ken yang sedang makan dengan sikutnya yang membuat Ken langsung melihat ke arahnya dengan wajah yang bingung.
Adelia terkekeh kecil saat Ken menoleh ke arahnya dengan wajah bingung tetapi dengan pipi yang menggembung dikarenakan sedang ada makanan di mulutnya
"Lo ditanya sama Tante Sintia" jawabnya
Ken langsung menoleh ke arah Sintia lalu menganggukan wajahnya sambil mengangkat kedua jempolnya
"Iya tan" ucapnya sedikit tak jelas karena makanan yang belum ia telan. Melihat hal tersebut membuat Adelia meringis
Mck mck mck, dasar
"Assalamualaikum"
Mereka bertiga langsung menoleh ke arah laki laki paruh baya yang baru datang dengan pakaian formalnya.
Biarkan Adelia menebak, pasti itu adalah Ayah Ryan
"Kamu udah pulang? Nih ada Ken sama Adelia, tadi nganter Ryan dari Sekolah gara gara Ryan sakit" ucap Sintia yang langsung berdiri lalu menghampiri suaminya untuk menyambut suaminya yang baru saja pulang dari kerjanya
"Ken mungkin udah tau kan, Adelia kenalin ini Papanya Ryan"
Tuhkan! 100 untuk Adelia! Selamat! Adelia mendapatkan hadiah senilai 1.000.000 Rupiah dengan pajak 100%
Sama aja boong hilih
"Halo om" sapa Adelia dengan senyuman kepada Ari-Papa Ryan
"Adelia?" ulangnya dengan wajah sedikit terkejut lalu menoleh ke arah istrinya yang berada di sampingnya
Sintia yang mengerti langsung mengangguk pelan seakan menjawab pertanyaan yang berasarang di kepala suaminya it. Pasti suaminya itu terkejut karena cewek yang diceritakan oleh Ryan sekarang berada di sini.
Sedangkan Adelia hanya mengernyit bingung melihat mereka berdua yang seakan akan sedang berkomunikasi dalam diam tetapi tetap mempertahankan senyuman terbaiknya
"Halo juga Adelia, udah lama disini kalian berdua?" tanya Ari sambil berjalan pelan ke arah kursi yang berada di Meja Makan diikuti istrinya
Ia lalu menarik kursi di depan Ken dan Adelia sedangkan Sintia duduk di sebelahnya
Jujur saja ini membuat Adelia gugup. Walau bagaimanapun juga kedua pasangan ini merupakan orangtua Ryan, kekasihnya
"U-udah Om" jawab Adelia sedikit tergagap
Ari mengangguk mengerti lalu menolehkan kepalanya ke arah Ken yang sedang menatapnya dengan senyuman penuh arti yang membuat Ari sedikit menaikkan kedua alisnya
"Halo om"
Ahhh.... ia mengerti sekarang. Seru sepertinya batin Ari sambil menahan tawanya yang bisa keluar kapan saja melihat istri dan keponakannya sedang berakting di depan Adelia. Maklum, humornya sangat rendah. Maap ya manteman
"Halo juga Ken" jawab Ari
Adelia menatap kedua pasangan di depannya dengan takjub. Sintia masih terlihat sangat cantik dan elegan meskipun ia yakin umurnya sudah tidak muda. Senyumannya juga sangat manis yang membuat Adelia yang seorang cewek pun terpana.
Sedangkan Ayah Ryan, wah jangan ditanya. Pria paruh baya itu terlihat sangat tampan, apalgi dengan pakaian formalnya. Meskipun umurnya sudah tidak muda ia terlihat tetap bugar dan segar. Wajahnya seperti duplikat dari Ryan hanya saja terlihat lebih tua dan maskulin. Sekarang Adelia mengerti dimana Ryan bisa mendapatkan wajah rupawannya itu.
Yang membuatnya tambah takjub adalah kedua pasangan di hadapannya ini sangat hangat yang tidak terlihat seperti pengacara. Melihat mereka berdua seperti ini membuat Adelia lupa bahwa mereka berdua adalah pengacara yang pasti akan terlihat tegas dan berwibawa saat bekerja
Hal tersebut membuat Adelia tiba tiba merasa insekyur. Keluarga Ryan semuanya mempunyai wajah yang rupawan. Sedangkan Adelia...
Meskipun banyak sekali orang yang bilang kepadanya bahwa ia sangat cantik, tetapi di depan kedua orangtua Ryan tidak membuatnya percaya diri. Di depan mereka berdua ia terlihat seperti kentang
Padahal tidak, Adelia sangat cantik. Hanya saja ia selalu merendahkan dirinya dengan membandingkan orang lain. Hal itulah yang membuat Adelia terkadang merasa tidak percaya diri.
"Wah makanannya enak enak nih, Adelia Ken kalo nambah jangan malu malu ya. Kalo mau lagi ambil aja" ujar Ari sambil mengambil makanannya dibantu oleh Sintia
"Iya om" jawab Ken dan Adelia kompak yang membuat Ari dan Sintia tertawa kecil
Setelahnya mereka makan bersama sesekali tertawa karena tingkah Ken yang sangat menggemaskan dan lucu.
Ternyata orangtua Ryan tidak seperti yang Adelia kira, ia pikir karena mereka berasal dari orang yang kaya raya dan seorang pengacara akan membuat mereka sombong, dingin, dan sinis
Ternyata tidak, jauh dari perkiraan Adelia. Mereka berdua sangat ramah dan hangat. Mereka sangat menerima keadaan Ken dan Adelia
Memikirkan hal tersebut membuat Adelia sedikit tenang. Ia berpikir semoga saja nanti kedua orangtua Ryan bisa menerimanya dengan baik sebagai kekasih dari Ryan
Emm tidak tidak, hubungannya dengan Ryan sebentar lagi akan usai
Lebih tepatnya, menerimanya sebagai mantan kekasih
Sebenarnya Adelia masih berharap, ia ingin kedua orangtua Ryan menerimanya bukan sebagai mantan kekasih
Tetapi untuk kekasih Ryan untuk sekarang dan selanjutnya
Ah tapi sudahlah, lupakan.
Itu hanya angan angan Adelia yang tidak akan terjadi
*********
Hola! Apdet apdet nih akoeh
Gimana part ini? Suka? Kalau suka jangan lupa teken tombol vote sama komen ya hihi. Biar bikin aku tambah semangat nulis :)
Part ini aku lebih ke banyak jelasin tentang orangtua Ryan hehe, biar kenalan sama calon mertua- eh
Btw kalian UAS kapan nih? Aku mingdep udah UAS:( Belajar lagi belajar lagi
See u guys di next part yaa! Bubay!
Lopyu ol unch