The Rejected (TELAH TERBIT)

By SanyPthsn

502K 42.1K 4.6K

"Sudahlah, kau sudah membuatku terlalu muak dengan hanya mendengar namamu saja dan sekarang kau menjadi mate... More

Chapter One: The Rejected
Chapter Two: The Rejected
Chapter Three: The Rejected
Chapter Four: The Rejected
Chapter Five: The Rejected
Chapter Six: The Rejected
Chapter Seven: The Rejected
Chapter Eight: The Rejected
Chapter Nine: The Rejected
Chapter Ten: The Rejected
Chapter Eleven: The Rejected
Chapter Tweleve: The Rejected
Chapter Thirteen: The Rejected
Chapter Fourteen: The Rejected
Chapter Fifteen: The Rejected
Chapter Sixteen: The Rejected
Chapter Seventeen: The Rejected
Cuap cuap ehe
Chapter Eighteen: The Rejected
Chapter Eighteen pt 2: The Rejected
Chapter Nineteen: The Rejected
Chapter Twenty: The Rejected
Chapter Twenty-One: The Rejected
Cuap cuap pt.2 ehe
Chapter Twenty-two: The Rejected
Chapter Twenty-three: The Rejected
Chapter Twenty-four: The Rejected
Chapter Twenty-five: The Rejected
Chapter Twenty-six: The Rejected
Chapter Twenty-seven: The Rejected
-Season 1, End-
Chapter One: The Rejected S.2
Chapter Two: The Rejected S.2
Chapter Three: The Rejected S.2
QnA?
Chapter Five: The Rejected S.2
Chapter Six: The Rejected S.2
Chapter Seven: The Rejected S.2
Chapter Eight: The Rejected S.2
Chapter Nine: The Rejected S.2
Chapter Ten: The Rejected S.2
Chapter Eleven: The Rejected S.2
Chapter Twelve: The Rejected S.2
Chapter Thirteen: The Rejected S.2
Chapter Fourteen: The Rejected S.2
Chapter Fifteen: The Rejected S.2
Chapter Sixteen: The Rejected S.2
Chapter Seventeen: The Rejected S.2
Chapter Eighteen: The Rejected S.2
Chapter Nineteen: The Rejected S.2
Chapter Twenty: The Rejected S.2
Chapter Twenty-One: The Rejected S.2
Chapter Twenty-two: The Rejected S.2
Chapter Twenty-three: The Rejected S.2
Chapter Twenty-four: The Rejected S.2
Chapter Twenty-five: The Rejected S.2
Chapter Twenty-six: The Rejected S.2
Chapter Twenty-seven: The Rejected S.2
Chapter Twenty-eight: The Rejected S.2
Chapter Twenty-nine: The Rejected S.2 (END)
The Rejected: Bedah Karakter
Extra Chapter: Alpha Gerald Story
Contract With Devil
Ayo kumpul dulu!
Cast
TELAH TERBIT (E-book Version)
Cara pembayaran

Chapter Four: The Rejected S.2

5.6K 559 25
By SanyPthsn

Hannah telah bertukar shift kembali dengan Alice.

Mereka memasuki pack house milik DarkMoon Pack.

Seharusnya.

Tapi jujur saja, Alice merasa jika ini bukan Pack House tempatnya tinggal dulu.

Terlalu gelap.

Satu satunya penerangan hanya berasal dari cahaya lilin yang entah kenapa tidak pernah padam ketika tertiup angin.

Mungkin ada sihir atau mantra.

Alice tidak tahu dan tidak mau peduli.

Tapi Alice dapat merasakan jika ada eksistensi lain. Bukan Witch.

Mungkin mereka rakyat DarkMoon Pack yang tidak sempat melarikan diri dan menjadi tawanan di dalam penjara pack house.

"Aku.. Akan pergi ke penjara bawah tanah." izin Alice pada Alpha Gerald

Alpha Gerald terlihat ingin menolak sebelum terdengar suara Jayden yang berkata akan menemani Alice.

"Biar aku saja yang menemani Alice" ujar Jayden

"Baik. Aku akan menemani Alpha Gerald untuk melumpuhkan beberapa witch yang tersisa" sahut Darren

Alpha Gerald mengangguk dan memutuskan untuk pergi ke ruangan lain.

Pack house milik DarkMoon Pack, masih mempertahankan bentuk kastilnya sama seperti dahulu. Banyak lorong dan juga sudut sudut yang sulit untuk digapai.

Berbeda dengan pack house milik SilverMoon Pack yang lebih modern.

Alice tersenyum kecil melihat anggukan Alpha Gerald sebelum akhirnya pergi ke penjara bawah tanah di bawah Pack House.

Alice hanya terdiam dan mempertajam pendengarannya.

Suara ratapan, tangisan dan ucapan lirih.

Bersatu membentuk melodi yang berhasil membuat Alice tertegun.

Bahkan terdengar juga suara tangisan bayi dari bawah sini.

Hati Alice tersengat rasa sakit mendengar tangisan bayi tidak berdosa itu.

Bayi itu.. Harus berada di dalam penjara bawah tanah yang dingin dan lembab.

"Penjara bawah diisi oleh siapa??" tanya Jayden pada Alice

Tidak. Mungkin terdengar basa basi, tapi percayalah jika Jayden hanya memastikan jika telinga nya tidak salah dengar.

"Bukan Witch. Mereka sama seperti kita, Jayden" jawab Alice pelan

"Tapi di bawah sana ada juga, aku merasakan ada sihir." lanjut Alice

Jayden mengangguk. Dia berjalan di depan untuk berjaga jaga jika ada warrior witch dibawah sana dan menuntun tangan Alice untuk membantu Alice berjalan di kegelapan.

"Jayden, mungkin mereka anggota DarkMoon Pack yang tidak sempat menyelamatkan diri" gumam Alice lirih

Jayden menutup matanya, menahan perih hatinya setelah mendengar gumaman Alice.

"Aku bodoh sekali pergi sendirian. Hanya membawa Agnes dan tidak menyelamatkan rakyatku" balas Jayden pelan

Alice tersenyum kecil. Tangannya mengelus bahu Jayden menguatkan.

"Sekarang kamu disini, Jayden. Untuk menyelamatkan mereka." kata Alice

"Karena itu, kita harus berhasil merebut kembali apa yang menjadi hak mu" lanjut Alice lembut

Jayden tersenyum dan menepuk pucuk kepala Alice.

"Sedari kita kecil, kamu memang selalu bisa menenangkanku Alice." balas Jayden lembut

Tapi seketika Jayden menghentikan langkahnya.

Ada suara langkah kaki yang terdengar berat dan dapat Jayden rasakan langkah itu mengarah pada mereka berdua.

Jayden langsung melayangkan kepalan tangannya sekuat tenaga pada witch yang ada di hadapannya.

Witch yang hendak menggumamkan mantra itu seketika kehilangan kesadarannya.

"Baiklah. Ternyata mereka hanya menang karena memiliki sihir" gumam Jayden

"Harus kita apakan dia??" tanya Jayden pada Alice

"Rampas tongkatnya dan ikat dia. Tanpa tongkat, dia akan kesulitan" jawab Alice

Jayden mengangguk dan merampas tongkat sihirnya, memberikan nya pada Alice dan mengikat Warrior witch itu.

Alice menatap tongkat yang ada di tangannya dengan tatapan dingin.

Sebelum akhirnya Alice menghancurkan tongkat itu dengan kekuatannya.

Alice berjalan mendahului Jayden yang masih memastikan jika ikatannya kuat.

Alice segera memakai jubah hitam dengan lambang bulan miliknya.

Jubah itu juga dipakai oleh Alpha Gerald, Darren dan Jayden untuk menyamarkan keberadaan mereka digelapnya malam.

Dia berjalan pelan dengan kepala tertunduk, menyembunyikan wajahnya diantara tudung jubahnya.

Alice tersenyum kecil merasakan keberadaan seorang warrior klan Witch yang mendekatinya.

"Siapa kau?!" tanya warrior itu. Dia mengarahkan tongkat sihirnya pada Alice.

Alice mengangkat wajahnya. Dia tersenyum pada warrior itu.

"Jangan memakai sihir. Tidak akan mempan padaku" sahut Alice. Tangannya menepis tongkat sihir yang diarahkan padanya.

Alice menatap tajam mata warrior itu, berusaha membawa warrior itu masuk ke dalam matanya sekaligus mengalihkan perhatian warrior itu agar tidak mengetahui ada apa di tangan kanan Alice.

Alice mengangkat tangan kanannya dan menutup mata warrior itu.

Dan kembali terdengar ledakan.

Jayden berlari menghampiri Alice dengan panik.

"Ada apa??" tanya nya panik. Takut terjadi sesuatu pada Alice.

Jayden tercekat, menatap seorang warrior klan Witch yang kehilangan kesadarannya dengan mata terbuka lebar.

Tidak.

Dalam sekali lihat saja, Jayden tahu jika warrior Witch itu sudah mati.

"Menyeramkan" gumam Sam

"Berarti tendangan yang dilayangkan Hannah padaku tidak ada apa apanya dengan kekuatannya yang ini." sahut Jayden

"Alice dan Hannah memanfaatkan cahaya bulan yang masuk lewat lubang kecil yang diatas itu" ujar Sam

Jayden menatap lubang yang di maksud Sam. Sebuah ventilasi.

"Cahaya bulan yang masuk sangat kecil dan redup. Tapi bisa mengeluarkan kekuatan sebesar itu. Menyeramkan" balas Jayden

"Tidak aneh kenapa Moon Goddes menyegel Hannah. Kekuatannya terlalu menyeramkan dan berbahaya untuk dipakai oleh Alice saat kecil." komentar Sam

"Cahaya bulan. Kekuatan Alice sangat berguna saat malam hari. Bahkan saat siang, Alice bisa mengendalikan tanah dan tanaman." lanjut Sam

Jayden berdehem singkat dan menghampiri Alice yang sedang menghancurkan tongkat sihir milik penjaga tadi.

"Ayo" ajak Jayden dan Alice mengangguk

Dia mengambil kunci penjara yang tersemat di pinggang warrior itu. Dan memantapkan langkahnya.

"Suara tangisan bayi" gumam Jayden pelan

Dia menatap sendu kunci yang di serahkan Alice padanya.

"Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan orang tua dari bayi yang menangis itu.. Mereka dan bayi mereka seharusnya tinggal di tempat yang layak. Bukan di dalam penjara yang dingin dan lembab" ujar Alice

"Benar" sahut Jayden pelan

Tangannya mengarahkan kunci itu pada lubang kunci dan memutarnya.

Dan ya.

Tangisan, ratapan, bahkan kemarahan dapat terdengar lebih jelas.

Alice mengedarkan pandangannya.

Penjara bawah tanah.

Ruangan yang seharusnya di penuhi oleh rogue, penghianat dan werewolf yang merugikan lainnya kini terisi oleh rakyat DarkMoon Pack.

Menjadi tahanan di tempat tinggal nya sendiri.

Alice menghela nafasnya. Kembali merapatkan tudung jubahnya dan melangkah maju memasuki penjara.

"Kasihan. Sebagian dari mereka orang yang baik. Dan yang lainnya jahat padamu." komentar Hannah

"Ya. Terlebih terdengar tangisan bayi disini. Aku tidak bisa membayangkannya" sahut Alice

"Yah, biarpun mereka jahat padamu tapi kurasa mereka tidak bisa mendapatkan hal ini." ujar Hannah

"Karena seharusnya aku yang menghukum mereka, heheheheh" lanjut Hannah dengan tawa licik

Alice hanya mendengus pelan dan menggelengkan kepalanya.

Terkadang, wolf nya itu memang susah untuk di prediksi.

Alice berhenti berjalan, menatap satu penjara pertama yang berisi satu keluarga.

Ayah, ibu dan anaknya yang masih kecil.

Alice tersenyum kecil.

Entah kenapa anak itu mengingatkan Alice pada dirinya sendiri.

"MAU APA LAGI KAU?! KAU UTUSAN BRITNEY SIALAN ITU?!"

"TIDAK CUKUP KAU MEMBUAT KAMI TERPENJARA DISINI?!"

"KAU MEMBUAT DARKMOON PACK HANCUR DAN ITU BELUM CUKUP, UNTUKMU?!"

Alice mendengarkan jeritan jeritan itu.

Terdengar sangat putus asa dan marah di saat yang sama.

Baiklah, dia dikira utusan Britney??

"Tidak mungkin dan tidak akan pernah aku menjadi utusan makhluk rendahan itu!" ujar Hannah angkuh

"Mereka sepertinya panik. Aku bisa merasakannya" balas Alice

"Semuanya, ini aku. Tenanglah dan jangan panik" ujar Jayden

Dia membuka tudung jubahnya dan mengangkat kepalanya.

"KAU SIALAN! KAU PERGI, MENINGGALKAN KAMI DAN MENYERAHKAN KAMI PADA JALANG MU ITU!" seru seseorang lantang

Jayden tersenyum miris.

Kepercayaan rakyat DarkMoon Pack padanya sudah hancur.

"ALPHA SEPERTIMU LEBIH BAIK MATI SAJA!"

"KAU PERGI DAN DATANG SEOLAH OLAH SEMUANYA BAIK BAIK SAJA."

Alice menatap Jayden dalam diam.

Dia belum membuka tudung jubahnya dan menatap sendu Jayden.

Sakit.

Alice masih dapat merasakan apa yang Jayden rasakan.

Alice tahu bagaimana perasaan Jayden sekarang.

Tidak di percayai oleh semua orang. Dianggap seorang penghianat. Dan yang lebih parah, di benci oleh semua orang.

"AKU MEMBENCI MU, ALPHA" Seruan itu terdengar dari anak anak

Jayden menatap rakyat nya sendu. Matanya berembun, menahan rasa sakit di dada nya.

Benar, dia bersalah. Dia egois karena hanya pergi membawa Agnes dan tidak memikirkan rakyatnya.

Dia juga yang secara tidak langsung membawa DarkMoon Pack pada kehancuran karena mengenal kan Britney pada DarkMoon Pack.

Dan dia.. Tidak tahu harus berbuat apa.

Kata kata yang di lontarkan oleh rakyatnya, cukup untuk membuat ketenangan dan kepercayaan diri yang di bangun Alice untuknya kembali hilang.

"Aku kira.. Kalian sudah cukup mendapat hukuman atas tindakan kalian di masa lalu. Tapi sepertinya masih kurang." ujar Alice lantang

Dia berbicara tanpa membuka tudung nya. Membuat semua orang menatapnya tidak suka.

"Kalian.. Hanya sibuk menyalahkan orang lain tanpa memikirkan kesalahan yang sudah kalian lakukan." tambah Alice

"Mungkin Jayden memang bersalah karena dia secara tidak langsung telah membawa DarkMoon Pack pada kehancuran."

"Tapi kalian sampai menyuruhnya dan menyumpahinya untuk mati. Bukannya itu keterlaluan??" tanya Alice

"Kalian tidak tahu apa yang sudah Jayden lalui selama tiga tahun ini. Dia sibuk membangun kepercayaan dirinya dan juga membuang sikap buruknya untuk berubah menjadi Alpha yang baik bagi kalian. Dia juga berusaha menghilangkan trauma nya tentang penyerangan dulu. Tapi ini balasan kalian untuk perjuangan Jayden selama ini??"

"Ketika dia jauh dari kalian, dia sibuk memikirkan bagaimana keadaan kalian. Selalu memohon pada Moon Goddes agar kalian baik baik saja. Dia juga mencari cara untuk merebut kembali DarkMoon Pack. Dia mencari celah dan kelemahan klan Witch untuk merebut kembali DarkMoon Pack."

"SIAPA KAU, NONA?! APA KAU TIDAK TAHU APA YANG SUDAH DIA LAKUKAN PADA KAMI?!" teriak seorang laki laki disana

"DIA, MEMBUAT LUNA DARKMOON PACK YANG SEBENARNYA PERGI DAN MENGHILANG!" sahut yang lainnya

"Ck, dasar bodoh. Apa mereka tidak pernah berfikir jika kau pergi juga karena perkataan dan perbuatan mereka??" umpat Hannah

Alice tersenyum kecil.

Tentu saja dia tahu apa saja yang telah Jayden lakukan.

Dia juga tahu apa yang sudah Jayden lakukan pada mate nya yang asli.

Karena apa??

Karena dia Alice.

Seorang anak perempuan Moon Goddes.

Dan juga seorang Luna dari DarkMoon Pack yang dianggap telah pergi dan menghilang.

"Tentu saja aku tahu apa yang sudah Jayden lakukan selama ini. Kalian hanya ingin menghakimi Jayden secara sepihak kan??" tanya Alice tenang

"Bagaimana dengan kalian?? Kalian sudah tahu jika Luna DarkMoon Pack yang sebenarnya pergi. Kalian.. Hanya menyalahkan Jayden"

"Dan, bagaimana dengan kalian?? Sikap dan perbuatan kalian padanya?? Bagaimana dengan itu??"

"Kalian bahkan berbuat hal yang jahat dan keji padanya. Melemparinya dengan batu, melecehkannya, menghina nya dan bahkan kalian sendiri yang menilainya terang terangan jika Luna DarkMoon Pack yang sebenarnya itu tidak cocok bersanding dengan Jayden."

"Jadi.. Kenapa kalian hanya menyalahkannya?? Apa kalian tidak tahu jika kalian juga turut andil dalam kepergian Luna DarkMoon Pack yang sebenarnya itu??" tanya Alice

Alice memutuskan untuk bermain sebentar.

Dan ya.

Keheningan membalas perkataan Alice yang terkesan berani dan menyudutkan disaat yang bersamaan dengan cara yang elegan.

"Kau siapa?? Kenapa kau bisa tahu sedetail itu??"

"Siapa kau sebenarnya??"

Perkataan kali ini dilontarkan mereka dengan pelan dan penuh kecurigaan.

Yah, siapa lagi yang bisa tahu sedetail itu jika bukan..

"Aku Alice. Alicia Sworth" jawab Alice sambil membuka tudung jubahnya dan tersenyum tipis






-TBC-

Gimana gimana??

Sebenernya aku tuh ada rencana marathon update.

Tapi takut rame nya cuma di salah satu chapter doang 😂

〰❇〰

Gais.. Kayaknya, rencana buat terbitin work ini jadi deh 😗

Tapi kalian tenang aja. Masih bisa nabung kok. Dan lagi, di wattpad juga aku pastiin sampai selesai. Tapi kayaknya kalau versi wattpad gak akan ada bonus chap 😂

Antara pertengahan bulan Desember atau malah mungkin awal Januari 2021 Work ini lahirannya 😅

Kita nabung sama sama ya :)

Semangatt 🐣✨

Continue Reading

You'll Also Like

212K 12.4K 27
Mustahil untuk percaya. Dirinya pun tak mempercayainya. Namun, itu terjadi di depan matanya. Seorang malaikat yang jatuh ke bumi. Hei, kau bergurau s...
12.9K 1.1K 25
"Tapi kamu tau kan?" Irene yang menempelkan pipinya di punggung Mino bergumam pelan, "Tau apa?" "Kalo aku selalu nungguin kamu." -Song Mino.
2.6M 257K 34
"Seperti halnya sang Putri Tidur dalam cerita dongeng Anak-anak, yang harus mendapat ciuman magis dari sang Pangeran, cinta sejatinya, agar terbangun...
561K 42K 40
Lalita seorang werewolf tangguh yang di anugrahi serigala putih dalam legenda yang akan menyelamatkan dunia dari kehancuran. Beban berat yang ia paks...