✮ASTÉRIA ; inferno || Cravity...

By nessiepogg

6.8K 1.3K 596

- 2nd Volume of ASTÉRIA - Ketika mereka pikir semua nya telah berakhir, namun ternyata...seseorang membuka ke... More

✮Prologue
✮01
✮02
✮03
✮04
✮05
✮06
✮08
✮09
✮10
✮11
✮12
✮13
✮14
✮15
✮16
✮17

✮07

303 77 25
By nessiepogg

"Ruang...nostalgia?"

Adik-adik nya diam menyaksikan kakak-kakak mereka yang sedang berdebat sekarang.

"Apa maksud nya??" Tanya Wonjin

"Orangtua gw dulu bersahabat baik sama orangtua nya Alex. Mereka sukses sampe akhir nya suatu kecelakaan terjadi di tempat kerja..."

Alasan nya adalah karena mereka berkerja dipertambangan minyak, ada satu tangki yang bocor hingga tempat kerja mereka pun meledak.

"Dan gw pikir...kita berdua udah gabisa bahagia lagiㅡ"

"NGGAK!!! LU SALAH!!" Wonjin memotong pembicaraan Yunseong.

"ITU FAKTA!! KITA BERDUA DISELIMUTI DENDAM DAN KETAKUTAN SEKARANG!!" Balas Yunseong.

Plak!

Wonjin menampar Yunseong.

Mereka semua terkejut melihat keberanian Wonjin.

"Masa lalu lu...adalah pelajaran, lu cuma harus fokus hidup di masa sekarang..." tegur Wonjin.

Yunseong terdiam, dia paling benci jika Wonjin menegur nya. Rasanya seperti ia dikalahkan oleh manusia lemah.


"Gausah negur gw...Ham Wonjin, lu bahkan gatau rasanya jadi gwㅡ"

Wonjin mendorong Yunseong sampai jatuh ke lantai. Ia duduk diatas perut lelaki itu.

Membuat adik-adik nya panik dan langsung keluar dari kamar.

"BERAPA TAHUN LU DISAYANG ORANGTUA LU!? BERAPA LAMA!!?" tanya Wonjin.

"Berhenti...kalian berdua." Tegur Hyeop.

Yunseong memandang Wonjin geram, tapi disaat yang bersamaan ia melihat kepedihan dari tatapan mata anak itu.

Wonjin menaruh tangan nya pada dahi Yunseong, sehingga emosi anak itu perlahan terkendali.

Wonjin tersenyum.
"Punya orangtua lengkap, itu gak menjamin lu bakal sepenuh nya hidup bahagia. Camkan itu..." ucap Wonjin.

Perlahan ia menangis.
"Gw bahkan...belom pernah ngerasain rasa sayang orangtua yang sebenar nya...sampe detik ini." Tambah anak itu.

Yunseong terdiam, perlahan ia duduk lalu memeluk Wonjin yang berada dipangkuan nya.

"Maaf..." bisik nya.

Suasana berubah menjadi lebih haru, hingga yang lain menahan tangis.

Tapi Taeyoung sibuk memotret kejadian itu.

Calkak~ calkak~

"Lu ngapain?" Tanya Hyeongjun.

"Mau cepu ke kak Serim...pacar nya selingkuh nie..." jawab anak itu.

"Youngtae..." panggil Hyeongjun.

Taeyoung nengok.

"Tau definisi bangsat gak?"

Taeyoung geleng-geleng.

"Elu..." jawab Hyeongjun dengan senyuman bak dakkjal.

Tapi Taeyoung tetep asik ambil gambar.

Alex duduk di atap rumah sambil memandang langit merah disore itu.

Ia terus memikirkan ancaman nya itu.
Perlahan ia menghela nafas berat.

"Gw tuh...keterlaluan ga ya??" Tanya nya.

"Youngtae!! Hapus ga!?" Pinta Wonjin.

"Oh~ tidak semudah itu nirmala~" ejek Taeyoung.

"Nanti kalo Serim marah gimana???" Tanya Wonjin.

"Yaudah...tinggal diomelin ini..." balas Taeyoung santai.

"MASALAH NYA SI SERIM ITU KALO MARAH MAIN FISIK!!" Teriak Wonjin.

Taeyoung kaget.
"Fisik?? WAH LU DIAPAIN!?" Tanya Taeyoung dengan pikiran kotor nya.

"Jangan-jangan...BDSM!?ㅡ" Taeyoung mulai ngaco.

"KAGAK LAH GILA!!!" Wonjin panik.

"OMAIGAT!!! KA WONJIN DI PERKAOS KALO KA SERIM UDAH MULAI MARAH!!!" Teriak Taeyoung gatau diri.

Wonjin langsung ngejambak anak itu.
"Yuk kita beli makan malem..." ajak Wonjin sambil nyeret Taeyoung.

Yunseong nge garuk kuping, teriakan Wonjin barusan bikin gatel.

Taeyoung nge rapihin rambut nya yang berantakan karena dijambak Wonjin.

"Dasar manusia galak..." bisik Taeyoung.

"Jam berapa sekarang? Kok langit nya masih merah??" Tanya Wonjin.

Taeyoung melihat jam.
"Udah mau jam 7..."

Wonjin masih menatap langit, ia mengerutkan alis.

Tiba-tiba ada cipratan air jatuh mengenai wajah nya.

"Gerimis?" Tanya Taeyoung, tapi ada kejanggalan.

Mereka berdua berhenti berjalan dan sama-sama terkejut setelah menyadari kalau air yang jatuh itu bukan air hujan.

"D-darah...?" Tanya Taeyoung.

Seongmin sedang mengerjakan pr nya.
Awal nya normal-normal saja sampai akhir nya ia mencium bau amis dari luar.

Ia pun menengok ke arah jendela, ternyata diluar sana sudah deras hujan darah.

Perlahan Seongmin berjalan menuju jendela, ia menyaksikan hujan darah malam itu.

"Pemandangan mengerikan macam apa ini??" Tanya Seongmin.

"Woy...yang bener aja, ini hujan darah??" Tanya Woobin.

"Aneh banget...kenapa bisa sampe se sadis ini sih??" Tanya Allen.

"Tanda-tanda kiamat, Seong buruan tobat gih...gw temenin." pinta Hyeop.

"Lu duluan aja, gw masih suci..." balas Yunseong.

"Suci apaan?? Gausah ngibul deh. Pelakor..." ucap Woobin kesal.

"Heh!? Gw gak ngapa-ngapain!!" Balas Yunseong yang terkejut terheran-heran.

"Gara-gara elo...gw makin cupaps buat nembak Minhee..." kesal Woobin.

"Siapa suruh?? Makanya tsundere biar disayang..." ejek Yunseong.

"BANGSAT!! GW IRI...!!" Woobin narik kerah Yunseong.

"LIAT AJA NANTI GW NIKAHIN SI MINHEE!!!" Balas Yunseong.

"JANGAN UNDANG GW!!" Pinta Woobin.

"GW KASIH FREEPASS BUAT MANUSIA CUPAPS KAYAK ELU!!!" Yunseong gamau kalah.

"Bacot banget sumpah..." keluh Junho sambil garuk-garuk kuping.

Minseo ketawa-ketawa doang. Berbeda dengan Hyeop yang tidak tenang memandang langit malam itu.

Peristiwa langit malam itu terjadi hingga esok pagi.















Pagi nya,
Mereka memulai aktifitas produktif seperti biasa.

Sekolah, kuliah dan kerja lembur bagai kuda.

Hyeongjun memasuki kelas, dilihat nya Minhee yang berdiri tepat di samping tempat duduk nya.

"Minhee?" Panggil Hyeongjun.

Yang dipanggil sempat terkejut, ia tidak berbicara apa-apa. Bahkan gak nyapa balik, justru langsung pergi gitu aja balik ke kelas nya.

Hyeongjun heran, kenapa Minhee kayak begitu. Pas dia duduk, ada kertas disana.

"Bantuin gw pas ulangan nanti..."

"Perkara minta tolong ulangan doang, kenapa harus pake surat coba??" Ucap Hyeongjun sambil membaca pesan lain dibalik kertas.

"Tapi jangan ngaco, masa nilai nya masih tinggian gw? Pdahal kan gw yang nanya ke elu..."

Hyeongjun langsung kesel.

"ITU DIA!!! KANG MINHEE BAJINGAN LOE YA...!!!!" Teriak nya didalam kelas.

Jam pelajaran dimulai, Hyeongjun mendengarkan penjelasan guru sambil merhatiin jam.

Kapan dia harus ke toilet buat bantuin Minhee ngumpulin jawaban.

"Nanti aja deh pas jam semㅡ" perasaan Hyeongjun ga enak.

Dia reflek nengok ke Junho dan Minseo yang dari tadi sudah melirik ke arah nya.

"Kenapa?" Bisik Hyeongjun.

Tapi mereka berdua diam, terlihat Minseo yang menghitung dengan jari.

"3...2...1"

BRAK!

Hyeongjun terkejut karena seekor burung telah menabrak jendela tepat disamping nya.

"Mabok ya tuh unggas? Ampe nabrak..." ejek seorang murid.

"Mungkin dia mabok sama pesona nya Hyeongjun..." tambah murid lain.

"Nggak..." Hyeongjun menyadari ada yang aneh, ketika ia beranjak dari tempat duduk nya.

Banyak burung berjatuhan dari langit. Mereka semua panik.

"Semua nya tetap dikelas!!" Pinta sang guru sambil berlari ke luar.

Para murid berlarian menuju jendela untuk menyaksikan kejadian 'unik' nan mengerikan tersebut.

Tapi Hyeongjun, Junho dan Minseo tetap diam di tempat.

"Hyeongjun!!" Panggil Minhee.

"Junho! Minseo!!" Panggil Dongyun.

Mereka berdua mengajak 3 orang itu pergi menuju rooftop.

Hyeongjun menuruti Minhee, mau tidak mau Minseo dan Junho juga ikut.













Mereka ber-5 lari menaiki tangga, ketika para warga sekolah panik menuruni tangga.

"Kalian berdua tau sesuatu??" Tanya Junho.

"Alex..." jawab Dongyun.

"Ngapain lagi dia??" Tanya Minseo.

"Dia narik gravitasi burung-burung yang terbang di langit..." jelas Dongyun.

Hyeongjun ragu, apakah Dongyun dan Minhee sungguh-sungguh ingin kerja sama.

Pintu rooftop semakin dekat, Dongyun membuka pintu.

Ia langsung melemparkan kaca-kaca panjang bagaikan lembing dari atas sana sehingga jatuh tertancap ke tanah di lantai dasar.

"Gawat...!! JUNHO! MINSEO!! BALIK!!!" Teriak Hyeongjun.

"Hah!??" Junho dan Minseo terkejut oleh perintah dadakan dari Hyeongjun.

Minhee tersenyum.

Klak

Waktu berhenti, Minhee langsung menarik ke-3 anak itu lalu melempar mereka semua ke bawah.

Klak

Waktu kembali berjalan.

"Kita??" Minseo terkejut.

"Dasar brengsek..." kesal Hyeongjun.

Jika mereka hanya diam tanpa melakukan apa-apa, maka hidup mereka akan berakhir tertancap lembing beling di bawah sana.








TBC








Continue Reading

You'll Also Like

235K 35.3K 64
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
1M 84.4K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
457K 8.5K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
56.9K 5.1K 45
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...