Sniper Mate: Demon Blood

By canzolend

772K 57.6K 3.8K

Update setiap hari - RANDOM- ON REVISI! Alex adalah seorang werewolf, dan Alpha adalah nama panggilan dari ge... More

-Sniper MATE-
BAB 1: Cafe Incident
BAB 2: Meeting a Strange Person
BAB 3: Reaction
BAB 4: She is Again
BAB 5: Again
BAB 6: Sorry
BAB 7: Black Wolf
BAB VIII: Secret
BAB IX: Amon?
BAB X: Bored
BAB XI: Reon
BAB XII: Coming
BAB XIII: Carl
BAB XIV: New Person
BAB XV: School
BAB XVI: School 2
BAB XVII: Amon 2
BAB XVIII: Albert
BAB XIX: Fight
BAB XX: Who Are You
BAB XXI: Glenn
BAB XXII: Friends?
BAB XXIII: Flufy
BAB XXIV: Going to mall
BAB XXV: Attack!
BAB XXVI: Escape
BAB XXVII: Escape 2
BAB XXVIII: Escape 3
BAB XXIX: Escape 4
BAB XXX: Amon 3
BAB XXXI: Reon 2
BAB XXXII: Reon 3
BAB XXXIII: I want...
BAB XXXIV: I Want 2
BAB XXXV: Luis
BAB XXXVI: Alex
BAB XXXVII: Alex 2
BAB XXXVIII: Aster
BAB XXXIX: Aster 2
BAB XL: Back
BAB XLI: Just
BAB XLII: Just, say good bye
XLIII BAB: Just, say good bye 2
BAB XLIV: Last Night
BAB XLV: Last Night 2
BAB XLVI: Last Night 3
BAB XLVII: Last Night 4
BAB XLVIII: Black
BAB XLIX: New Life
L: Trap
BAB LI: Collapse
BAB LII: Substitute
BAB LIV: Demon Blood 2
BAB LV: Demon Blood 3
BAB LVI: Demon Blood 4
BAB LVII: Demon Blood 5
BAB LVIII: Werewolf
BAB LIX: Werewolf 2
BAB LX
BAB LXI
BAB LXII
BAB LXIII
BAB LXIV
BAB LXV: Something Happen
BAB LXVI: Something Happen 2
BAB LXVII: Something Happen 3
BAB LXIX: I'm Demon
BAB LXX: I'm Demon 2
BAB LXXI: I'm Demon 3
BAB LXXII: I'm Demon
BAB (lupa): I'm Demon
BAB LXXIV: I'm Demon
BAB LXXV: D-Day
BAB LXXVI: D-Day
BAB LXXVII: D-Day
BAB ?: D-Day
BAB ?: D-Day
BAB ?: D-Day
BAB ?: Give and Take
BAB ?: GIVE AND TAKE 2
BAB?: Give and Take 3
BAB?: GIVE AND TAKE 4
BAB ?: GIVE AND TAKE5
BAB?: Give and Take 6
BAB: Strange
BAB: My Fault
BAB: New Thing
BAB: Help Me Take it Back

BAB LIII: Demon Blood

3.5K 368 14
By canzolend


Demon Blood


Di musim semi yang penuh bunga bermekaran, pohon mulai tumbuh hijau, dengan langit yang cerah. Semua terlihat kembali ke kegiatan masing masing setelah hibernasi selama musim dingin, berbahagia menyambut musim dingin yang telah lewat.

Dan hari ini sudah terhitung hampir 2 bulan Erza tidak kembali kerumahnya, membuat suasana rumah yang awalnya ramai akan kehadiran gadis itu sekarang menjadi sepi seperti tak berpenghuni. Itulah yang Barms rasakan setalah mendengar putrinya itu pergi entah kemana dari Amon.

Menyesap tehnya sambil menghela nafas, Barms miliriknya Albert yang terduduk bosan disana sambil sesekali menghela nafas seperti yang dilakukannya, atau Lina yang sekarang berdiri disampingnya sambil terdiam membisu tidak tau ingin melakukan apa.

Apalagi Amon yang sangat jarang terlihat dirumah, dan yang dirinya dengar dari Lina. Amon mengunjungi batas barrier setiap pulang dari perusahaan. Lebih tepatnya barrier yang terpasang tidak jauh dari perbatasan pack milik Alex, barrier yang tiba tiba terpasang berlapis itu pasti ada maksudnya dan mereka yakin Alex yang membawa Erza sekarang.

"Bisakah aku menembusnya?" tanya Barms menaruh cangkir teh yang dibawanya.

Lina tiba tiba menoleh dengan wajah terkejut kearahnya, terdiam sejenak wanita itu terlihat ragu mengatakannya.

"Aku bisa menembusnya?" tanya Barms lagi, ia pun tidak ingin hanya duduk diam dirumah seperti yang biasanya. Erza adalah putrinya, tentu dia ingin gadis itu kembali juga.

"Maaf tuan, barrier yang mereka buat berbeda dengan yang saya juga Amon buat. Jika anda melewatinya, anda akan menjadi abu saat itu juga. Dan ada setidaknya 10 barrier disana" jelas Lina menghela nafasnya.

Hening sejenak sebelum Barms menyahuti perkataan Lina. "Kau juga penyihir bukan? Apa kau tidak bisa membuka barrier itu?"

"Maaf tuan, tidak bisa. Itu akan melanggar peraturan yang sudah ditetapkan" jawab Albert yang tiba tiba berada di samping kiri Barms.

"Lalu bagaimana caranya agar putriku bisa kembali?"

"Tentu dengan usahanya sendiri"

Albert, Lina, dan Barms menoleh bersamaan, menatap Luis yang tiba tiba menjawab pertanyaan Barms. Albert dan Lina membungkuk atas kehadiran Luis.

Sambil tersenyum masam dia menatap Barms yang berdiri dari duduknya. "Tempat ini terlihat menyedihkan tanpa putrimu tuan" komentar Luis.

Namun sepertinya Barms tidak tertarik mendengar basa basi yang Luis lakukan sekarang. "Apa maksudmu dengan usaha putriku sendiri?" tanya Barms menautkan alisnya.

Luis tertawa. "Kau tidak bisa diajak basa basi tuan"

"Katakan" potong Barms tidak sabar.

"Aku menggantikan sementara posisi Amon dengan dua omega kecil disana, dan merekalah yang nantinya akan membantu Erza tau siapa dirinya" jelas Luis lalu menoleh kebelakang.

"Benar bukan, Amon?" dan pria tersebut hanya mengangguk lemah tanpa menoleh kearahnya.

"Lagi pula Amon terlalu memaksa. Obati dia Lina, tulang lengan hingga bahunya remuk setelah mencoba melewati barrier itu" jelas Luis sambil memainkan mimik wajahnya, karena dia tau Amon sedang marah kepadanya.

"Baik tuan" jawab Lina segera membawa Amon kedalam untuk diobati.

"Jadi, aku hanya harus menunggu disini?" tanya Barms dengan wajah lesu.

"Tentu saja tidak, aku datang kemari untuk memberikan waktu kepada kalian. 10 menit dan hanya bisa dilakukan dua hari sekali"

"Kalian bisa berikan apapun kepada Erza" tau apa yang dimaksud oleh Luis, Albert memberikan sebelah tangannya yang terbuka. Luis meraih tangan itu lalu menggoreskan kukunya di lengan Albert hingga darah mengucur dilantai teras rumah tersebut.

Goresan itu berubah menjadi sebuah tanda dengan sebuah tulisan yang rumit. "Jangan berterima kasih kepadaku, Levana sepertinya tidak terima kalau calon bibinya itu akan menikah dengan orang yang tidak pantas" setelah mengatakan hal itu Luis berjalan menjauh.

"Baiklah, aku harus pergi sekarang. Gadis gadis itu pasti memarahiku jika telat menghadiri pesta teh mereka"

Barms menoleh kearah Albert setelah Luis benar benar pergi. "Levana?"

"Benar tuan, dia adalah putri dari seorang demon blood pertama"

Barms terdiam, pria itu hanya tidak menyangka jika ada orang lain seperti putrinya. Bahkan sudah memiliki keluarga sekarang.

.

.

.

Celin dan Celina membuka matanya bersamaan sambil memandang linglung satu sama lain. Tentu saja, seingatnya mereka berada ditengah perjalanan membawakan minuman untuk Alpha, tapi sekarang mereka berada di kamar, berbaring diatas tempat tidur tanpa mengingat apapun.

"Kenapa kita disini?" tanya Celin kepada Celina, namun adiknya itu menjawab dengan sebuah gelengan.

Dengan masih diterpa rasa bingung mereka bangkit dan turun dari atas tempat tidur, lalu menatap kearah jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 10:00, yang berarti mereka kesiangan. Lalu bagaimana dengan nasip nona mereka.

Mencoba mempersingkat waktu si kembar itu berlari terburu buru menuju ruangan Erza, dan setelah dibukanya pintu tersebut. Semua pasang mata disana memandang ke arah mereka bersamaan, ada banyak omega lain didalam ruangan nona mereka.

"Kalian sudah sembuh Celin, Celina?" tanya salah satu dari mereka sambil menghampiri Celin juga Celina.

"Kembalilah tidur, kami bisa menggantikan kalian" lanjut wanita itu sambil memegang dahi dikembar yang sudah tidak panas seperti kemarin.

"Kalian deman dan pingsan dilorong kemarin" ucap omega lain sambil menyuguhkan minuman, kasihan dengan si kembar yang tersenggal senggal setelah berlarian.

"Jangan terlalu memaksa, jika kalian lelah. Kami bisa menggantikan kalian" ucap yang lain lagi sambil menggiring si kembar untuk duduk.

"Tapi itu sudah menjadi tugas kami" ucap Celin menanggapi uangkapan khawatir dari omega lain.

"Kalian bukan mesin" balas 3 omega itu secara bersamaan, membuat Celin dan Celina terdiam mendengarnya.

"Dan lagi, kalian masih kecil" lanjut omega tersebut.

Celin dan Celina menunduk, mungkin apa yang mereka katakan benar. Lalu harus apa mereka jika bukan menjaga dan menemani nona mereka sekarang.

Melihat Celin dan Celina yang terdiam membuat ketiga wanita itu merasa kalau mereka sedikit terlalu keras menyuruhnya agar tetap istirahat.

"Baiklah, kalian boleh tetap disini dan hanya melihat. Kalian juga boleh membaca buku yang ada disana" ucap omega tersebut sambil menunjuk kearah tumpukan buku dimeja kecil pojok ruangan.

Setelah menatap tumpukan buku itu, Celina mendongak dan berkata. "Apa boleh kami ke perpustakaan?" tanyanya.

Ketiga wanita itu mengangguk mengiyakan permintaannya. Dengan semangat Celina menaruh gelas yang dibawanya ke meja dan melakukan hal yang sama dengan gelas kakaknya.

Celina turun lalu menunduk. "Terima kasih, kami diperpustakaan saja" ucapnya tanpa keterangan yang jelas sambil menyeret kakaknya untuk segera mengikutinya.

.

.

.

"Celina, apa yang kau lakukan?" tanya Celin kebingungan saat ditarik menjauhi ruangan Erza.

'Aku penasaran' jawab Celina lewat mindlinknya.

'Penasaran apa?' tanya Celin lagi.

'Apa dengan tau nona sebenarnya, nona bisa sembuh?' jawab Celin sambil menoleh mencari jalan menuju perpustakaan.

'Maksudmu, mencari obat untuk nona?' tanya Celin, dan Celina menganggukkinya.

"Baiklah, ayo ke perpustakaan" semangat Celin ganti menarik adiknya.

Lama berkeliling, Celin juga Celina tidak sadar kalau mereka malah berlari menuju gudang senjata yang ditunggu oleh banyak warrior. Mereka berhenti sambil memperhatikan beberapa pria yang juga menatap mereka, sama sama bingung.

"Bukankah kalian omega baru Luna?" tanya salah seorang pria kepada mereka, tentu si kembar mengangguk.

"Kenapa kalian disini?" tanya pria itu lagi.

Saling menatap sejenak, Celin menjawab. "Kami mencari perpustakaan"

Jawaban sikembar sontak mengundang tawa para warrior disana. "Kalian tidak akan menemukan buku didalam sini, ini adalah gudang senjata" jelas pria itu memasang wajah lembutnya.

"Kita salah?" tanya Celina dengan raut sedikit ketakutan.

"Biar kuantar kalian" ucap pria itu mengandeng Celin dan Celina.

"Kau cocok jadi ayah Ser, cepat cari matemu" goda warrior lain sambil menertawakannya.

Sergye yang menggandeng si kembar hanya menoleh memberikan tatapan tajam kepada teman temannya. Celin dan celina tersenyum, mereka pikir tidak semua orang didalam pack ini memiliki sifat yang jahat seperti yang mereka bayangkan sebelumnya.

Pria itu mengantarkan mereka hingga masuk kedalam perpustakaan, lalu meninggalkannya setelah mengambilkan tangga kecil jikalau buku memang berada di rak atas.

"Aku akan mencari buku disebelah sini" ucap Celin dan Celina mencari di rak sebaliknya.

Dengan semangat Celin dan Celina mencari buku yang mereka cari, bahkan mencarinya sampai dirak paling atas. Tidak putus asa si kembar itu pindah ke rak lain dan melakukan hal yang sama, mencari sebuah buku dari bawah sampai keatas.

"Kau menemukan sesuatu Celina?" tanya Celin yang berada diseberang.

"Tidak kakak" jawab Celina sambil membaca satu persatu judul buku dihadapannya.

"Golden moon" eja Celina membaca tulisan kecil dan miring tersebut.

"Apa?" tanya Celin setelah mendengar ejaan adiknya itu.

"Aku menemukan buku berjudul Golden moon" jawab Celina sambil menarik buku bersampul emas itu dari tempatnya.

Celin turun dari tangga untuk menghampiri adiknya lalu melihat buku yang Celina sodorkan kepadanya. Celin tersenyum senang menatapi buku itu, membuat adiknya kebingungan saat turun dari tangga.

"Ada apa kakak?" tanya Celina.

"Kau ingat, seseorang pernah berkata jika kita berasal dari sini"

Melirik kesamping sejenak, Celina masih kebingungan. "Kita berasal dari bulan?"

Dan tanggapan adiknya itu membuatnya merengut. "Tidak" Celin membuka buka buku itu hingga sampai pada suatu halaman yang menunjukkan sebuah peta menuju kesebuah tempat yang berwarna emas.

"Ini, pack ini" ucapnya menunjuk nunjuk tempat tersebut.

Celina mengerutkan alisnya, sekarang dia ingat memang ada seseorang yang mengatakan itu kepada mereka. "Tapi kakak, bukankah tempat itu hanya sebuah mitos" jawab Celina dengan raut sedih, tempat itu tidak pernah ditemukan jadi bagaimana mungkin mereka berasal dari sana. 

.

.

.

Tbc 

😭Komitmen rasa apa ini, 2 minggu lebih sudah kutinggalkan. 

Nasip yang mau lulus bulan Maret, Try out, tugas, daring. Belum prakteknya😭 

Sungguh sabar kalian yang masih stay di ceritaku ini, maaf ya semua. Kali ini aku beneran bakal update teratur, se enggaknya kalau telat 2 hari sekali. Aku sendiri ngerasa novel ini kelamaan padahal udah tinggal tamat. 

Dan maaf lagi, aku mau promosi 1 novelku yang berjudul "Arrhenphobia" yang aku publish di Dreame. Sekiranya ada yang minat baca, dan nama aku tentu masih sama BlackCat. Gendrenya tentu bukan romance (mungkin ada, tapi cuma sedikit) lebih ke mental health dan teen fiction. 

Sudah itu aja, terima kasih semua😊💜

Continue Reading

You'll Also Like

2.1K 227 15
Namjoon tidak sengaja menghamili bandmate-nya, Jin, karena rut yang tak terduga. Semua semakin rumit sebab Namjoon masih harus menyelesaikan wajib mi...
429K 48K 56
[SUDAH TERBIT] Karena rasa penasaran yang tinggi, Jungwon pemuda berusia 17 tahun tersebut nekat masuk ke dalam hutan yang dianggap angker oleh masya...
4.2M 184K 70
"Jilat aku, aku menginginkannya! Bagian bawahku juga! Aku ingin merasakan mulutmu di sana, cantik." ------------- Sejak mempunyai kekuatan membaca pi...
1.3M 101K 62
Bagaimana jika seorang King of Werewolf dikhianati matenya sebanyak 3 kali? Dialah Dareen Walcott. Seorang pria yang berpenampilan bak dewa yunani it...